Yati
Yati berasal dari Jakarta, Indonesia. Pada Mei 2018, perut kanan bawahnya terasa berat, kembung dan nyeri. Selain itu, ia sering merasakan sakit di perutnya setiap kali menstruasi. Jadi ia memutuskan pergi ke rumah sakit setempat untuk melakukan pemeriksaan. Melalui pemeriksaan USG abdomen, ditemukan benjolan pada ovarium kanan. Atas saran dokter, ia menjalani reseksi bedah dan hasil biopsi patologis pasca operasi menunjukkan kanker endometrium. Hasil biopsi membuat Yati dan keluarganya merasa sangat sedih dan khawatir. Awalnya berpikir gejala tidak nyaman akan hilang setelah pengobatan, tetapi kondisinya tidak membaik setelah operasi, perut kanan bawah malah menjadi lebih sakit dan luka operasinya berdarah. Yati dan suaminya pun memutuskan untuk mencari rumah sakit lain untuk pengobatan kedua.
Ketika Yati pergi ke rumah sakit kedua, dokter menyarankan agar ia melakukan reseksi bedah lagi, tetapi kondisinya tetap tidak membaik setelah operasi kedua. Dua pengalaman pengobatan yang gagal membuat Yati sangat sedih. "Pada waktu itu, saya sering diam-diam menangis karena saya tidak ingin anak saya tahu bahwa kondisi saya sudah sangat serius," tutur Yati. Di saat itulah Yati dan suaminya menyadari bahwa metode bedah konvensional tidak dapat menyembuhkan kanker endometriumnya.
Berkat Pengobatan Komprehensif Minimal Invasif, Ia Menemukan Harapan Pengobatan
Suami Yati mulai mencari informasi teknologi pengobatan kanker canggih di internet. Melalui Google, ia mengetahui tentang St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Yati dan suaminya segera pergi ke kantor perwakilan Jakarta untuk mengetahui lebih lanjut tentang teknologi dan layanan dari Modern Cancer Hospital Guangzhou. "Pada waktu itu, kondisi saya sudah sangat serius dan perut saya sangat sakit. Tetapi ketika saya tiba di kantor (Jakarta), saya tidak berani menemui dokter, jadi hanya suami dan anak saya yang masuk untuk berkonsultasi. Suami saya memberi tahu saya bahwa ahli onkologi di kantor memperkenalkan berbagai teknologi pengobatan baru. Dokter juga mengatakan bahwa pengobatan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou tidak akan membuat pasien menderita seperti pengobatan di Indonesia," kata Yati.
Selain mengetahui bahwa RS memiliki teknologi pengobatan kanker yang canggih, Yati juga melihat banyak pasien Indonesia yang pernah dirawat di Modern Cancer Hospital Guangzhou dan mendapatkan hasil yang baik. Melalui pemahaman beberapa aspek inilah, Yati mendapatkan harapan pengobatan kanker. Ia dan keluarganya akhirnya memutuskan untuk pergi berobat ke China.
Yati berfoto bersama staf medis dan penerjemah
Intervensi + Brachytherapy Membantunya Memerangi Kanker Endometrium
Pada 12 Agustus 2018, didampingi suaminya, Yati datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Menurut berbagai hasil pemeriksaan, tim medis multidisiplin (MDT) menetapkan program terapi komprehensif Intervensi + Brachytherapy untuknya. Sebelum intervensi pertama, Yati agak takut dan khawatir, tetapi begitu melihat staf medis yang begitu ramah kepadanya di ruang operasi, ia pun merasa lega. "Ketika saya dirawat di rumah sakit, perut saya terus terasa sakit. Setelah pengobatan, rasa sakitnya hilang. Saya telah lima kali datang ke RS. Setelah pengobatan keempat dan kembali ke Indonesia untuk pemulihan, saya merasa kondisi saya membaik secara signifikan. Dibandingkan dengan teknologi pengobatan di Indonesia, metode Minimal Invasif di sini minim rasa sakit dan efek samping. Sekarang saya bisa hidup normal, bisa berjalan lama tanpa merasa lelah, nafsu makan juga sangat baik, bahkan berat badan saya bertambah 9 kg," tutur Yati dengan senang saat diwawancara.
Setelah lima kali Intervensi dan tiga kali Brachytherapy, kondisi fisik Yati berangsur-angsur membaik. Gejala-gejala tidak nyaman menghilang, kelenjar getah bening pelvis dan lesi di rektum juga menghilang, dan sekarang kondisinya stabil.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, Yati tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada staf medis dan memotivasi pasien kanker lainnya. Ia berkata: "Pertama-tama, terima kasih kepada St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang telah membuat saya memperoleh kehidupan baru dan membuat keluarga saya bahagia. Terima kasih kepada dokter, perawat, penerjemah yang telah merawat saya dengan sangat baik. Jika Anda terkena kanker, Anda harus menemukan pengobatan yang tepat dan jangan menyerah. Saya percaya kalian juga dapat mengalahkan kanker, semoga Anda cepat pulih."
Yati
Yati berasal dari Jakarta, Indonesia. Pada Mei 2018, perut kanan bawahnya terasa berat, kembung dan nyeri. Selain itu, ia sering merasakan sakit di perutnya setiap kali menstruasi. Jadi ia memutuskan pergi ke rumah sakit setempat untuk melakukan pemeriksaan. Melalui pemeriksaan USG abdomen, ditemukan benjolan pada ovarium kanan. Atas saran dokter, ia menjalani reseksi bedah dan hasil biopsi patologis pasca operasi menunjukkan kanker endometrium. Hasil biopsi membuat Yati dan keluarganya merasa sangat sedih dan khawatir. Awalnya berpikir gejala tidak nyaman akan hilang setelah pengobatan, tetapi kondisinya tidak membaik setelah operasi, perut kanan bawah malah menjadi lebih sakit dan luka operasinya berdarah. Yati dan suaminya pun memutuskan untuk mencari rumah sakit lain untuk pengobatan kedua.
Ketika Yati pergi ke rumah sakit kedua, dokter menyarankan agar ia melakukan reseksi bedah lagi, tetapi kondisinya tetap tidak membaik setelah operasi kedua. Dua pengalaman pengobatan yang gagal membuat Yati sangat sedih. "Pada waktu itu, saya sering diam-diam menangis karena saya tidak ingin anak saya tahu bahwa kondisi saya sudah sangat serius," tutur Yati. Di saat itulah Yati dan suaminya menyadari bahwa metode bedah konvensional tidak dapat menyembuhkan kanker endometriumnya.
Berkat Pengobatan Komprehensif Minimal Invasif, Ia Menemukan Harapan Pengobatan
Suami Yati mulai mencari informasi teknologi pengobatan kanker canggih di internet. Melalui Google, ia mengetahui tentang St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Yati dan suaminya segera pergi ke kantor perwakilan Jakarta untuk mengetahui lebih lanjut tentang teknologi dan layanan dari Modern Cancer Hospital Guangzhou. "Pada waktu itu, kondisi saya sudah sangat serius dan perut saya sangat sakit. Tetapi ketika saya tiba di kantor (Jakarta), saya tidak berani menemui dokter, jadi hanya suami dan anak saya yang masuk untuk berkonsultasi. Suami saya memberi tahu saya bahwa ahli onkologi di kantor memperkenalkan berbagai teknologi pengobatan baru. Dokter juga mengatakan bahwa pengobatan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou tidak akan membuat pasien menderita seperti pengobatan di Indonesia," kata Yati.
Selain mengetahui bahwa RS memiliki teknologi pengobatan kanker yang canggih, Yati juga melihat banyak pasien Indonesia yang pernah dirawat di Modern Cancer Hospital Guangzhou dan mendapatkan hasil yang baik. Melalui pemahaman beberapa aspek inilah, Yati mendapatkan harapan pengobatan kanker. Ia dan keluarganya akhirnya memutuskan untuk pergi berobat ke China.
Yati berfoto bersama staf medis dan penerjemah
Intervensi + Brachytherapy Membantunya Memerangi Kanker Endometrium
Pada 12 Agustus 2018, didampingi suaminya, Yati datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Menurut berbagai hasil pemeriksaan, tim medis multidisiplin (MDT) menetapkan program terapi komprehensif Intervensi + Brachytherapy untuknya. Sebelum intervensi pertama, Yati agak takut dan khawatir, tetapi begitu melihat staf medis yang begitu ramah kepadanya di ruang operasi, ia pun merasa lega. "Ketika saya dirawat di rumah sakit, perut saya terus terasa sakit. Setelah pengobatan, rasa sakitnya hilang. Saya telah lima kali datang ke RS. Setelah pengobatan keempat dan kembali ke Indonesia untuk pemulihan, saya merasa kondisi saya membaik secara signifikan. Dibandingkan dengan teknologi pengobatan di Indonesia, metode Minimal Invasif di sini minim rasa sakit dan efek samping. Sekarang saya bisa hidup normal, bisa berjalan lama tanpa merasa lelah, nafsu makan juga sangat baik, bahkan berat badan saya bertambah 9 kg," tutur Yati dengan senang saat diwawancara.
Setelah lima kali Intervensi dan tiga kali Brachytherapy, kondisi fisik Yati berangsur-angsur membaik. Gejala-gejala tidak nyaman menghilang, kelenjar getah bening pelvis dan lesi di rektum juga menghilang, dan sekarang kondisinya stabil.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, Yati tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada staf medis dan memotivasi pasien kanker lainnya. Ia berkata: "Pertama-tama, terima kasih kepada St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang telah membuat saya memperoleh kehidupan baru dan membuat keluarga saya bahagia. Terima kasih kepada dokter, perawat, penerjemah yang telah merawat saya dengan sangat baik. Jika Anda terkena kanker, Anda harus menemukan pengobatan yang tepat dan jangan menyerah. Saya percaya kalian juga dapat mengalahkan kanker, semoga Anda cepat pulih."