Rumani dan Suami
Ia merias wajahnya dengan sederhana, mengenakan topi putih, tersenyum dari waktu ke waktu, terlihat bermartabat dan cantik, membuat orang-orang tidak akan menyangka bahwa ia adalah seorang pasien yang sudah lama tersiksa kanker. Ia adalah seorang pasien adenokarsinoma papiler ovarium berusia 67 tahun asal Indonesia, 1 tahun yang lalu, ia yang masih hidup bahagia bersama suami dan anak-anaknya di Jakarta, tak pernah terpikir bagaimana dirinya bisa menerima siksaan seperti ini.
Duka : Kanker yang tersembunyi pada sebuah operasi kecil
Desember 2013, Rumani tiba-tiba merasa sakit di perut bawah sebelah kanannya, dan mengalami serangan paroksismal, sakit yang berulang pada bagian perutnya membuat Rumani dan keluarganya khawatir, kemudian hasil CT scan di rumah sakit setempat membuktikan kecurigaan mereka, ternyata di perut bawah sebelah kanan Rumani terdapat benjolan, pada 6 januari 2014, dokter setempat memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan, awalnya ia hanya mengira ini adalah sebuah operasi kecil, operasi usus buntu yang sederhana, sayangnya pada saat melakukan operasi, dokter menemukan adanya invasi tumor pada bagian kanan perutnya, terjadi adhesi serius pada tumor ovarium dan jaringan disekitarnya, sehingga tidak bisa diangkat, jadi dokter memutuskan untuk memotong usus buntunya setelah mengelupas jaringan sekitar tumor. Setelah operasi, Rumani kembali terdiagnosa "Adenokarsinoma papiler ovarium dengan metastase ke usus buntu" di rumah sakit setempat.
Setelah mendengar diagnose dari dokter, Rumani dan keluarganya pun hanyut dalam kesedihan, "Dokter setempat menyarankan saya untuk melakukan kemoterapi, namun kami menolak," kata Rumani. Karena seorang kakaknya meninggal setelah menjalani kemoterapi di Singapura, Rumani menolak saran pengobatan dari dokter. Secara kebetulan, Rumani diberitahu temannya, bahwa pengobatan tradisional China memiliki efek yang baik terhadap pengobatan kanker, mereka pun memutuskan untuk melakukan pengobatan sendiri di rumah menggunakan obat-obatan China. Namun, sudah hampir 2 bulan ia melakukan pengobatan sendiri dan kondisinya masih tidak kunjung membaik, sel kankernya malah menyebar, dan kondisinya semakin memburuk.
Harapan : Teknologi baru pengobatan kanker, meringankan rasa sakit akibat kemoterapi
Ketika seluruh keluarga mengkhawatirkan keadaan Rumani, adik laki-lakinya mendengar tentang Modern Cancer Hospital Guangzhou, "Saya dengar di sana terdapat teknologi baru pengobatan kanker, kami pun memutuskan untuk pergi melihatnya," Rumani dan suaminya pun datang ke kantor perwakilan rumah sakit di Jakarta, "Dokter di kantor perwakilan menunjukkan kepada kami video tentang Intervensi, Cryosurgery, dan Penanaman biji partikel, serta menunjukkan foto-foto pasien kanker sebelum dan sesudah menjalani pengobatan, saya tidak pernah mendengar teknologi-teknologi ini di Indonesia, metode yang tidak memerlukan kemoterapi seluruh badan," cerita Rumani dengan ceria. Namun, anak-anak Rumani masih mengkhawatirkannya yang akan pergi berobat di luar negeri, "Mereka khawatir di sini saya terhalang bahasa, tidak cocok dengan kehidupan di sini, tetapi ini semua dapat saya atasi.” Saat menceritakan hal ini, wajah Rumani dan suami menyimpan penuh arti, saat ini ia 4 kali datang ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan, di rumah sakit ia menemukan banyak pasien yang juga berasal dari Indonesia, selama menjalani pengobatan, mereka saling memberikan dukungan dan kenyamanan, sehingga tidak perlu khawatir akan merasa kesepian selama di rumah sakit.
Kejutan : Terapi Intervensi dan Imunisasi Biologi membuat tumornya menyusut 90%
12 maret 2014, dengan bantuan staff kantor perwakilan yang ada di Indonesia, Rumani dan suaminya datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou, "Staff kantor membantu kami mengurus segala yang diperlukan untuk keberangkatan, begitu turun dari pesawat, sudah ada orang yang menjemput kami, semua menjadi sangat mudah", di depan kamera, Rumani dan suami terus memuji pelayanan rumah sakit. Setelah masuk rumah sakit, Rumani didiagnosis terkena "adenokarsinoma papiler ovarium dengan metastase ke usus buntu pasca operasi", ukuran tumor sekitar 5x8cm. Dengan cepat rumah sakit membentuk tim MDT untuk melakukan pengobatan terhadapnya, setelah berdiskusi, diputuskan menggunakan "Intervensi + Terapi Imunisasi biologi”. Dokter Lai PeiSheng, yang menangani Rumani menjelaskan, terapi Imunisasi biologi adalah metode yang meningkatkan jumlah sel-sel kekebalan tubuh, meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap sel kanker untuk mencapai efektifitas pengobatan, untuk mencegah dan mengurangi kekambuhan dan metastasis dari kanker ovarium. Sedangkan Intervensi biasanya cocok untuk pasien yang tidak ingin menjalani operasi, melalui embolisasi dan perfusi menghambat pertumbuhan dan penyebaran tumor, dan pada akhirnya membuat kanker mati kelaparan. Saat ini, sudah kali yang ke-4 Rumani dirawat di rumah sakit, setelah melalui 7 kali terapi Intervensi yang dipadukan dengan Imunisasi biologi, sekarang tumornya telah menyusut 90%, ukurannya kini menjadi 3x2cm. Berbicara mengenai efektifitas pengobatan, dengan gembira ia mengatakan, “Setelah pengobatan ke 3 selesai, tubuh saya jauh lebih baik, saat ini semangat saya sangat baik, banyak kegiatan yang diadakan oleh rumah sakit, termasuk tur ke guangzhou tower dan kelas bahasa mandarin, semuanya saya ikuti," cerita Rumani dengan penuh senyum.
Beberapa hari lagi Rumani akan segera meninggalkan rumah sakit, ia dan suami yang senang berjalan-jalan, akan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Shanghai dan tempat-tempat lainnya, "Selama saya tinggal di rumah sakit, selain kepedulian dan perhatian dari para perawat, saya juga berterima kasih kepada suami saya yang selalu menemani, ia memberikan saya cinta yang selamanya tidak akan pernah bisa saya balas,” ia menceritakannya dengan oenuh perasaan, suaminya yang ada di sisinya pun memberikan sebuah ciuman penuh kasih sebagai dorongan, ia pun membalasnya sebagai ungkapan terimakasih. Pasangan suami istri ini memiliki kepercayaan Kristen, mereka percaya, bahwa optimisme adalah arti sebenarnya dari kehidupan, dan karena semangat optimis inilah, mereka melawan kanker tanpa rasa takut dan penyesalan, yang membuat mereka pada akhirnya dapat mengatasi penyakit ini.
Rumani dan Suami
Ia merias wajahnya dengan sederhana, mengenakan topi putih, tersenyum dari waktu ke waktu, terlihat bermartabat dan cantik, membuat orang-orang tidak akan menyangka bahwa ia adalah seorang pasien yang sudah lama tersiksa kanker. Ia adalah seorang pasien adenokarsinoma papiler ovarium berusia 67 tahun asal Indonesia, 1 tahun yang lalu, ia yang masih hidup bahagia bersama suami dan anak-anaknya di Jakarta, tak pernah terpikir bagaimana dirinya bisa menerima siksaan seperti ini.
Duka : Kanker yang tersembunyi pada sebuah operasi kecil
Desember 2013, Rumani tiba-tiba merasa sakit di perut bawah sebelah kanannya, dan mengalami serangan paroksismal, sakit yang berulang pada bagian perutnya membuat Rumani dan keluarganya khawatir, kemudian hasil CT scan di rumah sakit setempat membuktikan kecurigaan mereka, ternyata di perut bawah sebelah kanan Rumani terdapat benjolan, pada 6 januari 2014, dokter setempat memutuskan untuk melakukan operasi pengangkatan, awalnya ia hanya mengira ini adalah sebuah operasi kecil, operasi usus buntu yang sederhana, sayangnya pada saat melakukan operasi, dokter menemukan adanya invasi tumor pada bagian kanan perutnya, terjadi adhesi serius pada tumor ovarium dan jaringan disekitarnya, sehingga tidak bisa diangkat, jadi dokter memutuskan untuk memotong usus buntunya setelah mengelupas jaringan sekitar tumor. Setelah operasi, Rumani kembali terdiagnosa "Adenokarsinoma papiler ovarium dengan metastase ke usus buntu" di rumah sakit setempat.
Setelah mendengar diagnose dari dokter, Rumani dan keluarganya pun hanyut dalam kesedihan, "Dokter setempat menyarankan saya untuk melakukan kemoterapi, namun kami menolak," kata Rumani. Karena seorang kakaknya meninggal setelah menjalani kemoterapi di Singapura, Rumani menolak saran pengobatan dari dokter. Secara kebetulan, Rumani diberitahu temannya, bahwa pengobatan tradisional China memiliki efek yang baik terhadap pengobatan kanker, mereka pun memutuskan untuk melakukan pengobatan sendiri di rumah menggunakan obat-obatan China. Namun, sudah hampir 2 bulan ia melakukan pengobatan sendiri dan kondisinya masih tidak kunjung membaik, sel kankernya malah menyebar, dan kondisinya semakin memburuk.
Harapan : Teknologi baru pengobatan kanker, meringankan rasa sakit akibat kemoterapi
Ketika seluruh keluarga mengkhawatirkan keadaan Rumani, adik laki-lakinya mendengar tentang Modern Cancer Hospital Guangzhou, "Saya dengar di sana terdapat teknologi baru pengobatan kanker, kami pun memutuskan untuk pergi melihatnya," Rumani dan suaminya pun datang ke kantor perwakilan rumah sakit di Jakarta, "Dokter di kantor perwakilan menunjukkan kepada kami video tentang Intervensi, Cryosurgery, dan Penanaman biji partikel, serta menunjukkan foto-foto pasien kanker sebelum dan sesudah menjalani pengobatan, saya tidak pernah mendengar teknologi-teknologi ini di Indonesia, metode yang tidak memerlukan kemoterapi seluruh badan," cerita Rumani dengan ceria. Namun, anak-anak Rumani masih mengkhawatirkannya yang akan pergi berobat di luar negeri, "Mereka khawatir di sini saya terhalang bahasa, tidak cocok dengan kehidupan di sini, tetapi ini semua dapat saya atasi.” Saat menceritakan hal ini, wajah Rumani dan suami menyimpan penuh arti, saat ini ia 4 kali datang ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan, di rumah sakit ia menemukan banyak pasien yang juga berasal dari Indonesia, selama menjalani pengobatan, mereka saling memberikan dukungan dan kenyamanan, sehingga tidak perlu khawatir akan merasa kesepian selama di rumah sakit.
Kejutan : Terapi Intervensi dan Imunisasi Biologi membuat tumornya menyusut 90%
12 maret 2014, dengan bantuan staff kantor perwakilan yang ada di Indonesia, Rumani dan suaminya datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou, "Staff kantor membantu kami mengurus segala yang diperlukan untuk keberangkatan, begitu turun dari pesawat, sudah ada orang yang menjemput kami, semua menjadi sangat mudah", di depan kamera, Rumani dan suami terus memuji pelayanan rumah sakit. Setelah masuk rumah sakit, Rumani didiagnosis terkena "adenokarsinoma papiler ovarium dengan metastase ke usus buntu pasca operasi", ukuran tumor sekitar 5x8cm. Dengan cepat rumah sakit membentuk tim MDT untuk melakukan pengobatan terhadapnya, setelah berdiskusi, diputuskan menggunakan "Intervensi + Terapi Imunisasi biologi”. Dokter Lai PeiSheng, yang menangani Rumani menjelaskan, terapi Imunisasi biologi adalah metode yang meningkatkan jumlah sel-sel kekebalan tubuh, meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap sel kanker untuk mencapai efektifitas pengobatan, untuk mencegah dan mengurangi kekambuhan dan metastasis dari kanker ovarium. Sedangkan Intervensi biasanya cocok untuk pasien yang tidak ingin menjalani operasi, melalui embolisasi dan perfusi menghambat pertumbuhan dan penyebaran tumor, dan pada akhirnya membuat kanker mati kelaparan. Saat ini, sudah kali yang ke-4 Rumani dirawat di rumah sakit, setelah melalui 7 kali terapi Intervensi yang dipadukan dengan Imunisasi biologi, sekarang tumornya telah menyusut 90%, ukurannya kini menjadi 3x2cm. Berbicara mengenai efektifitas pengobatan, dengan gembira ia mengatakan, “Setelah pengobatan ke 3 selesai, tubuh saya jauh lebih baik, saat ini semangat saya sangat baik, banyak kegiatan yang diadakan oleh rumah sakit, termasuk tur ke guangzhou tower dan kelas bahasa mandarin, semuanya saya ikuti," cerita Rumani dengan penuh senyum.
Beberapa hari lagi Rumani akan segera meninggalkan rumah sakit, ia dan suami yang senang berjalan-jalan, akan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Shanghai dan tempat-tempat lainnya, "Selama saya tinggal di rumah sakit, selain kepedulian dan perhatian dari para perawat, saya juga berterima kasih kepada suami saya yang selalu menemani, ia memberikan saya cinta yang selamanya tidak akan pernah bisa saya balas,” ia menceritakannya dengan oenuh perasaan, suaminya yang ada di sisinya pun memberikan sebuah ciuman penuh kasih sebagai dorongan, ia pun membalasnya sebagai ungkapan terimakasih. Pasangan suami istri ini memiliki kepercayaan Kristen, mereka percaya, bahwa optimisme adalah arti sebenarnya dari kehidupan, dan karena semangat optimis inilah, mereka melawan kanker tanpa rasa takut dan penyesalan, yang membuat mereka pada akhirnya dapat mengatasi penyakit ini.