“Saya percaya dengan terapi Nanoknife dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang dapat mengatasi kanker pankreas saya”
Ken yang berasal dari Filipina dan berusia 76 tahun tidak pernah menyangka bahwa dirinya bisa divonis kanker pankreas, apalagi kankernya sudah memasuki stadium 3, dengan ukuran 4.1 x 3.5 cm.
Ketika ia mengetahui kalai kanker pankreas yang diobati dengan kemoradioterapi tidak bisa mendapatkan hasil yang efektif dan menimbulkan banyak efek samping, ia pun langsung menolak saran kemoterapi dari dokter setempat. “Saya percaya, selain kemoradioterapi, masih ada metode pengobatan yang bisa menyembuhkan kanker pankreas, saya harus mencobanya,” kata Ken. Tekad Ken ini mendapat dukungan dari seluruh anggota keluarganya, mereka pun mulai mencari metode pengobatan untuk kanker pankreas melalui internet.
Kata-kata iklan “Terapi Nanoknife Efektif Tingkat Kelangsungan Hidup Pasien Kanker Pankreas Hingga 2 Kali Lipat” membuat Ken dan keluarga memiliki harapan akan pengobatan tersebut. Melalui konsultasi online, Ken memahami bahwa ablasi kanker pankreas dapat menyebabkan insufisiensi, cedera vaskular, merusak dinding usus dan tiga saluran utama, namun berbeda dengan terapi NanoKnife, metode ini tidak memberikan efek samping sama sekali. Terapi ini merupakan metode pengobatan minimal invasif terbaik untuk kanker pankreas.
Pada bulan Juni 2016, dengan didampingi keluarga, Ken pun tiba di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.
“Kesan pertama saya membuat saya semakin yakin untuk menjalani pengobatan,” ungkap Ken. “Rumah sakit ini berada di bawah naungan perusahaan Singapura dan sudah mendapatkan standarisasi JCI. Logo JCI yang berada di pintu utama RS terlihat indah dan menyolok, membuat saya semakin yakin untuk menjalani pengobatan di luar negeri.”
Fakta Membuktikan Pilihan Ken Berobat Disini Sangat Tepat
Hari kedua pasca menjalani rawat inap, Ken menjalani pemeriksaan dan didiagnosa kanker pankreas stadium 3. Tim MDT memutuskan untuk menerapkan terapi NanoKnife dan Terapi Ozon sebagai metode pengobatan minimal invasif untuk Ken. “Sebelum menjalani terapi NanoKnife, dokter menjelaskan secara rinci tentang prinsip pengobatan tersebut, serta tindakan pencegahan pra dan pasca pengobatan. Selama proses terapi, akan ada penerjemah yang menemani saya. Karena saya sudah memahami tentang terapi ini, ditambah dengan terapi NanoKnife yang minim rasa sakit dan cepat pulih, maka saya pun tidak takut untuk menghadapi proses terapi ini,” ujar Ken menggambarkan perasaannya saat akan menjalani pengobatan yang pertama.
Setelah menjalani terapi NanoKnife, nafsu makan Ken sempat agak berkurang dan tubunya terasa lemas. Namun ia tidak merasakan rasa sakit atau komplikasi apapun.
2 minggu kemudian, Ken kembali menjalani terapi NanoKnife kedua yang dilanjutkan dengan Terapi Ozon. Ini adalah kali ketiga Ken mengunjungi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Dr. Bai Haishan menjelaskan bahwa hasil CT-scan terakhir menunjukkan arteri limpa dan arteri saluran usus Ken tidak mengalami kerusakan. Dan setelah 1 bulan pasca pengobatan, angka tumor markernya pun menurun dari dari 1500U/mL menjadi 404U/mL, dan 1,5 bulan pasca tindakan kembali turun menjadi 407U/mL. Ukuran tumornya juga mengecil, walaupun sudah stadium lanjut, dengan mematuhi proses pengobatan, kini ia pun sudah kembali ke kondisi semula.
Hasil pemeriksaan terakhir membuat Ken dan keluarga sangat gembira, karena dalam waktu beberapa hari Ken sudah dapat keluar dari rumah sakit. Ia bisa kembali menikmati hari-hari pensiun yang tenang dengan rasa syukur. Ken yang senang berwisata juga mengungkapkan, “Lain waktu saya kembali ke Guangzhou, saya akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berkeliling dan memahami budaya Guangzhou. Berkat kota yang indah ini dan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya bisa mendapatkan kembali hidup yang baru!”
Kami mengucapkan selamat kepada Ken, semoga setelah berhasil melewati cobaan ini, ia bisa kembali menjalani hidup penuh warna.
“Saya percaya dengan terapi Nanoknife dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang dapat mengatasi kanker pankreas saya”
Ken yang berasal dari Filipina dan berusia 76 tahun tidak pernah menyangka bahwa dirinya bisa divonis kanker pankreas, apalagi kankernya sudah memasuki stadium 3, dengan ukuran 4.1 x 3.5 cm.
Ketika ia mengetahui kalai kanker pankreas yang diobati dengan kemoradioterapi tidak bisa mendapatkan hasil yang efektif dan menimbulkan banyak efek samping, ia pun langsung menolak saran kemoterapi dari dokter setempat. “Saya percaya, selain kemoradioterapi, masih ada metode pengobatan yang bisa menyembuhkan kanker pankreas, saya harus mencobanya,” kata Ken. Tekad Ken ini mendapat dukungan dari seluruh anggota keluarganya, mereka pun mulai mencari metode pengobatan untuk kanker pankreas melalui internet.
Kata-kata iklan “Terapi Nanoknife Efektif Tingkat Kelangsungan Hidup Pasien Kanker Pankreas Hingga 2 Kali Lipat” membuat Ken dan keluarga memiliki harapan akan pengobatan tersebut. Melalui konsultasi online, Ken memahami bahwa ablasi kanker pankreas dapat menyebabkan insufisiensi, cedera vaskular, merusak dinding usus dan tiga saluran utama, namun berbeda dengan terapi NanoKnife, metode ini tidak memberikan efek samping sama sekali. Terapi ini merupakan metode pengobatan minimal invasif terbaik untuk kanker pankreas.
Pada bulan Juni 2016, dengan didampingi keluarga, Ken pun tiba di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.
“Kesan pertama saya membuat saya semakin yakin untuk menjalani pengobatan,” ungkap Ken. “Rumah sakit ini berada di bawah naungan perusahaan Singapura dan sudah mendapatkan standarisasi JCI. Logo JCI yang berada di pintu utama RS terlihat indah dan menyolok, membuat saya semakin yakin untuk menjalani pengobatan di luar negeri.”
Fakta Membuktikan Pilihan Ken Berobat Disini Sangat Tepat
Hari kedua pasca menjalani rawat inap, Ken menjalani pemeriksaan dan didiagnosa kanker pankreas stadium 3. Tim MDT memutuskan untuk menerapkan terapi NanoKnife dan Terapi Ozon sebagai metode pengobatan minimal invasif untuk Ken. “Sebelum menjalani terapi NanoKnife, dokter menjelaskan secara rinci tentang prinsip pengobatan tersebut, serta tindakan pencegahan pra dan pasca pengobatan. Selama proses terapi, akan ada penerjemah yang menemani saya. Karena saya sudah memahami tentang terapi ini, ditambah dengan terapi NanoKnife yang minim rasa sakit dan cepat pulih, maka saya pun tidak takut untuk menghadapi proses terapi ini,” ujar Ken menggambarkan perasaannya saat akan menjalani pengobatan yang pertama.
Setelah menjalani terapi NanoKnife, nafsu makan Ken sempat agak berkurang dan tubunya terasa lemas. Namun ia tidak merasakan rasa sakit atau komplikasi apapun.
2 minggu kemudian, Ken kembali menjalani terapi NanoKnife kedua yang dilanjutkan dengan Terapi Ozon. Ini adalah kali ketiga Ken mengunjungi St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Dr. Bai Haishan menjelaskan bahwa hasil CT-scan terakhir menunjukkan arteri limpa dan arteri saluran usus Ken tidak mengalami kerusakan. Dan setelah 1 bulan pasca pengobatan, angka tumor markernya pun menurun dari dari 1500U/mL menjadi 404U/mL, dan 1,5 bulan pasca tindakan kembali turun menjadi 407U/mL. Ukuran tumornya juga mengecil, walaupun sudah stadium lanjut, dengan mematuhi proses pengobatan, kini ia pun sudah kembali ke kondisi semula.
Hasil pemeriksaan terakhir membuat Ken dan keluarga sangat gembira, karena dalam waktu beberapa hari Ken sudah dapat keluar dari rumah sakit. Ia bisa kembali menikmati hari-hari pensiun yang tenang dengan rasa syukur. Ken yang senang berwisata juga mengungkapkan, “Lain waktu saya kembali ke Guangzhou, saya akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berkeliling dan memahami budaya Guangzhou. Berkat kota yang indah ini dan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya bisa mendapatkan kembali hidup yang baru!”
Kami mengucapkan selamat kepada Ken, semoga setelah berhasil melewati cobaan ini, ia bisa kembali menjalani hidup penuh warna.