Le Thi Chinh, usia 69 tahun, asal Hanoi, Vietnam.
Le Thi Chinh
Sudah 5 bulan sejak awal Le Thi Chinh terdiagnosa kanker pankreas, berat badannya turun 20kg. Saat ini kondisi fisik Le Thi Chinh sudah sangat membaik jika dibandingkan awal ia masuk rumah sakit, sakit di bagian perut sudah menghilang, kualitas tidurnya juga semakin membaik, di dapur kecil St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, keluarganya sering membuatkan masakasan Vietnam untuknya, seiring penyakitnya yang terus membaik, nafsu makannya juga membaik, saat ini berat badannya sudah normal kembali.
Salah Didiagnosa Sebagai Gastritis, Melewatkan Kesempatan Terbaik Untuk Pengobatan Kanker Pankreas
Bulan Desember 2018, Le Thi Chinh mengalami keluhan sakit di bagian perut. Bulan Januari 2019, ia pergi ke rumah sakit setempat di Vietnam, dikarenakan gejala awal kanker pankreas sulit dideteksi, saat itu hasil pemeriksaan gastroskopi menunjukkan gastritis kronis, dokter mencurigai usus dan lambungnya bermasalah, karena itu Le Thi Chinh mengonsumsi obat lambung selama 2 bulan. Bukan hanya kondisi penyakitnya tidak membaik, kondisi fisiknya malah semakin memburuk, bahkan ia melewatkan kesempatan terbaik untuk pengobatan, karena waktu yang tertunda, tumornya semakin membesar.
Le Thi Chinh dan keluarga
Tanggal 12 April 2019, ia menjalani CT scan dan ditemukan ada benjolan di badan dan ekor pankreas, ukuran tumor saat itu 43*76mm, terdapat beberapa nodus limfa di samping aorta abdomen. Ia didiagnosa kanker pankreas, dokter setempat menyarankannya untuk melakukan operasi atau radioterapi. Dikarenakan pertimbangan risiko operasi yang tinggi, pasca operasi mudah terinfeksi dan hal lainnya, Le Thi Chinh menolak untuk menjalani operasi.
Mencari Pengobatan yang Lebih Baik, Le Thi Chinh Pergi ke Luar Negeri
Saat itu, anak Le Thi Chinh yang bekerja di Ho Chi Minh mencari informasi pengobatan kanker di internet, ia tertarik dengan metode Minimal Invasif yang ada di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah ia memahami lebih lanjut, ia segera merekomendasikan kepada ibunya. Setelah itu, Le Thi Chinh pergi ke kantor perwakilan yang ada di Hanoi, dokter menentukan metode pengobatan Minimal Invasif yang disesuaikan dengan kondisi penyakitnya, Le Thi Chinh dan keluarga sangat menyetujui pengobatan Minimal Invasif.
Tanggal 23 April 2019, memasuki tahap pengobatan selanjutnya, Le Thi Chinh dan keluarga dibantu oleh staff kantor perwakilan datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Saat masuk ke rumah sakit, keadaan psikologi Le Thi Chinh stabil, hanya bagian perutnya terasa sakit, tidak nafsu makan, kualitas tidur buruk, tubuhnya lemah.
Tiga Kali Intervensi + Brachytherapy, Membuatnya Hidup Kembali
Di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Le Thi Chinh menjalani CT scan dan hasilnnya menunjukkan terdapat lesi di pankreasnya yang telah menyebar dan terinfeksi pada bronkus lobus paru kanan bawah, diagnosa kanker pankreas.
Le Thi Chinh bersama penerjemah dan perawat
Le Thi Chinh mengatakan, pada saat ia menjalani Intervensi pertama dan kedua, tubuhnya terasa tidak nyaman, beruntungnya pengobatan Minimal Invasif ini minim efek samping, ia tidak muntah, diare dan sebagainya. Setelah menjalani Intervensi ketiga, kondisinya membaik, sakit di bagian perut sudah menghilang. Selain Intervensi, Le Thi Chinh juga menjalani penanaman 60 biji partikel di pankreas. Saat ini kondisi penyakitnya stabil, berat badannya juga sudah normal kembali.
Sempat Ingin Menyerah, Pengobatan Minimal Invasif Memberikan Rasa Optimis Untuknya
Membahas penyakitnya, Le Thi Chinh mengatakan pada awal ia mengetahui penyakitnya, seluruh keluarganya sangat sedih, ia sendiri juga tidak bisa menerima hasil ini. Karena sebelumnya, Le Thi Chinh tidak pernah ada penyakit apapun, semua pemeriksaan rutin menunjukkan kondisi fisiknya sangat baik. Ketika berita buruk ini datang, secara psikologi ia sangat terpukul, beruntungnya ia mendapatkan dukungan dan semangat dari keluarga.
Awal masuk rumah sakit, Le Thi Chinh sempat ingin menyerah, perhatian dari keluarga dan teknologi Minimal Invasif yang ada di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang memberikannya rasa optimis untuk terus maju. Saat ini, Le Thi Chinh sangat optimis dengan pengobatannya, ia juga sangat berterima kasih kepada staff medis di rumah sakit ini, karena ia merasa semua staff medis sangat antusias dan baik hati.
Le Thi Chinh dan perawat
Le Thi Chinh mengatakan, “Melangsungkan hidup adalah naluri manusia. Meskipun sampai saat ini teknologi medis belum tentu bisa menyembuhkan semua kanker, namun setidaknya dengan berjuang dalam pengobatan, dapat memperpanjang masa hidup. Selain itu, sikap hati yang baik sangat penting dalam menjalani pengobatan, yang saya tahu, Cancer Survivor yang terdiagnosa kanker pankreas bisa bertahan hidup sampai bertahun-tahun, karena itu, selagi Anda dapat melanjutkan hidup, jangan pernah menyerah”. Selain itu, ia juga berharap pengalaman pribadinya dapat memberikan pertimbangan kepada pasien lainnya, dapat memberikan semangat kepada pasien lainnya untuk terus maju.
Le Thi Chinh, usia 69 tahun, asal Hanoi, Vietnam.
Le Thi Chinh
Sudah 5 bulan sejak awal Le Thi Chinh terdiagnosa kanker pankreas, berat badannya turun 20kg. Saat ini kondisi fisik Le Thi Chinh sudah sangat membaik jika dibandingkan awal ia masuk rumah sakit, sakit di bagian perut sudah menghilang, kualitas tidurnya juga semakin membaik, di dapur kecil St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, keluarganya sering membuatkan masakasan Vietnam untuknya, seiring penyakitnya yang terus membaik, nafsu makannya juga membaik, saat ini berat badannya sudah normal kembali.
Salah Didiagnosa Sebagai Gastritis, Melewatkan Kesempatan Terbaik Untuk Pengobatan Kanker Pankreas
Bulan Desember 2018, Le Thi Chinh mengalami keluhan sakit di bagian perut. Bulan Januari 2019, ia pergi ke rumah sakit setempat di Vietnam, dikarenakan gejala awal kanker pankreas sulit dideteksi, saat itu hasil pemeriksaan gastroskopi menunjukkan gastritis kronis, dokter mencurigai usus dan lambungnya bermasalah, karena itu Le Thi Chinh mengonsumsi obat lambung selama 2 bulan. Bukan hanya kondisi penyakitnya tidak membaik, kondisi fisiknya malah semakin memburuk, bahkan ia melewatkan kesempatan terbaik untuk pengobatan, karena waktu yang tertunda, tumornya semakin membesar.
Le Thi Chinh dan keluarga
Tanggal 12 April 2019, ia menjalani CT scan dan ditemukan ada benjolan di badan dan ekor pankreas, ukuran tumor saat itu 43*76mm, terdapat beberapa nodus limfa di samping aorta abdomen. Ia didiagnosa kanker pankreas, dokter setempat menyarankannya untuk melakukan operasi atau radioterapi. Dikarenakan pertimbangan risiko operasi yang tinggi, pasca operasi mudah terinfeksi dan hal lainnya, Le Thi Chinh menolak untuk menjalani operasi.
Mencari Pengobatan yang Lebih Baik, Le Thi Chinh Pergi ke Luar Negeri
Saat itu, anak Le Thi Chinh yang bekerja di Ho Chi Minh mencari informasi pengobatan kanker di internet, ia tertarik dengan metode Minimal Invasif yang ada di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah ia memahami lebih lanjut, ia segera merekomendasikan kepada ibunya. Setelah itu, Le Thi Chinh pergi ke kantor perwakilan yang ada di Hanoi, dokter menentukan metode pengobatan Minimal Invasif yang disesuaikan dengan kondisi penyakitnya, Le Thi Chinh dan keluarga sangat menyetujui pengobatan Minimal Invasif.
Tanggal 23 April 2019, memasuki tahap pengobatan selanjutnya, Le Thi Chinh dan keluarga dibantu oleh staff kantor perwakilan datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Saat masuk ke rumah sakit, keadaan psikologi Le Thi Chinh stabil, hanya bagian perutnya terasa sakit, tidak nafsu makan, kualitas tidur buruk, tubuhnya lemah.
Tiga Kali Intervensi + Brachytherapy, Membuatnya Hidup Kembali
Di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Le Thi Chinh menjalani CT scan dan hasilnnya menunjukkan terdapat lesi di pankreasnya yang telah menyebar dan terinfeksi pada bronkus lobus paru kanan bawah, diagnosa kanker pankreas.
Le Thi Chinh bersama penerjemah dan perawat
Le Thi Chinh mengatakan, pada saat ia menjalani Intervensi pertama dan kedua, tubuhnya terasa tidak nyaman, beruntungnya pengobatan Minimal Invasif ini minim efek samping, ia tidak muntah, diare dan sebagainya. Setelah menjalani Intervensi ketiga, kondisinya membaik, sakit di bagian perut sudah menghilang. Selain Intervensi, Le Thi Chinh juga menjalani penanaman 60 biji partikel di pankreas. Saat ini kondisi penyakitnya stabil, berat badannya juga sudah normal kembali.
Sempat Ingin Menyerah, Pengobatan Minimal Invasif Memberikan Rasa Optimis Untuknya
Membahas penyakitnya, Le Thi Chinh mengatakan pada awal ia mengetahui penyakitnya, seluruh keluarganya sangat sedih, ia sendiri juga tidak bisa menerima hasil ini. Karena sebelumnya, Le Thi Chinh tidak pernah ada penyakit apapun, semua pemeriksaan rutin menunjukkan kondisi fisiknya sangat baik. Ketika berita buruk ini datang, secara psikologi ia sangat terpukul, beruntungnya ia mendapatkan dukungan dan semangat dari keluarga.
Awal masuk rumah sakit, Le Thi Chinh sempat ingin menyerah, perhatian dari keluarga dan teknologi Minimal Invasif yang ada di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang memberikannya rasa optimis untuk terus maju. Saat ini, Le Thi Chinh sangat optimis dengan pengobatannya, ia juga sangat berterima kasih kepada staff medis di rumah sakit ini, karena ia merasa semua staff medis sangat antusias dan baik hati.
Le Thi Chinh dan perawat
Le Thi Chinh mengatakan, “Melangsungkan hidup adalah naluri manusia. Meskipun sampai saat ini teknologi medis belum tentu bisa menyembuhkan semua kanker, namun setidaknya dengan berjuang dalam pengobatan, dapat memperpanjang masa hidup. Selain itu, sikap hati yang baik sangat penting dalam menjalani pengobatan, yang saya tahu, Cancer Survivor yang terdiagnosa kanker pankreas bisa bertahan hidup sampai bertahun-tahun, karena itu, selagi Anda dapat melanjutkan hidup, jangan pernah menyerah”. Selain itu, ia juga berharap pengalaman pribadinya dapat memberikan pertimbangan kepada pasien lainnya, dapat memberikan semangat kepada pasien lainnya untuk terus maju.