Raj Vanuatu saat melakukan wawancara
Raj Vanuatu adalah pasien asal Bangladesh, saya mulai memperhatikannya sejak malam itu, ia mengatakan pada perawat bahwa ia ingin keluar, perawat tidak mengijinkan karena ia masih harus disuntik, tetapi ia malah dengan kekanakan berteriak menolak: “No, No!”
Saat wawancara, saya sengaja mengungkit kejadian ini, saya bertanya, apakah ia terus percaya diri seperti ini terhadap penyakitnya? Ia menjawab, kanker memang merupakan penyakit yang sangat rumit, namun jika seseorang terus khawatir terhadap penyakitnya, maka dia akan benar-benar habis, karena kehilangan kepercayaan diri adalah musuh terbesar dalam pengobatan kanker. “I’m feeling good, I’m happy.” Membawa diri dalam kebahagiaan, ini mungkin merupakan rahasia Raj Vanuatu dalam melawan kanker.
10 tahun yang lalu, Raj Vanuatu yang berusia 34 tahun mengalami kecelakaan mobil, pada kaki kanannya yang patah diletakkan sebuah pelat, setelah 10 tahun, dan sakit tulang pada bagian itu juga memberikan kabar yang sangat luar biasa—kanker paru-paru stadium IV dengan penyebaran ke tulang.
Dr. Tang Xiangzhuan saat menjelaskan perbandingan kemajuan pasien
Hari itu adalah 28 April 2013, baru setengah bulan setelah melawati tahun baru Bangladesh, kesedihan karena kabar kanker tiba-tiba menyelimuti seluruh keluarga. “Saya merasa Tuhan sudah tidak menginginkan saya untuk hidup di dunia ini lagi!” dengan sekejap Raj Vanuatu kehilangan kepercayaan diri dalam pekerjaan, bisnisnya mengalami kerugian yang tidak sedikit, namun yang paling membuat ia bersedih adalah, kanker mungkin akan membuatnya kehilangan dua orang putri yang lucu—saat itu putri pertamanya berusia 4 tahun, dan putri keduanya baru berusia 3 bulan!
Mengenai pengobatan, Raj Vanuatu nyaris tidak memiliki pilihan untuk berobat, ia bahkan sempat menelepon rumah sakit di Amerika, namun pengobatan yang ditawarkan adalah kemoterapi biasa, ia hanya memiliki pilihan rumah sakit di India yang selalu ia yakini untuk berobat. Setelah kemoterapi pertama, penderitaan yang dibawa oleh efek samping kemoterapi tidak dapat ia lupakan selamanya: “Saya merasa seperti hampir tidak bernyawa, yang bisa dilakukan hanyalah muntah, tidak ada nafsu makan sama sekali, berat badan dari 63 kg turun menjadi 58 kg”. Setibanya di Bangladesh, keluarganya sangat sedih melihat tubuhnya yang lemah. Kemoterapi membuat indra perasa Raj Vanuatu menjadi kacau, 1 jenis makanan yang sama, pada saat ia memakannya siang hari terasa tidak asin, namun saat malam hari ia memakannya lagi, rasanya terasa asin, sang istri, Donu selalu dengan sabar menyajikan makanan dengan aneka rasa setiap 2 jam agar Raj Vanuatu dapat mencicipinya, sambil mengingat rasa kesukaan suaminya, dan mendorongnya untuk memakan lebih banyak lagi. Raj Vanuatu mengatakan, meskipun setiap ia makan rasanya seperti berperang, namun berkat sang istri, berat badannya perlahan kembali normal.
Karena anak-anak masih membutuhkan istri, rekan bisnis Raj Vanuatu mengajukan diri untuk mendampinginya berobat ke luar negri, Raj Vanuatu sangat terharu: “Ia tidak hanya berhenti berkerja untuk sementara, ia juga mengesampingkan keluarganya dan dengan sepenuh hati menjaga saya, meskipun dirinya belum makan, ia tetap memastikan saya untuk makan setiap 2 jam.....”
Setelah memahami pengobatan di Modern Cancer Hospital Guangzhou, semua keluarga merekomendasikan saya untuk melakukan pengobatan di sini, karena pilihan pengobatannya juga lebih banyak, mungkin dengan saya tidak akan merasakan efek samping dari kemoterapi lagi. Dengan memeluk harapan untuk hidup lebih lama, Raj Vanuatu melakukan kemoterapi terakhirnya, dengan didamingi rekan kerjanya, ia tidak sabar untuk datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou.
Pada 3 September 2013, Raj Vanuatu akhirnya selesai menjalani 5x radioterapi untuk nyeri akibat penyebaran pada tulang dan 6x kemoterapi di rumah sakit India, yang awalnya tumor mulai mengecil, kini membesar kembali, dan muncul penimbunan cairan di rongga dada. Karena itu tim dokter Modern Cancer Hospital Guangzhou menyusun kembali serangkaian pengobatan untuknya, setelah 3x menjalani Intervensi + Penanaman Biji partikel, tepatnya pertengahan November, cairan di rongga dadanya telah menghilang dan tumor juga telah mengecil lebih dari 50%; namun tidak disangka pada 30 November saat pemeriksaan ulang, tumor di paru-parunya kembali berkembang, tim dokter sekali lagi menyusun rencana pengobatan untuknya, selain menggunakan obat tumor bertarget, pada 4 Desember dilakukan Cryosurgery.
“Ini adalah hasil CT-scan 7 April 2014, dibandingkan dengan hasil pada 30 November 2013, dapat terlihat bahwa setelah dilakukan Cryosurgery, tumor pada paru-paru pasien telah menghilang.” Kata dokter Tang Xiangzhuan, kepala tim dokter yang bertanggung jawab pada pengobatan Raj Vanuatu sambil membandingkan hasil 2x CT-scan.
Pada November 2013 sebelum melakukan Cryosurgery, tampak tumor di pojok kanan bawah gambar
Pada 7 April 2014, hanya tersisa luka yang tidak mengandung sel kanker (yang menyala di sekelilingnya adalah partikel yang ditanam)
Dr. Tang Xiangzhuan menuturkan, Cryosurgery pada Raj Vanuatu berjalan dengan sukses, ia sangat berpartisipasi dengan pengobatan yang sudah disusun oleh dokter di Modern Cancer Hospital Guangzhou, Intervensi, Cryosurgery, Penanaman Biji Partikel, Terapi Natural, semuanya mendapatkan hasil yang efektif, selain itu selama menjalani beberapa pengobatan tersebut, Raj Vanuatu sama sekali tidak merasakan hal yang tidak nyaman, ia dapat makan dan tidur layaknya orang normal, psikologisnya pun dalam kondisi sangat baik. “Dibandingkan dengan kemoterapi seluruh tubuh, pengobatan intervensi langsung memberi obat pada jaringan tumor, sehingga efek sampingnya lebih kecil dan dapat mencapai hasil pengobatan yang lebih baik,” ujar Dr. Tang Xiangzhuan.
16 Januari 2014, Raj Vanuatu sekeluarga merayakan ulang tahun putri bungsunya yang ke-1
Pada 6 April 2014 saat kembali berobat, berat badan Raj Vanuatu kembali menjadi 74 kg. “ Ini adalah kali ke-6 Raj Vanuatu berobat, karena kondisinya yang semakin membaik, jarak waktu untuk pemeriksaan kembali semakin lama, keluar rumah sakit kali ini, 3 bulan kemudian baru diperlukan untuk datang lagi, tujuan utamanya hanya untuk mengkonsolidasikan efektifitas pengobatan.” Raj Vanuatu kini sudah mencapai tahap mengkonsoidasikan pengobatan.
Selain pengobatan, dukungan dari keluarga juga merupakan sumber kepercayaan diri dan kekuatan bagi Raj Vanuatu. Demi dia, 8 orang kakaknya mengumpulkan biaya pengobatan, agar dirinya dapat dengan tenang menjalani pengobatan, dan 2 orang putrinya adalah penyangga terbesar batinnya.
Tiap hari Raj Vanuatu selalu menelepon putrinya, dengan mendengar suara mereka, satu hari dapat terasa sangat berwarna. Anda pasti tidak dapat menebak, apa yang dapat dikatakan seorang anak berusia satu tahun lebih setiap berdoa, namun putri bungsu Raj Vanuatu selalu berdoa sepenuh hati : “Tuhan, tolong ayah saya agar dapat pulih lebih cepat!” “Suatu kali saat setelah melakukan CT-scan di Bangladesh, dokter mengatakan, bahwa anak-anak harus menjaga jarak dengan saya selama 6 jam, istri saya memberitahu anak-anak tidak boleh mendekati saya, mereka semua adalah anak yang baik, namun yang tidak saya sangka adalah, saat saya diantar ke kamar rawat inap, mereka berkata dari kejauhan, ‘Papa, bukalah pintu, saya melihat papa dari luar juga sudah cukup’.....” Sampai di sini, mata Raj Vanuatu tampak sedikit memerah.
Setiap kali pulang ke rumah, ia pasti membawakan hadiah untuk putri-putrinya, namun bagi putri-putrinya, dapat melihat ayahnya jauh lebih membahagiakan daripada menerima hadiah, sehingga saat Raj Vanuatu mendengar putrinya berkata “Papa pulang kami sudah sangat gembira, tidak membawa hadiah juga tidak apa-apa”, hatinya sangat terharu. Dapat tinggal bersama putri-putrinya merupakan saat-saat paling membahagiakan bagi Raj Vanuatu, sekarang harapan terbesarnya adalah sebisa mungkin berada di sisi putri-putrinya, membiarkan mereka tumbuh dengan sehat dan bahagia.
Raj Vanuatu saat melakukan wawancara
Raj Vanuatu adalah pasien asal Bangladesh, saya mulai memperhatikannya sejak malam itu, ia mengatakan pada perawat bahwa ia ingin keluar, perawat tidak mengijinkan karena ia masih harus disuntik, tetapi ia malah dengan kekanakan berteriak menolak: “No, No!”
Saat wawancara, saya sengaja mengungkit kejadian ini, saya bertanya, apakah ia terus percaya diri seperti ini terhadap penyakitnya? Ia menjawab, kanker memang merupakan penyakit yang sangat rumit, namun jika seseorang terus khawatir terhadap penyakitnya, maka dia akan benar-benar habis, karena kehilangan kepercayaan diri adalah musuh terbesar dalam pengobatan kanker. “I’m feeling good, I’m happy.” Membawa diri dalam kebahagiaan, ini mungkin merupakan rahasia Raj Vanuatu dalam melawan kanker.
10 tahun yang lalu, Raj Vanuatu yang berusia 34 tahun mengalami kecelakaan mobil, pada kaki kanannya yang patah diletakkan sebuah pelat, setelah 10 tahun, dan sakit tulang pada bagian itu juga memberikan kabar yang sangat luar biasa—kanker paru-paru stadium IV dengan penyebaran ke tulang.
Dr. Tang Xiangzhuan saat menjelaskan perbandingan kemajuan pasien
Hari itu adalah 28 April 2013, baru setengah bulan setelah melawati tahun baru Bangladesh, kesedihan karena kabar kanker tiba-tiba menyelimuti seluruh keluarga. “Saya merasa Tuhan sudah tidak menginginkan saya untuk hidup di dunia ini lagi!” dengan sekejap Raj Vanuatu kehilangan kepercayaan diri dalam pekerjaan, bisnisnya mengalami kerugian yang tidak sedikit, namun yang paling membuat ia bersedih adalah, kanker mungkin akan membuatnya kehilangan dua orang putri yang lucu—saat itu putri pertamanya berusia 4 tahun, dan putri keduanya baru berusia 3 bulan!
Mengenai pengobatan, Raj Vanuatu nyaris tidak memiliki pilihan untuk berobat, ia bahkan sempat menelepon rumah sakit di Amerika, namun pengobatan yang ditawarkan adalah kemoterapi biasa, ia hanya memiliki pilihan rumah sakit di India yang selalu ia yakini untuk berobat. Setelah kemoterapi pertama, penderitaan yang dibawa oleh efek samping kemoterapi tidak dapat ia lupakan selamanya: “Saya merasa seperti hampir tidak bernyawa, yang bisa dilakukan hanyalah muntah, tidak ada nafsu makan sama sekali, berat badan dari 63 kg turun menjadi 58 kg”. Setibanya di Bangladesh, keluarganya sangat sedih melihat tubuhnya yang lemah. Kemoterapi membuat indra perasa Raj Vanuatu menjadi kacau, 1 jenis makanan yang sama, pada saat ia memakannya siang hari terasa tidak asin, namun saat malam hari ia memakannya lagi, rasanya terasa asin, sang istri, Donu selalu dengan sabar menyajikan makanan dengan aneka rasa setiap 2 jam agar Raj Vanuatu dapat mencicipinya, sambil mengingat rasa kesukaan suaminya, dan mendorongnya untuk memakan lebih banyak lagi. Raj Vanuatu mengatakan, meskipun setiap ia makan rasanya seperti berperang, namun berkat sang istri, berat badannya perlahan kembali normal.
Karena anak-anak masih membutuhkan istri, rekan bisnis Raj Vanuatu mengajukan diri untuk mendampinginya berobat ke luar negri, Raj Vanuatu sangat terharu: “Ia tidak hanya berhenti berkerja untuk sementara, ia juga mengesampingkan keluarganya dan dengan sepenuh hati menjaga saya, meskipun dirinya belum makan, ia tetap memastikan saya untuk makan setiap 2 jam.....”
Setelah memahami pengobatan di Modern Cancer Hospital Guangzhou, semua keluarga merekomendasikan saya untuk melakukan pengobatan di sini, karena pilihan pengobatannya juga lebih banyak, mungkin dengan saya tidak akan merasakan efek samping dari kemoterapi lagi. Dengan memeluk harapan untuk hidup lebih lama, Raj Vanuatu melakukan kemoterapi terakhirnya, dengan didamingi rekan kerjanya, ia tidak sabar untuk datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou.
Pada 3 September 2013, Raj Vanuatu akhirnya selesai menjalani 5x radioterapi untuk nyeri akibat penyebaran pada tulang dan 6x kemoterapi di rumah sakit India, yang awalnya tumor mulai mengecil, kini membesar kembali, dan muncul penimbunan cairan di rongga dada. Karena itu tim dokter Modern Cancer Hospital Guangzhou menyusun kembali serangkaian pengobatan untuknya, setelah 3x menjalani Intervensi + Penanaman Biji partikel, tepatnya pertengahan November, cairan di rongga dadanya telah menghilang dan tumor juga telah mengecil lebih dari 50%; namun tidak disangka pada 30 November saat pemeriksaan ulang, tumor di paru-parunya kembali berkembang, tim dokter sekali lagi menyusun rencana pengobatan untuknya, selain menggunakan obat tumor bertarget, pada 4 Desember dilakukan Cryosurgery.
“Ini adalah hasil CT-scan 7 April 2014, dibandingkan dengan hasil pada 30 November 2013, dapat terlihat bahwa setelah dilakukan Cryosurgery, tumor pada paru-paru pasien telah menghilang.” Kata dokter Tang Xiangzhuan, kepala tim dokter yang bertanggung jawab pada pengobatan Raj Vanuatu sambil membandingkan hasil 2x CT-scan.
Pada November 2013 sebelum melakukan Cryosurgery, tampak tumor di pojok kanan bawah gambar
Pada 7 April 2014, hanya tersisa luka yang tidak mengandung sel kanker (yang menyala di sekelilingnya adalah partikel yang ditanam)
Dr. Tang Xiangzhuan menuturkan, Cryosurgery pada Raj Vanuatu berjalan dengan sukses, ia sangat berpartisipasi dengan pengobatan yang sudah disusun oleh dokter di Modern Cancer Hospital Guangzhou, Intervensi, Cryosurgery, Penanaman Biji Partikel, Terapi Natural, semuanya mendapatkan hasil yang efektif, selain itu selama menjalani beberapa pengobatan tersebut, Raj Vanuatu sama sekali tidak merasakan hal yang tidak nyaman, ia dapat makan dan tidur layaknya orang normal, psikologisnya pun dalam kondisi sangat baik. “Dibandingkan dengan kemoterapi seluruh tubuh, pengobatan intervensi langsung memberi obat pada jaringan tumor, sehingga efek sampingnya lebih kecil dan dapat mencapai hasil pengobatan yang lebih baik,” ujar Dr. Tang Xiangzhuan.
16 Januari 2014, Raj Vanuatu sekeluarga merayakan ulang tahun putri bungsunya yang ke-1
Pada 6 April 2014 saat kembali berobat, berat badan Raj Vanuatu kembali menjadi 74 kg. “ Ini adalah kali ke-6 Raj Vanuatu berobat, karena kondisinya yang semakin membaik, jarak waktu untuk pemeriksaan kembali semakin lama, keluar rumah sakit kali ini, 3 bulan kemudian baru diperlukan untuk datang lagi, tujuan utamanya hanya untuk mengkonsolidasikan efektifitas pengobatan.” Raj Vanuatu kini sudah mencapai tahap mengkonsoidasikan pengobatan.
Selain pengobatan, dukungan dari keluarga juga merupakan sumber kepercayaan diri dan kekuatan bagi Raj Vanuatu. Demi dia, 8 orang kakaknya mengumpulkan biaya pengobatan, agar dirinya dapat dengan tenang menjalani pengobatan, dan 2 orang putrinya adalah penyangga terbesar batinnya.
Tiap hari Raj Vanuatu selalu menelepon putrinya, dengan mendengar suara mereka, satu hari dapat terasa sangat berwarna. Anda pasti tidak dapat menebak, apa yang dapat dikatakan seorang anak berusia satu tahun lebih setiap berdoa, namun putri bungsu Raj Vanuatu selalu berdoa sepenuh hati : “Tuhan, tolong ayah saya agar dapat pulih lebih cepat!” “Suatu kali saat setelah melakukan CT-scan di Bangladesh, dokter mengatakan, bahwa anak-anak harus menjaga jarak dengan saya selama 6 jam, istri saya memberitahu anak-anak tidak boleh mendekati saya, mereka semua adalah anak yang baik, namun yang tidak saya sangka adalah, saat saya diantar ke kamar rawat inap, mereka berkata dari kejauhan, ‘Papa, bukalah pintu, saya melihat papa dari luar juga sudah cukup’.....” Sampai di sini, mata Raj Vanuatu tampak sedikit memerah.
Setiap kali pulang ke rumah, ia pasti membawakan hadiah untuk putri-putrinya, namun bagi putri-putrinya, dapat melihat ayahnya jauh lebih membahagiakan daripada menerima hadiah, sehingga saat Raj Vanuatu mendengar putrinya berkata “Papa pulang kami sudah sangat gembira, tidak membawa hadiah juga tidak apa-apa”, hatinya sangat terharu. Dapat tinggal bersama putri-putrinya merupakan saat-saat paling membahagiakan bagi Raj Vanuatu, sekarang harapan terbesarnya adalah sebisa mungkin berada di sisi putri-putrinya, membiarkan mereka tumbuh dengan sehat dan bahagia.