“Saya berharap pasien lain juga memiliki keyakinan, percaya bahwa kita dapat sehat kembali, percaya pada pengobatan di sini, jangan menyerah!”
Kekambuhan kanker payudara pasca operasi membuat tingkat kesulitan pengobatan meningkat drastis, operasi selanjutnya akan menjadi jauh lebih rumit, dan mungkin juga dapat menimbulkan efek samping yang serius, serta membuat tingkat kelangsungan hidup pasien akan menurun secara signifikan. Lalu, bagaimana menghadapi kekambuhan pasca operasi?
Mari kita membaca kisah Viengsamay Mixayboua
Viengsamay Mixayboua adalah seorang pasien yang berusia 47 tahun asal Laos. Ia mengalami kekambuhan setelah 1 tahun menjalani operasi kanker payudara. Ia menolak saran dokter untuk kembali menjalani operasi dan kemoterapi, dan memilih metode Minimal Invasif. Setelah 2 kali menjalani Intervensi, hanya dalam waktu 2 bulan, tumor sebesar 4,2cm pun menghilang.
Viengsamay Mixayboua
Kanker Payudara Kambuh, Menolak Menjalani Operasi dan Kemoterapi
Pada Desember 2015, Viengsamay Mixayboua secara tidak sengaja menemukan benjolan sebesar kacang pada payudara kanannya. Setelah melakukan pemeriksaan di sebuah rumah sakit di Bangkok, ia didiagnosa terkena kanker payudara stadium 2. Perkembangan tumor yang cepat membuat sang dokter setempat menyarankannya untuk segera menjalani operasi, karena jika terjadi metastasis, hidupnya mungkin hanya tersisa 1 bulan. Jadi, untuk menyelamatkan nyawanya, Viengsamay Mixayboua pun menjalani operasi dan kemoterapi di Bangkok, namun hanya berselang 1 tahun, benjolan muncul kembali di payudara kanannya. Dokter kembali menyarankannya untuk operasi. Kali ini Viengsamay Mixayboua merasa ragu, apakah operasi masih bisa menyelamatkannya? Bagaimana jika sudah menyebar ke bagian lain? Akhirnya, Viengsamay Mixayboua menolak saran dokter dan berharap bisa menemukan pengobatan yang lebih baik.
“Tuhan tidak akan mengecewakan orang-orang yang tekun”. Melalui internet, Viengsamay Mixayboua mengetahui bahwa di St.Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou China terdapat metode pengobatan Minimal Invasif yang tidak dimiliki oleh rumah sakit di Laos ataupun Thailand. Jika dibandingkan dengan operasi dan kemotradioterapi, metode ini memiliki kelebihan antara lain minim luka, minim efek samping dan pemulihan cepat. Di sana juga banyak pasien kanker payudara yang kondisinya membaik setelah pengobatan.
Viengsamay Mixayboua berfoto bersama staf medis
Intervensi Menghilangkan Tumor Sebesar 4,2cm Dalam Waktu 2 Bulan
Pada Januari 2017, dengan membawa sebuah harapan Viengsamay Mixayboua datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah dokter melakukan pemeriksaan secara detail, ditemukan adanya benjolan sebesar 4.2cm di payudara kanannya dan metastase di kelenjar getah bening. Berdasarkan kondisinya, tim Ahli MDT pun menetapkan metode pengobatan yang sesuai : Intervensi. Setelah menjalani Intervensi pertama, efektifitas pengobatannya sangat baik dan ia tidak mengalami efek samping. Ia mengatakan bahwa benjolan payudaranya menyusut secara bertahap. Dan pada pengobatan pertama, ia hanya membutuhkan waktu 1 minggu, kemudian ia pun diperbolehkan keluar rumah sakit.
Pada Februari 2017, untuk kedua kalinya Viengsamay Mixayboua menjalani Intervensi. Kali ini ia tidak khawatir sedikit pun, karena pada pengobatan pertama ia melihat harapan untuk sembuh. Setelah menjalani pengobatan kedua, benjolan di payudara kanannya pun menghilang. Viengsamay Mixayboua mengatakan, “Ketika saya datang ke sini, saya tahu bahwa saya bisa mendapatkan pengobatan yang baik, dan sekarang saya merasa lebih baik! Terima kasih banyak untuk semua staf medis di sini...”
Percaya Pada St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Jangan Menyerah
Viengsamay Mixayboua mengatakan, saat pertama kali mendengar bahwa dirinya terkena kanker payudara, ia merasa sangat putus asa. Selama menjalani pengobatan di Thailand, penderitaan kemoterapi membuatnya ingin menyerah. Saat kankernya kambuh, ia pun memutuskan untuk tidak menjalani kemoterapi, dan mencari pengobatan lain yang lebih baik. Ia mengatakan, “Saya sangat beruntung bisa menemukan St.Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, hanya dalam 2 bulan, kondisi saya menjadi lebih baik, selama pengobatan tidak ada rasa sakit. Tidak hanya kondisi saya yang lebih baik, tapi saya juga mendapatkan banyak teman, saya pun menjadi lebih ceria, di sini seperti rumah yang memberikan saya kehangatan.”
Viengsamay Mixayboua tidak lupa untuk memberikan semangat kepada pasien lainnya, “Kondisi saya membaik setelah menjalani pengobatan, saya berharap pasien lain juga memiliki keyakinan, percaya bahwa kita dapat sehat kembali, percaya pada pengobatan di sini, jangan menyerah!”
“Saya berharap pasien lain juga memiliki keyakinan, percaya bahwa kita dapat sehat kembali, percaya pada pengobatan di sini, jangan menyerah!”
Kekambuhan kanker payudara pasca operasi membuat tingkat kesulitan pengobatan meningkat drastis, operasi selanjutnya akan menjadi jauh lebih rumit, dan mungkin juga dapat menimbulkan efek samping yang serius, serta membuat tingkat kelangsungan hidup pasien akan menurun secara signifikan. Lalu, bagaimana menghadapi kekambuhan pasca operasi?
Mari kita membaca kisah Viengsamay Mixayboua
Viengsamay Mixayboua adalah seorang pasien yang berusia 47 tahun asal Laos. Ia mengalami kekambuhan setelah 1 tahun menjalani operasi kanker payudara. Ia menolak saran dokter untuk kembali menjalani operasi dan kemoterapi, dan memilih metode Minimal Invasif. Setelah 2 kali menjalani Intervensi, hanya dalam waktu 2 bulan, tumor sebesar 4,2cm pun menghilang.
Viengsamay Mixayboua
Kanker Payudara Kambuh, Menolak Menjalani Operasi dan Kemoterapi
Pada Desember 2015, Viengsamay Mixayboua secara tidak sengaja menemukan benjolan sebesar kacang pada payudara kanannya. Setelah melakukan pemeriksaan di sebuah rumah sakit di Bangkok, ia didiagnosa terkena kanker payudara stadium 2. Perkembangan tumor yang cepat membuat sang dokter setempat menyarankannya untuk segera menjalani operasi, karena jika terjadi metastasis, hidupnya mungkin hanya tersisa 1 bulan. Jadi, untuk menyelamatkan nyawanya, Viengsamay Mixayboua pun menjalani operasi dan kemoterapi di Bangkok, namun hanya berselang 1 tahun, benjolan muncul kembali di payudara kanannya. Dokter kembali menyarankannya untuk operasi. Kali ini Viengsamay Mixayboua merasa ragu, apakah operasi masih bisa menyelamatkannya? Bagaimana jika sudah menyebar ke bagian lain? Akhirnya, Viengsamay Mixayboua menolak saran dokter dan berharap bisa menemukan pengobatan yang lebih baik.
“Tuhan tidak akan mengecewakan orang-orang yang tekun”. Melalui internet, Viengsamay Mixayboua mengetahui bahwa di St.Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou China terdapat metode pengobatan Minimal Invasif yang tidak dimiliki oleh rumah sakit di Laos ataupun Thailand. Jika dibandingkan dengan operasi dan kemotradioterapi, metode ini memiliki kelebihan antara lain minim luka, minim efek samping dan pemulihan cepat. Di sana juga banyak pasien kanker payudara yang kondisinya membaik setelah pengobatan.
Viengsamay Mixayboua berfoto bersama staf medis
Intervensi Menghilangkan Tumor Sebesar 4,2cm Dalam Waktu 2 Bulan
Pada Januari 2017, dengan membawa sebuah harapan Viengsamay Mixayboua datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah dokter melakukan pemeriksaan secara detail, ditemukan adanya benjolan sebesar 4.2cm di payudara kanannya dan metastase di kelenjar getah bening. Berdasarkan kondisinya, tim Ahli MDT pun menetapkan metode pengobatan yang sesuai : Intervensi. Setelah menjalani Intervensi pertama, efektifitas pengobatannya sangat baik dan ia tidak mengalami efek samping. Ia mengatakan bahwa benjolan payudaranya menyusut secara bertahap. Dan pada pengobatan pertama, ia hanya membutuhkan waktu 1 minggu, kemudian ia pun diperbolehkan keluar rumah sakit.
Pada Februari 2017, untuk kedua kalinya Viengsamay Mixayboua menjalani Intervensi. Kali ini ia tidak khawatir sedikit pun, karena pada pengobatan pertama ia melihat harapan untuk sembuh. Setelah menjalani pengobatan kedua, benjolan di payudara kanannya pun menghilang. Viengsamay Mixayboua mengatakan, “Ketika saya datang ke sini, saya tahu bahwa saya bisa mendapatkan pengobatan yang baik, dan sekarang saya merasa lebih baik! Terima kasih banyak untuk semua staf medis di sini...”
Percaya Pada St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Jangan Menyerah
Viengsamay Mixayboua mengatakan, saat pertama kali mendengar bahwa dirinya terkena kanker payudara, ia merasa sangat putus asa. Selama menjalani pengobatan di Thailand, penderitaan kemoterapi membuatnya ingin menyerah. Saat kankernya kambuh, ia pun memutuskan untuk tidak menjalani kemoterapi, dan mencari pengobatan lain yang lebih baik. Ia mengatakan, “Saya sangat beruntung bisa menemukan St.Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, hanya dalam 2 bulan, kondisi saya menjadi lebih baik, selama pengobatan tidak ada rasa sakit. Tidak hanya kondisi saya yang lebih baik, tapi saya juga mendapatkan banyak teman, saya pun menjadi lebih ceria, di sini seperti rumah yang memberikan saya kehangatan.”
Viengsamay Mixayboua tidak lupa untuk memberikan semangat kepada pasien lainnya, “Kondisi saya membaik setelah menjalani pengobatan, saya berharap pasien lain juga memiliki keyakinan, percaya bahwa kita dapat sehat kembali, percaya pada pengobatan di sini, jangan menyerah!”