Susana Meilany Kotjo, 62 tahun, asal Jakarta, Indonesia. Tahun 2007 didiagnosis kanker payudara stadium III. Tahun 2008 ia datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menjalani pengobatan, setelah menjalani 6 kali Intervensi dan mastektomi radikal payudara di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, penanda tumor normal kembali, hasil CT scan menunjukkan sel kankernya sudah menghilang sepenuhnya. Saat ini sudah 12 tahun berlalu, ia kembali lagi ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk pemeriksaan ulang dengan kondisi fisik yang masih sangat sehat, tidak ada tanda-tanda kekambuhan tumor.
Susana Meilany Kotjo
Mengenang kondisi pertama saat ia mengidap kanker, Susana Meilany Kotjo mengatakan, “Saya tidak tahu bahwa saya mengidap kanker payudara, saya hanya merasa di puting ada benjolan sebesar kacang hijau, kadang teraba kadang tidak, oleh karena itu tahun pertama saya mengabaikannya. Hingga akhirnya pada tahun 2007, saya menjalani pemeriksaan di rumah sakit Jakarta, dokter mengatakan saya terdiagnosis kanker payudara stadium III. Awalnya, saya menerima saran dokter di Jakarta untuk melakukan kemoterapi, saya menjalani 2 kali kemoterapi, kemudian saya menolak kemoterapi ketiga, karena setiap kali selesai menjalani kemoterapi dan pulang ke rumah, saya merasa seluruh tubuh saya sakit, kemoterapi membuat saya menderita, tidak ada nafsu makan dan tidak bisa makan.”
“Bisa datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya percaya ini adalah petunjuk dari Tuhan! Suatu hari saat saya dan suami sedang membaca koran, kami mendapatkan informasi mengenai St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah itu kami menghadiri seminar kanker yang diadakan oleh kantor perwakilan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang ada di Jakarta, di sana dokter menjelaskan teknologi pengobatan kanker Minimal Invasif yang ada di rumah sakit, metode tersebut memiliki keunggulan minim luka, bius lokal, minim efek samping dan lain sebagainya, jika dibandingkan dengan penderitaan akibat kemoterapi, saya sangat tertarik dengan teknologi baru Minimal Invasif ini, karena itu saya datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou”. Susana Meilany Kotjo menjelaskan mengapa ia memilih St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.
Susana Meilany Kotjo dan dokter penanggung jawa
Setelah tiba di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tim medis MDT berdiskusi dan menentukan metode pengobatan Intervensi + mastektomi radikal + TCM yang disesuaikan dengan kondisinya. Dokter yang menangani Susana Meilany Kotjo, dr. Lin Jing mengatakan, Intervensi merupakan metode Minimal Invasif yang dilakukan di bawah panduan alat pencitraan, hanya perlu membuat sayatan 1-2mm, tidak memerlukan pembedahan untuk membuka lesi, namun dapat mematikan sel kanker dengan tuntas. Pada waktu yang sama, metode Intervensi adalah menginjeksikan obat antikanker langsung ke dalam tumor, konsentrasi obat 2-8 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi sistemik, dapat mematikan sel kanker tanpa merusak sel normal, pemulihan cepat, minim efek samping, cocok untuk pasien kanker stadium lanjut seperti Susana Meilany Kotjo yang tidak ingin menjalani kemoterapi, dikombinasikan dengan TCM dan mastektomi radikal payudara dapat meningkatkan kekebalan tubuh pasien secara efektif, menghindari kekambuhan dan penyebaran, efektivitas metode gabungan pengobatan Timur dan Barat lebih besar dibandingkan dengan pengobatan tunggal apa pun.
“Saat menjalani kemoterapi di Jakarta, saya tidak bisa makan dan merasakan ketidak nyamanan, tidak bisa BAB, dokter di Jakarta tidak perhatian, sangat sulit untuk bertemu dengan dokter. Namun menjalani pengobatan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya merasa sangat santai, tidak ada efek samping yang serius dan tidak ada rasa sakit, dokter dan perawat di sini juga sangat ramah, mereka sewaktu-waktu datang memeriksa kondisi saya, menanyakan makanan yang dikonsumsi, BAB dan hal lainnya. Setelah pengobatan selama seminggu, dokter menyarankan saya untuk pergi jalan-jalan, saat itu saya pergi ke pusat perbelanjaan terdekat, juga pergi ke Hongkong dan Shenzhen. Pada waktu itu saya tidak merasa seperti seorang pasien, melakukan pengobatan sambil jalan-jalan, saya merasa sangat rileks”. Susana Meilany Kotjo dengan senang menceritakan pengalaman berobat di Guangzhou.
Bulan Desember 2019, Susana Meilany Kotjo kembali lagi ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk kontrol, hasil pemeriksaan medis menyatakan kondisinya tetap sangat sehat, yang juga berarti bahwa ia sudah bertahan selama 12 tahun! Dalam hal ini, ia dan keluarga menyatakan terima kasih kepada rumah sakit, ia juga membagikan pengalamannya dalam melawan kanker : “Jika Anda terkena kanker, Anda harus segera menjalani pengobatan, jangan melewatkan kesempatan pengobatan, karena sel kanker menyebar dengan sangat cepat, harus secepat mungkin mengontrolnya. Namun jangan takut, karena saat ini dunia medis terus berkembang, Anda punya alasan untuk percaya bahwa Anda dapat disembuhkan.”
Susana Meilany Kotjo, 62 tahun, asal Jakarta, Indonesia. Tahun 2007 didiagnosis kanker payudara stadium III. Tahun 2008 ia datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou menjalani pengobatan, setelah menjalani 6 kali Intervensi dan mastektomi radikal payudara di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, penanda tumor normal kembali, hasil CT scan menunjukkan sel kankernya sudah menghilang sepenuhnya. Saat ini sudah 12 tahun berlalu, ia kembali lagi ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk pemeriksaan ulang dengan kondisi fisik yang masih sangat sehat, tidak ada tanda-tanda kekambuhan tumor.
Susana Meilany Kotjo
Mengenang kondisi pertama saat ia mengidap kanker, Susana Meilany Kotjo mengatakan, “Saya tidak tahu bahwa saya mengidap kanker payudara, saya hanya merasa di puting ada benjolan sebesar kacang hijau, kadang teraba kadang tidak, oleh karena itu tahun pertama saya mengabaikannya. Hingga akhirnya pada tahun 2007, saya menjalani pemeriksaan di rumah sakit Jakarta, dokter mengatakan saya terdiagnosis kanker payudara stadium III. Awalnya, saya menerima saran dokter di Jakarta untuk melakukan kemoterapi, saya menjalani 2 kali kemoterapi, kemudian saya menolak kemoterapi ketiga, karena setiap kali selesai menjalani kemoterapi dan pulang ke rumah, saya merasa seluruh tubuh saya sakit, kemoterapi membuat saya menderita, tidak ada nafsu makan dan tidak bisa makan.”
“Bisa datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya percaya ini adalah petunjuk dari Tuhan! Suatu hari saat saya dan suami sedang membaca koran, kami mendapatkan informasi mengenai St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah itu kami menghadiri seminar kanker yang diadakan oleh kantor perwakilan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou yang ada di Jakarta, di sana dokter menjelaskan teknologi pengobatan kanker Minimal Invasif yang ada di rumah sakit, metode tersebut memiliki keunggulan minim luka, bius lokal, minim efek samping dan lain sebagainya, jika dibandingkan dengan penderitaan akibat kemoterapi, saya sangat tertarik dengan teknologi baru Minimal Invasif ini, karena itu saya datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou”. Susana Meilany Kotjo menjelaskan mengapa ia memilih St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.
Susana Meilany Kotjo dan dokter penanggung jawa
Setelah tiba di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tim medis MDT berdiskusi dan menentukan metode pengobatan Intervensi + mastektomi radikal + TCM yang disesuaikan dengan kondisinya. Dokter yang menangani Susana Meilany Kotjo, dr. Lin Jing mengatakan, Intervensi merupakan metode Minimal Invasif yang dilakukan di bawah panduan alat pencitraan, hanya perlu membuat sayatan 1-2mm, tidak memerlukan pembedahan untuk membuka lesi, namun dapat mematikan sel kanker dengan tuntas. Pada waktu yang sama, metode Intervensi adalah menginjeksikan obat antikanker langsung ke dalam tumor, konsentrasi obat 2-8 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi sistemik, dapat mematikan sel kanker tanpa merusak sel normal, pemulihan cepat, minim efek samping, cocok untuk pasien kanker stadium lanjut seperti Susana Meilany Kotjo yang tidak ingin menjalani kemoterapi, dikombinasikan dengan TCM dan mastektomi radikal payudara dapat meningkatkan kekebalan tubuh pasien secara efektif, menghindari kekambuhan dan penyebaran, efektivitas metode gabungan pengobatan Timur dan Barat lebih besar dibandingkan dengan pengobatan tunggal apa pun.
“Saat menjalani kemoterapi di Jakarta, saya tidak bisa makan dan merasakan ketidak nyamanan, tidak bisa BAB, dokter di Jakarta tidak perhatian, sangat sulit untuk bertemu dengan dokter. Namun menjalani pengobatan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya merasa sangat santai, tidak ada efek samping yang serius dan tidak ada rasa sakit, dokter dan perawat di sini juga sangat ramah, mereka sewaktu-waktu datang memeriksa kondisi saya, menanyakan makanan yang dikonsumsi, BAB dan hal lainnya. Setelah pengobatan selama seminggu, dokter menyarankan saya untuk pergi jalan-jalan, saat itu saya pergi ke pusat perbelanjaan terdekat, juga pergi ke Hongkong dan Shenzhen. Pada waktu itu saya tidak merasa seperti seorang pasien, melakukan pengobatan sambil jalan-jalan, saya merasa sangat rileks”. Susana Meilany Kotjo dengan senang menceritakan pengalaman berobat di Guangzhou.
Bulan Desember 2019, Susana Meilany Kotjo kembali lagi ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk kontrol, hasil pemeriksaan medis menyatakan kondisinya tetap sangat sehat, yang juga berarti bahwa ia sudah bertahan selama 12 tahun! Dalam hal ini, ia dan keluarga menyatakan terima kasih kepada rumah sakit, ia juga membagikan pengalamannya dalam melawan kanker : “Jika Anda terkena kanker, Anda harus segera menjalani pengobatan, jangan melewatkan kesempatan pengobatan, karena sel kanker menyebar dengan sangat cepat, harus secepat mungkin mengontrolnya. Namun jangan takut, karena saat ini dunia medis terus berkembang, Anda punya alasan untuk percaya bahwa Anda dapat disembuhkan.”