Saidah, merupakan seorang pasien berusia 55 tahun asal Indonesia. Tahun ini merupakan tahun ke-5 bagi dirinya dalam perjuangan melawan kanker. Beliau bukan hanya seorang pejuang kanker yang berani, namun juga seorang Ibu yang hebat. Saat dirinya mengetahui terdapat benjolan di payudara sebelah kiri, dengan tegas ia memutuskan untuk melahirkan dulu sebelum menjalani perawatan. Untungnya, setelah menjalani pengobatan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, kondisi fisiknya jauh membaik.
Dua pilihan sulit: Menjalani pengobatan atau menyelamatkan bayi
Pada tahun 2016, Saidah merasakan ada benjolan di payudara kirinya. Saat melakukan pemeriksaan di rumah sakit, dokter mengatakan bahwa terdapat tumor ganas di payudaranya. Kabar ini mengejutkan Saidah yang tengah bersukacita menyambut kelahiran bayinya. Pasalnya saat itu ia tengah mengandung anak kembar.
Hal ini membuat Saidah dihadapkan pada dua pilihan sulit: memilih pengobatan atau menyelamatkan bayi dalam kandungan? Satu sisi demi kesehatan sendiri, di sisi lainnya ada bayi kembarnya yang lucu. Namun, karena khawatir dapat memengaruhi perkembangan bayinya, Saidah dan suami pun memutuskan untuk tidak melakukan pengobatan dahulu. Tidak lama kemudian, bayi kembarnya pun lahir.
Pada tahun 2018, benjolan di payudara kiri Saidah sudah membesar dan juga terdapat luka, sakitnya tak tertahankan. Akhirnya ia memutuskan untuk menjalani pemeriksaan di RS setempat dan hasilnya menunjukkan kanker payudara. Kabar tersebut membuat Saidah hampir pingsan, memikirkan keluarga yang begitu menyayanginya dan juga buah hatinya yang baru lahir, membuat dirinya merasa tertekan dan berlinang air mata.
Namun, bayinya dan keluarganya adalah kelemahan sekaligus pelindungnya yang kuat. Berkat dukungan dari suami dan keluarga, Saidah pun akhirnya segera bangkit dan aktif melawan kanker.
Saidah sudah pernah melakukan pengobatan di Jakarta dan Malaysia sebelumnya. Dokter menyarankan untuk melakukan tindakan operasi, namun Saidah takut menjalaninya. Kemudian, sang suami pun melakukan pencarian di internet untuk mengetahui apakah ada metode pengobatan lain dan berharap istrinya bisa mendapatkan pengobatan terbaik.
Setelah membaca artikel mengenai pengobatan Minimal Invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Saidah dan suami segera menghubungi kantor perwakilan Jakarta untuk melakukan konsultasi. “Melalui telekonsultasi, tim dokter memberikan saran dan penjelasan mendalam mengenai pengobatan Minimal Invasif berdasarkan kondisi saya. Saat itu selalu tersedia penerjemah untuk membantu saya berkomunikasi dengan dokter, dan akhirnya kami pun memutuskan untuk berobat ke luar negeri,” tutur Saidah.
Pengobatan Minimal Invasif Presisi
memberikan kemenangan awal bagi seorang ibu bayi kembar dalam melawan kanker
Pada bulan September 2018, Saidah datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou didampingi suaminya. Setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh, benjolan payudara kirinya diketahui berukuran 12x7.5 cm, dengan diagnosis tumor payudara ganas ypT4N2M0 (stadium IIIC) dan memerlukan penanganan sesegera mungkin.
Tim medis MDT rumah sakit dengan sigap merumuskan rancangan pengobatan gabungan berupa: Intervensi dan Cryosurgery untuk membunuh jaringan tumor secara akurat, lalu dilanjutkan dengan melakukan Mastektomi Radikal Modifikasi untuk payudara kirinya, pembersihan kelenjar getah bening pada ketiak dan terakhir dikombinasikan dengan radioterapi untuk mengobati tumor secara radikal.
Intervensi merupakan sebuah metode pengobatan dengan menyuntikkan obat antitumor secara langsung melalui pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke tumor. Metode ini dapat membuat obat langsung bekerja pada sel tumor sehingga dapat membunuh sel tumor secara akurat.
Cryosurgery merupakan teknologi ablasi baru dengan menggunakan Ar-He Knife yang dapat membekukan sel tumor dengan cepat menjadi bola es, memecahkan membran sel tumor, dan menghancurkan sel tumor sepenuhnya.
Berdasarkan keterangan dari Dokter Zhao, setelah melakukan serangkaian pengobatan berupa Intervensi, Cryosurgery dikombinasikan dengan Radioterapi, benjolan Saidah berangsur-angsur mengecil dan rasa nyeri pada payudara kiri pun mereda. Saat melakukan pemeriksaan ulang di tahun 2019, benjolan di payudara kiri Saidah yang tadinya berukuran 12x7.5 cm telah hilang, perjuangannya dalam melawan kanker akhirnya memperoleh kemenangan.
Kiri : Pencitraan tumor bulan September 2018, Kanan : Pencitraan tumor bulan Juni 2019
Kontrol pertama ke rumah sakit setelah pandemi berakhir,
hasilnya signifikan
Semula seusai rencana pengobatan awal, selama ia melakukan kontrol rutin ke RS, sel kanker yang berada di tubuh Saidah dapat dikendalikan dengan baik. Namun karena dampak pandemi, kontrol rutin yang seharusnya dilakukan Saidah menjadi terhambat, sehingga ia hanya bisa melakukan pengobatan di Indonesia. Dikarenakan jantungnya tidak dapat menerima obat dalam dosis yang besar, dokter setempat tidak campur tangan terlalu banyak, dan hasil pengobatannya pun tidak baik.
Dalam kurun waktu tersebut, lengan kiri Saidah sering terasa sakit bahkan sampai tidak bisa bergerak. Setelah mengetahui pandemi di Tiongkok telah berakhir, Saidah langsung menghubungi kantor perwakilan Jakarta dengan harapan bisa melakukan kontrol rutin secepatnya.
Pada bulan Juni 2023, Saidah dan suaminya kembali ke rumah sakit. Setelah melakukan pemeriksaan PET CT terlihat metastasis pada otot ketiak kiri dengan diagnosis tumor ganas sekunder pada kelenjar getah bening. Selain itu, akibat kelenjar getah beningnya menekan saraf di lengan kiri, pergerakan tangan kiri menjadi terbatas (setelah dievaluasi, kekuatan otot lengan kiri pasien berada pada skala 0), dan Saidah didiagnosis menderita kelumpuhan pada otot lengan kiri. Namun untungnya, hasil pemeriksaan payudara terlihat normal.
Kali ini, setelah penilaian komprehensif, tim medis MDT menentukan rancangan pengobatan berupa Intervensi yang dikombinasikan dengan Penanaman Biji Partikel
Penanaman Biji Partikel
Setelah menjalani pengobatan selama beberapa waktu, rasa sakit di lengan Saidah berkurang secara signifikan, pergerakan pada lengannya pun telah jauh membaik daripada sebelumnya, dan bisa beraktivitas di luar ruangan. Setelah melakukan pemeriksaan ulang, tumor ganas yang berada di kelenjar getah bening Saidah telah terkontrol dengan baik. Kekuatan otot lengan kiri juga meningkat menjadi skala 3 (standar penilaian kekuatan otot dibagi menjadi skala 0-5, total ada 6 tingkatan, semakin tinggi angkanya semakin baik). Melihat hasil pengobatan tersebut, Saidah dan suami sangat senang dan mengatakan bahwa mereka tidak salah memilih rumah sakit.
Saidah beserta suami dan penerjemah
Terima kasih kepada semua staff medis, saya harap semua pejuang kanker dapat berhasil
“Melihat tubuhku yang berangsur-angsur membaik, membuat saya semakin percaya diri dalam melawan kanker!” Sambil mengingat proses pengobatan yang dilaluinya, Saidah berkata: “Terima kasih banyak kepada semua tim dokter dan perawat di sini, mereka selalu sabar dan perhatian dalam melayani pasien, rasanya seperti dirawat keluarga sendiri, terutama Dokter Zhao, tim medis dan penerjemah yang telah m sangat peduli. Di saat yang sama, lingkungan disini sangat nyaman, sehingga saya dapat berobat dengan tenang dan puas.”
Saidah dan penerjemah
Bagi teman-teman yang sedang berjuang melawan kanker, Saidah ingin berpesan: “Dalam perjalanan melawan kanker, yang terpenting adalah jangan menyerah, percayalah pada dokter dan juga diri sendiri!”
Saidah, merupakan seorang pasien berusia 55 tahun asal Indonesia. Tahun ini merupakan tahun ke-5 bagi dirinya dalam perjuangan melawan kanker. Beliau bukan hanya seorang pejuang kanker yang berani, namun juga seorang Ibu yang hebat. Saat dirinya mengetahui terdapat benjolan di payudara sebelah kiri, dengan tegas ia memutuskan untuk melahirkan dulu sebelum menjalani perawatan. Untungnya, setelah menjalani pengobatan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, kondisi fisiknya jauh membaik.
Dua pilihan sulit: Menjalani pengobatan atau menyelamatkan bayi
Pada tahun 2016, Saidah merasakan ada benjolan di payudara kirinya. Saat melakukan pemeriksaan di rumah sakit, dokter mengatakan bahwa terdapat tumor ganas di payudaranya. Kabar ini mengejutkan Saidah yang tengah bersukacita menyambut kelahiran bayinya. Pasalnya saat itu ia tengah mengandung anak kembar.
Hal ini membuat Saidah dihadapkan pada dua pilihan sulit: memilih pengobatan atau menyelamatkan bayi dalam kandungan? Satu sisi demi kesehatan sendiri, di sisi lainnya ada bayi kembarnya yang lucu. Namun, karena khawatir dapat memengaruhi perkembangan bayinya, Saidah dan suami pun memutuskan untuk tidak melakukan pengobatan dahulu. Tidak lama kemudian, bayi kembarnya pun lahir.
Pada tahun 2018, benjolan di payudara kiri Saidah sudah membesar dan juga terdapat luka, sakitnya tak tertahankan. Akhirnya ia memutuskan untuk menjalani pemeriksaan di RS setempat dan hasilnya menunjukkan kanker payudara. Kabar tersebut membuat Saidah hampir pingsan, memikirkan keluarga yang begitu menyayanginya dan juga buah hatinya yang baru lahir, membuat dirinya merasa tertekan dan berlinang air mata.
Namun, bayinya dan keluarganya adalah kelemahan sekaligus pelindungnya yang kuat. Berkat dukungan dari suami dan keluarga, Saidah pun akhirnya segera bangkit dan aktif melawan kanker.
Saidah sudah pernah melakukan pengobatan di Jakarta dan Malaysia sebelumnya. Dokter menyarankan untuk melakukan tindakan operasi, namun Saidah takut menjalaninya. Kemudian, sang suami pun melakukan pencarian di internet untuk mengetahui apakah ada metode pengobatan lain dan berharap istrinya bisa mendapatkan pengobatan terbaik.
Setelah membaca artikel mengenai pengobatan Minimal Invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, Saidah dan suami segera menghubungi kantor perwakilan Jakarta untuk melakukan konsultasi. “Melalui telekonsultasi, tim dokter memberikan saran dan penjelasan mendalam mengenai pengobatan Minimal Invasif berdasarkan kondisi saya. Saat itu selalu tersedia penerjemah untuk membantu saya berkomunikasi dengan dokter, dan akhirnya kami pun memutuskan untuk berobat ke luar negeri,” tutur Saidah.
Pengobatan Minimal Invasif Presisi
memberikan kemenangan awal bagi seorang ibu bayi kembar dalam melawan kanker
Pada bulan September 2018, Saidah datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou didampingi suaminya. Setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh, benjolan payudara kirinya diketahui berukuran 12x7.5 cm, dengan diagnosis tumor payudara ganas ypT4N2M0 (stadium IIIC) dan memerlukan penanganan sesegera mungkin.
Tim medis MDT rumah sakit dengan sigap merumuskan rancangan pengobatan gabungan berupa: Intervensi dan Cryosurgery untuk membunuh jaringan tumor secara akurat, lalu dilanjutkan dengan melakukan Mastektomi Radikal Modifikasi untuk payudara kirinya, pembersihan kelenjar getah bening pada ketiak dan terakhir dikombinasikan dengan radioterapi untuk mengobati tumor secara radikal.
Intervensi merupakan sebuah metode pengobatan dengan menyuntikkan obat antitumor secara langsung melalui pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke tumor. Metode ini dapat membuat obat langsung bekerja pada sel tumor sehingga dapat membunuh sel tumor secara akurat.
Cryosurgery merupakan teknologi ablasi baru dengan menggunakan Ar-He Knife yang dapat membekukan sel tumor dengan cepat menjadi bola es, memecahkan membran sel tumor, dan menghancurkan sel tumor sepenuhnya.
Berdasarkan keterangan dari Dokter Zhao, setelah melakukan serangkaian pengobatan berupa Intervensi, Cryosurgery dikombinasikan dengan Radioterapi, benjolan Saidah berangsur-angsur mengecil dan rasa nyeri pada payudara kiri pun mereda. Saat melakukan pemeriksaan ulang di tahun 2019, benjolan di payudara kiri Saidah yang tadinya berukuran 12x7.5 cm telah hilang, perjuangannya dalam melawan kanker akhirnya memperoleh kemenangan.
Kiri : Pencitraan tumor bulan September 2018, Kanan : Pencitraan tumor bulan Juni 2019
Kontrol pertama ke rumah sakit setelah pandemi berakhir,
hasilnya signifikan
Semula seusai rencana pengobatan awal, selama ia melakukan kontrol rutin ke RS, sel kanker yang berada di tubuh Saidah dapat dikendalikan dengan baik. Namun karena dampak pandemi, kontrol rutin yang seharusnya dilakukan Saidah menjadi terhambat, sehingga ia hanya bisa melakukan pengobatan di Indonesia. Dikarenakan jantungnya tidak dapat menerima obat dalam dosis yang besar, dokter setempat tidak campur tangan terlalu banyak, dan hasil pengobatannya pun tidak baik.
Dalam kurun waktu tersebut, lengan kiri Saidah sering terasa sakit bahkan sampai tidak bisa bergerak. Setelah mengetahui pandemi di Tiongkok telah berakhir, Saidah langsung menghubungi kantor perwakilan Jakarta dengan harapan bisa melakukan kontrol rutin secepatnya.
Pada bulan Juni 2023, Saidah dan suaminya kembali ke rumah sakit. Setelah melakukan pemeriksaan PET CT terlihat metastasis pada otot ketiak kiri dengan diagnosis tumor ganas sekunder pada kelenjar getah bening. Selain itu, akibat kelenjar getah beningnya menekan saraf di lengan kiri, pergerakan tangan kiri menjadi terbatas (setelah dievaluasi, kekuatan otot lengan kiri pasien berada pada skala 0), dan Saidah didiagnosis menderita kelumpuhan pada otot lengan kiri. Namun untungnya, hasil pemeriksaan payudara terlihat normal.
Kali ini, setelah penilaian komprehensif, tim medis MDT menentukan rancangan pengobatan berupa Intervensi yang dikombinasikan dengan Penanaman Biji Partikel
Penanaman Biji Partikel
Setelah menjalani pengobatan selama beberapa waktu, rasa sakit di lengan Saidah berkurang secara signifikan, pergerakan pada lengannya pun telah jauh membaik daripada sebelumnya, dan bisa beraktivitas di luar ruangan. Setelah melakukan pemeriksaan ulang, tumor ganas yang berada di kelenjar getah bening Saidah telah terkontrol dengan baik. Kekuatan otot lengan kiri juga meningkat menjadi skala 3 (standar penilaian kekuatan otot dibagi menjadi skala 0-5, total ada 6 tingkatan, semakin tinggi angkanya semakin baik). Melihat hasil pengobatan tersebut, Saidah dan suami sangat senang dan mengatakan bahwa mereka tidak salah memilih rumah sakit.
Saidah beserta suami dan penerjemah
Terima kasih kepada semua staff medis, saya harap semua pejuang kanker dapat berhasil
“Melihat tubuhku yang berangsur-angsur membaik, membuat saya semakin percaya diri dalam melawan kanker!” Sambil mengingat proses pengobatan yang dilaluinya, Saidah berkata: “Terima kasih banyak kepada semua tim dokter dan perawat di sini, mereka selalu sabar dan perhatian dalam melayani pasien, rasanya seperti dirawat keluarga sendiri, terutama Dokter Zhao, tim medis dan penerjemah yang telah m sangat peduli. Di saat yang sama, lingkungan disini sangat nyaman, sehingga saya dapat berobat dengan tenang dan puas.”
Saidah dan penerjemah
Bagi teman-teman yang sedang berjuang melawan kanker, Saidah ingin berpesan: “Dalam perjalanan melawan kanker, yang terpenting adalah jangan menyerah, percayalah pada dokter dan juga diri sendiri!”