Kanker Empedu Stadium 2, Dokter Indonesia Menyerah
Willy adalah seorang pasien kanker empedu stadium 2 asal Indonesia. Bulan Oktober 2017, melalui hasil pemeriksaan MRI di Surabaya, Indonesia dokter memberitahukan diagnosanya, dan menjelaskan bahwa karena letak lesi yang khusus, tim medis tidak dapat memberikan saran pengobatan apapun. Willy menjadi sangat frustasi. Ia tidak menyangka bahwa gejala kulit dan mata menguning, kulit gatal dan gejala lainnya yang dialami selama ini disebabkan karena kanker empedu.
“Awalnya saya kira hanya sakit kuning biasa, setelah mengkonsumsi obat selama 1 bulan, kondisi saya tidak membaik. Di rumah sakit Surabaya, hasil pemeriksaan medis menunjukkan saya terdiagnosa kanker empedu stadium 2, saat itu ukuran tumornya sekitar 2*4cm, membuat saya dan keluarga sangat sedih,” Willy menceritakan kondisinya saat awal terdiagnosa.
Metode Minimal Invasif, Harapan Bagi Pasien Kanker Empedu
Meskipun dokter Indonesia menyerah, anak-anak Willy tidak menyerah. Mendapatkan informasi dari Internet, Willy ditemani anak-anaknya datang ke kantor perwakilan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou di Surabaya. Awalnya, ia dan keluarga tertarik dengan kata “tanpa operasi dan kemoterapi” yang ada di Internet, ketika tiba di kantor perwakilan, Willy mendapatkan informasi 18 teknologi Minimal Invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, bahkan ia mendapatkan informasi bahwa metode ini sudah mendatangkan harapan pengobatan bagi banyak pasien kanker di seluruh dunia, ia pun memutuskan untuk pergi ke Guangzhou menjalani pengobatan.
“Dalam banyak jenis teknologi Minimal Invasif, metode yang sangat berkesan bagi saya adalah NanoKnife, karena tumor yang letaknya dekat dengan saluran empedu biasanya sulit diobati dengan terapi ablasi tradisional, dapat menyebabkan kelumpuhan dan komplikasi lainnya, tetapi NanoKnife dapat diterapkan tanpa merusak saluran dan saraf, tindakan ini sangat sulit dilakukan oleh rumah sakit kanker lainnya, hal ini membuat saya yakin datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk menjalani pengobatan dengan optimis,” kata Willy.
Intervensi + Brachytherapy + Terapi Natural Membuat Pasien Kanker Empedu Sehat Kembali
Tanggal 10 November 2017, Willy ditemani oleh keluarga datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Awal masuk rumah sakit, kondisi tubuh Willy yang sangat kuning, gatal, tidak berdaya, tidak nafsu makan, berat badan dari 77kg turun menjadi 45kg.
“Di Indonesia, setiap pasien kanker hanya ditangani oleh seorang dokter, bahkan setiap dokter spesialis yang berbeda akan memberikan saran pengobatan yang berbeda juga, hal ini membuat pasien dan keluarga sulit untuk menentukan pilihan. Namun di sini berbeda, pasien ditangani oleh dokter onkologi, internist, bedah, TCM dan gabungan dokter dari 10 departemen medis lainnya. Mereka menentukan metode pengobatan Intervensi + Brachytherapy + Terapi Natural yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Proses pengobatan yang sangat profesional membuat saya tenang,” kisah Willy dengan senang.
Tanggal 18 November 2017, Willy menjalani Intervensi yang pertama, karena tidak paham dengan teknologi ini, sebelum menjalani pengobatan ia sangat takut dan khawatir. Tetapi hasil pengobatan di luar dugaannya, pengobatan selesai dalam 30 menit, dan setelah 12 jam, ia sudah dapat turun dari tempat tidur dan berjalan, karena pengobatan Minimal Invasif itu minim luka, pengobatan tersebut tidak mengganggu aktivitas makan dan mandi, selama proses pengobatan juga tidak ada rasa sakit dan tidak nyaman.
Sampai saat ini, Willy sudah menjalani 4 kali Intervensi, dikombinasikan dengan Brachytherapy dan Terapi Natural, berat badannya sudah normal kembali, gejala kulit menguning dan gatal sudah tidak ada, nafsu makan normal kembali, psikologinya juga sangat baik, sehingga ia tidak terlihat seperti seorang pasien kanker.
Dokter yang menangani Willy mengatakan, “Hasil CT scan terbaru menunjukkan, sel kanker di saluran empedunya sudah menghilang secara menyeluruh, selanjutnya ia hanya perlu kontrol rutin setiap 6 bulan sekali.” Berita ini membuat Willy dan keluarga sangat senang, dalam waktu yang singkat bisa mendapatkan hasil pengobatan yang sangat efektif, inimerupakan pilihan awal pengobatan yang tepat.
“Percaya dengan dokter dan teknologi pengobatan, bekerjasama dengan dokter dan mempertahankan sikap optimis, pasti Anda akan menang melawan kanker!” Sebelum keluar rumah sakit, Willy membagikan pengalaman pribadinya.
Kanker Empedu Stadium 2, Dokter Indonesia Menyerah
Willy adalah seorang pasien kanker empedu stadium 2 asal Indonesia. Bulan Oktober 2017, melalui hasil pemeriksaan MRI di Surabaya, Indonesia dokter memberitahukan diagnosanya, dan menjelaskan bahwa karena letak lesi yang khusus, tim medis tidak dapat memberikan saran pengobatan apapun. Willy menjadi sangat frustasi. Ia tidak menyangka bahwa gejala kulit dan mata menguning, kulit gatal dan gejala lainnya yang dialami selama ini disebabkan karena kanker empedu.
“Awalnya saya kira hanya sakit kuning biasa, setelah mengkonsumsi obat selama 1 bulan, kondisi saya tidak membaik. Di rumah sakit Surabaya, hasil pemeriksaan medis menunjukkan saya terdiagnosa kanker empedu stadium 2, saat itu ukuran tumornya sekitar 2*4cm, membuat saya dan keluarga sangat sedih,” Willy menceritakan kondisinya saat awal terdiagnosa.
Metode Minimal Invasif, Harapan Bagi Pasien Kanker Empedu
Meskipun dokter Indonesia menyerah, anak-anak Willy tidak menyerah. Mendapatkan informasi dari Internet, Willy ditemani anak-anaknya datang ke kantor perwakilan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou di Surabaya. Awalnya, ia dan keluarga tertarik dengan kata “tanpa operasi dan kemoterapi” yang ada di Internet, ketika tiba di kantor perwakilan, Willy mendapatkan informasi 18 teknologi Minimal Invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, bahkan ia mendapatkan informasi bahwa metode ini sudah mendatangkan harapan pengobatan bagi banyak pasien kanker di seluruh dunia, ia pun memutuskan untuk pergi ke Guangzhou menjalani pengobatan.
“Dalam banyak jenis teknologi Minimal Invasif, metode yang sangat berkesan bagi saya adalah NanoKnife, karena tumor yang letaknya dekat dengan saluran empedu biasanya sulit diobati dengan terapi ablasi tradisional, dapat menyebabkan kelumpuhan dan komplikasi lainnya, tetapi NanoKnife dapat diterapkan tanpa merusak saluran dan saraf, tindakan ini sangat sulit dilakukan oleh rumah sakit kanker lainnya, hal ini membuat saya yakin datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou untuk menjalani pengobatan dengan optimis,” kata Willy.
Intervensi + Brachytherapy + Terapi Natural Membuat Pasien Kanker Empedu Sehat Kembali
Tanggal 10 November 2017, Willy ditemani oleh keluarga datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Awal masuk rumah sakit, kondisi tubuh Willy yang sangat kuning, gatal, tidak berdaya, tidak nafsu makan, berat badan dari 77kg turun menjadi 45kg.
“Di Indonesia, setiap pasien kanker hanya ditangani oleh seorang dokter, bahkan setiap dokter spesialis yang berbeda akan memberikan saran pengobatan yang berbeda juga, hal ini membuat pasien dan keluarga sulit untuk menentukan pilihan. Namun di sini berbeda, pasien ditangani oleh dokter onkologi, internist, bedah, TCM dan gabungan dokter dari 10 departemen medis lainnya. Mereka menentukan metode pengobatan Intervensi + Brachytherapy + Terapi Natural yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Proses pengobatan yang sangat profesional membuat saya tenang,” kisah Willy dengan senang.
Tanggal 18 November 2017, Willy menjalani Intervensi yang pertama, karena tidak paham dengan teknologi ini, sebelum menjalani pengobatan ia sangat takut dan khawatir. Tetapi hasil pengobatan di luar dugaannya, pengobatan selesai dalam 30 menit, dan setelah 12 jam, ia sudah dapat turun dari tempat tidur dan berjalan, karena pengobatan Minimal Invasif itu minim luka, pengobatan tersebut tidak mengganggu aktivitas makan dan mandi, selama proses pengobatan juga tidak ada rasa sakit dan tidak nyaman.
Sampai saat ini, Willy sudah menjalani 4 kali Intervensi, dikombinasikan dengan Brachytherapy dan Terapi Natural, berat badannya sudah normal kembali, gejala kulit menguning dan gatal sudah tidak ada, nafsu makan normal kembali, psikologinya juga sangat baik, sehingga ia tidak terlihat seperti seorang pasien kanker.
Dokter yang menangani Willy mengatakan, “Hasil CT scan terbaru menunjukkan, sel kanker di saluran empedunya sudah menghilang secara menyeluruh, selanjutnya ia hanya perlu kontrol rutin setiap 6 bulan sekali.” Berita ini membuat Willy dan keluarga sangat senang, dalam waktu yang singkat bisa mendapatkan hasil pengobatan yang sangat efektif, inimerupakan pilihan awal pengobatan yang tepat.
“Percaya dengan dokter dan teknologi pengobatan, bekerjasama dengan dokter dan mempertahankan sikap optimis, pasti Anda akan menang melawan kanker!” Sebelum keluar rumah sakit, Willy membagikan pengalaman pribadinya.