JOSEPH JACOB ORPIANO
Nama saya Joseph Jacob Orpiano, tahun ini berusia 43 tahun, berasal dari Filipina, saya adalah seorang dokter umum. Sebagai seorang dokter selama 20 tahun, saya telah menyembuhkan penderitaan orang lain. Tapi, di awal ke 21 masa praktek saya, saya menjadi seorang pasien kanker. Perubahan ini membuat saya terkejut, sedih, dan putus asa.
Saat itu tahun 2013, saya selalu merasa sakit perut. Saya adalah seorang dokter, saya memperhatikan kesehatan dan rutin melakukan pemeriksaan, tumor marker juga menunjukkan hasil yang normal, saya mengira tubuh saya sangat sehat, jadi saya tidak terlalu memikirkannya. Pada hari Natal, saya pergi ke rumah sakit untuk melakukan kolonoskopi, hasil pemeriksaan menunjukkan, saya terkena kanker usus stadium 4. Saya sangat terkejut, karena hasil pemeriksaan saya selama bertahun-tahun tidak ada masalah, setiap bagian tubuh saya menunjukkan tanda-tanda kanker. Pada saat itu, saya berpikir bahwa jika saya meninggal, bagaimana ibu saya yang sudah berumur 70 tahun dapat menerima kenyataan ini, dan bagaimana dengan anak saya yang baru berusia 1 tahun ?
Keluarga saya memiliki riwayat kanker. Kakek, nenek dan ayah saya adalah pasien kanker. Ayah saya meninggal 3 tahun yang lalu, tubuh ibu saya juga tidak terlalu baik, saya benar-benar sedih. Adik laki-laki saya bekerja sebagai seorang perawat di sebuah rumah sakit di Chicago, Amerika, ia menyarankan saya untuk melakukan pengobatan di Amerika, semua biaya pengobatan akan ditanggung olehnya. Tetapi pengobatan di Amerika terlalu mahal, saya tidak ingin menggunakan uang adik saya. Saya pun akhirnya memilih melakukan pengobatan di Filipina.
Saya melakukan operasi pertama kali di Filipina, memotong sebagian usus, hati, dan setelah operasi, saya menjalani 5 kali kemoterapi. Kemoterapi membuat saya merasa lelah, sebagian besar waktu saya habiskan untuk berbaring di tempat tidur. Kondisi saya tidak kunjung membaik, dan tumor terus menyebar ke bagian lain. Sebelum menjalani operasi yang kedua, saya berkenalan dengan seorang pasien kanker payudara, Ms. Elie, ia mengatakan, di Guangzhou China ada sebuah rumah sakit kanker yang memiliki metode pengobatan kanker yang efektif, menggunakan teknik minimal invasif untuk mengobati kanker, tanpa operasi, luka kecil dan tanpa rasa sakit. Saya benar-benar tertarik dengan teknologi pengobatan yang maju ini, tetapi saya tetap menjalani operasi kedua di Filipina, karena kebetulan dokternya adalah mentor saya, saya ingin mempercayai mentor saya. Tetapi setelah operasi kedua, kondisi saya masih juga tidak membaik, sel-sel kanker menyebar ke bagian paru, hati, serta dinding perut bagian kanan saya. Saya dengan yakin mencari Ms. Elie, untuk memahami cara untuk ke Modern Cancer Hospital Guangzhou. Saya menghubungi kantor perwakilan Modern Cancer Hospital Guangzhou yang ada di Filipina, kemudian memulai pengobatan di Guangzhou.
Di Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya menjalani Intervensi minimal invasif, Cryosurgery dan Kemoterapi bertarget. Saat melakukan Cryosurgery, selain merasakan sedikit sakit ketika dibius, tidak ada rasa sakit lain yang saya alami. 24 jam setelah operasi, saya sudah bisa beaktivitas turun dari tempat tidur dan makan. Yang membuat saya gembira adalah saya tidak mengalami kerontokan rambut. Saya sangat peduli dengan rambut saya, sewaktu saya menjalani kemoterapi di Filipina, rambut saya sering rontok. Setelah 3 kali menjalani pengobatan, tumor saya telah menyusut secara signifikan, saya tidak perlu berbaring di tempat tidur setiap hari.
Dapat hidup lebih baik! Saya ingin melihat anak saya tumbuh dewasa. Ini terus menjadi harapan saya ketika terdiagnosa menderita kanker usus. Dengan memikirkan anak saya yang ada di Filipina, memikirkan hal menggemaskan apa yang telah diperbuatnya hari ini, apakah ia gembira setiap harinya, ini langsung memicu saya untuk terus berjuang melawan kanker.
Di sini, saya ingin memberitahukan kepada setiap teman pasin kanker : Hidup itu sederhana, Hidup itu rapuh, Hidup tak ternilai harganya. Masing-masing dari kita pasti memiliki berbagai masalah di dunia ini, tidak bisa melepaskan orang yang dicintai, kekasih, cita-cita dan sebagainya. Begitu anda terkena kanker, jangan merasa ini hal yang tabu, beritahukan kerabat dan teman-teman tentang penyakit anda secara jujur, dengarkan saran mereka, setiap pasien kanker mungkin memiliki cara yang berbeda-beda, tetapi kita memiliki kesulitan dan penderitaan yang sama. Jangan sampai anda kehilangan harapan, bertahanlah, pasti ada harapan.
JOSEPH JACOB ORPIANO
Nama saya Joseph Jacob Orpiano, tahun ini berusia 43 tahun, berasal dari Filipina, saya adalah seorang dokter umum. Sebagai seorang dokter selama 20 tahun, saya telah menyembuhkan penderitaan orang lain. Tapi, di awal ke 21 masa praktek saya, saya menjadi seorang pasien kanker. Perubahan ini membuat saya terkejut, sedih, dan putus asa.
Saat itu tahun 2013, saya selalu merasa sakit perut. Saya adalah seorang dokter, saya memperhatikan kesehatan dan rutin melakukan pemeriksaan, tumor marker juga menunjukkan hasil yang normal, saya mengira tubuh saya sangat sehat, jadi saya tidak terlalu memikirkannya. Pada hari Natal, saya pergi ke rumah sakit untuk melakukan kolonoskopi, hasil pemeriksaan menunjukkan, saya terkena kanker usus stadium 4. Saya sangat terkejut, karena hasil pemeriksaan saya selama bertahun-tahun tidak ada masalah, setiap bagian tubuh saya menunjukkan tanda-tanda kanker. Pada saat itu, saya berpikir bahwa jika saya meninggal, bagaimana ibu saya yang sudah berumur 70 tahun dapat menerima kenyataan ini, dan bagaimana dengan anak saya yang baru berusia 1 tahun ?
Keluarga saya memiliki riwayat kanker. Kakek, nenek dan ayah saya adalah pasien kanker. Ayah saya meninggal 3 tahun yang lalu, tubuh ibu saya juga tidak terlalu baik, saya benar-benar sedih. Adik laki-laki saya bekerja sebagai seorang perawat di sebuah rumah sakit di Chicago, Amerika, ia menyarankan saya untuk melakukan pengobatan di Amerika, semua biaya pengobatan akan ditanggung olehnya. Tetapi pengobatan di Amerika terlalu mahal, saya tidak ingin menggunakan uang adik saya. Saya pun akhirnya memilih melakukan pengobatan di Filipina.
Saya melakukan operasi pertama kali di Filipina, memotong sebagian usus, hati, dan setelah operasi, saya menjalani 5 kali kemoterapi. Kemoterapi membuat saya merasa lelah, sebagian besar waktu saya habiskan untuk berbaring di tempat tidur. Kondisi saya tidak kunjung membaik, dan tumor terus menyebar ke bagian lain. Sebelum menjalani operasi yang kedua, saya berkenalan dengan seorang pasien kanker payudara, Ms. Elie, ia mengatakan, di Guangzhou China ada sebuah rumah sakit kanker yang memiliki metode pengobatan kanker yang efektif, menggunakan teknik minimal invasif untuk mengobati kanker, tanpa operasi, luka kecil dan tanpa rasa sakit. Saya benar-benar tertarik dengan teknologi pengobatan yang maju ini, tetapi saya tetap menjalani operasi kedua di Filipina, karena kebetulan dokternya adalah mentor saya, saya ingin mempercayai mentor saya. Tetapi setelah operasi kedua, kondisi saya masih juga tidak membaik, sel-sel kanker menyebar ke bagian paru, hati, serta dinding perut bagian kanan saya. Saya dengan yakin mencari Ms. Elie, untuk memahami cara untuk ke Modern Cancer Hospital Guangzhou. Saya menghubungi kantor perwakilan Modern Cancer Hospital Guangzhou yang ada di Filipina, kemudian memulai pengobatan di Guangzhou.
Di Modern Cancer Hospital Guangzhou, saya menjalani Intervensi minimal invasif, Cryosurgery dan Kemoterapi bertarget. Saat melakukan Cryosurgery, selain merasakan sedikit sakit ketika dibius, tidak ada rasa sakit lain yang saya alami. 24 jam setelah operasi, saya sudah bisa beaktivitas turun dari tempat tidur dan makan. Yang membuat saya gembira adalah saya tidak mengalami kerontokan rambut. Saya sangat peduli dengan rambut saya, sewaktu saya menjalani kemoterapi di Filipina, rambut saya sering rontok. Setelah 3 kali menjalani pengobatan, tumor saya telah menyusut secara signifikan, saya tidak perlu berbaring di tempat tidur setiap hari.
Dapat hidup lebih baik! Saya ingin melihat anak saya tumbuh dewasa. Ini terus menjadi harapan saya ketika terdiagnosa menderita kanker usus. Dengan memikirkan anak saya yang ada di Filipina, memikirkan hal menggemaskan apa yang telah diperbuatnya hari ini, apakah ia gembira setiap harinya, ini langsung memicu saya untuk terus berjuang melawan kanker.
Di sini, saya ingin memberitahukan kepada setiap teman pasin kanker : Hidup itu sederhana, Hidup itu rapuh, Hidup tak ternilai harganya. Masing-masing dari kita pasti memiliki berbagai masalah di dunia ini, tidak bisa melepaskan orang yang dicintai, kekasih, cita-cita dan sebagainya. Begitu anda terkena kanker, jangan merasa ini hal yang tabu, beritahukan kerabat dan teman-teman tentang penyakit anda secara jujur, dengarkan saran mereka, setiap pasien kanker mungkin memiliki cara yang berbeda-beda, tetapi kita memiliki kesulitan dan penderitaan yang sama. Jangan sampai anda kehilangan harapan, bertahanlah, pasti ada harapan.