Henky Tjandra, berasal dari Indonesia.
Henky Tjandra
Pertengahan Mei 2019, Henky Tjandra merasa tenggorokannya sakit saat makan dan minum, ia pun melakukan pemeriksaan di dokter THT namun hasil pemeriksaan tidak menunjukkan apa pun. Dua kali melakukan pemeriksaan di rumah sakit Singapura, akhirnya ia didiagnosis limfoma non-Hodgkin stadium I. Berita ini membuat Henky Tjandra sangat terkejut dan mendapat pukulan besar. Ia menuturkan, “Saya selalu merasa bahwa kanker adalah penyakit yang sangat serius, saya tidak dapat memastikan apakah kanker dapat disembuhkan, kata kanker sering mengingatkan saya pada kematian!”
Namun, dengan motivasi dan dukungan dari keluarga, tekanan mental yang dialami Henky Tjandra perlahan berkurang, ia juga dengan cepat menerima kenyataan yang malang ini. Di saat yang sama, seorang kerabat Henky Tjandra memperkenalkannya kepada St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, karena kerabatnya ini dulu pernah menjalani pengobatan kanker di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, dan pengobatannya sangat efektif. Anak Henky Tjandra juga datang ke kantor perwakilan RS di Jakarta untuk berkonsultasi mengenai kondisi rumah sakit, tak lama kemudian mereka memutuskan untuk berobat ke Guangzhou.
Saat pertama kali datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, ada keraguan dalam hati Henky Tjandra, tapi setelah memahami lingkungan rumah sakit dan proses pengobatannya, ia segera merasa tenang dan akhirnya memutuskan untuk tetap menjalani pengobatan.
Menanggapi kondisi Henky Tjandra, tim medis MDT merencanakan pengobatan komprehensif berupa Intervensi + Terapi Bertarget. Dokter penanggung jawab Henky Tjandra menjelaskan, “Yang berbeda dengan operasi dan kemoterapi konvensional adalah, Intervensi hanya memerlukan sayatan 1-2mm saja, obat antikanker langsung ditujukan ke pusat tumor dan konsentrasinya 2-8 kali lipat lebih tinggi dibanding kemoterapi sistemik, minim efek samping, akurat membunuh sel kanker. Dikombinasikan dengan Terapi Bertarget, dapat membebaskan pasien dari derita akibat operasi dan kemoterapi, mengurangi efek samping pengobatan, menurunkan risiko kekambuhan dan metastasis, meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang. Pengobatan Minimal Invasif saat ini adalah pilihan pertama untuk pengobatan pasien limfoma lanjut usia seperti Henky Tjandra.”
Karena Henky Tjandra tidak memahami teknologi Minimal Invasif, ia agak sedikit khawatir dan takut sebelum pengobatan, tapi hasil pengobatan membuat ia dan keluarga sangat tenang dan puas. Sejak pertama kali datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou hingga sekarang, hanya dalam waktu 3 bulan, kondisi Henky Tjandra telah terkontrol dengan baik dan kondisi tubuhnya saat ini sangat baik. Dalam hal ini, ia sangat berterima kasih kepada dokter penanggung jawab dan perawat yang sehari-hari merawatnya dengan penuh perhatian.
Henky Tjandra, istri, dan dokter Lin Jing
Tentu saja, dapat pulih secara maksimal dalam waktu singkat, tidak lepas dari dukungan dan perhatian keluarga, “Beruntung selama saya sakit, ada istri saya yang selalu menemani tanpa mengeluh, memberikan saya keyakinan besar, saya merasa sangat beruntung”, tutur Henky Tjandra dengan bahagia.
Sebelum keluar dari rumah sakit, Henky Tjandra membagikan pengalamannya melawan kanker,“Seorang pasien harus yakin dulu terhadap pengobatan dokter dan yakin kepada diri sendiri. Dalam menghadapi pengobatan harus bekerja sama dengan dokter, mendengarkan saran dokter, memerhatikan pola makan dan olahraga yang cukup!”
Henky Tjandra, berasal dari Indonesia.
Henky Tjandra
Pertengahan Mei 2019, Henky Tjandra merasa tenggorokannya sakit saat makan dan minum, ia pun melakukan pemeriksaan di dokter THT namun hasil pemeriksaan tidak menunjukkan apa pun. Dua kali melakukan pemeriksaan di rumah sakit Singapura, akhirnya ia didiagnosis limfoma non-Hodgkin stadium I. Berita ini membuat Henky Tjandra sangat terkejut dan mendapat pukulan besar. Ia menuturkan, “Saya selalu merasa bahwa kanker adalah penyakit yang sangat serius, saya tidak dapat memastikan apakah kanker dapat disembuhkan, kata kanker sering mengingatkan saya pada kematian!”
Namun, dengan motivasi dan dukungan dari keluarga, tekanan mental yang dialami Henky Tjandra perlahan berkurang, ia juga dengan cepat menerima kenyataan yang malang ini. Di saat yang sama, seorang kerabat Henky Tjandra memperkenalkannya kepada St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, karena kerabatnya ini dulu pernah menjalani pengobatan kanker di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, dan pengobatannya sangat efektif. Anak Henky Tjandra juga datang ke kantor perwakilan RS di Jakarta untuk berkonsultasi mengenai kondisi rumah sakit, tak lama kemudian mereka memutuskan untuk berobat ke Guangzhou.
Saat pertama kali datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, ada keraguan dalam hati Henky Tjandra, tapi setelah memahami lingkungan rumah sakit dan proses pengobatannya, ia segera merasa tenang dan akhirnya memutuskan untuk tetap menjalani pengobatan.
Menanggapi kondisi Henky Tjandra, tim medis MDT merencanakan pengobatan komprehensif berupa Intervensi + Terapi Bertarget. Dokter penanggung jawab Henky Tjandra menjelaskan, “Yang berbeda dengan operasi dan kemoterapi konvensional adalah, Intervensi hanya memerlukan sayatan 1-2mm saja, obat antikanker langsung ditujukan ke pusat tumor dan konsentrasinya 2-8 kali lipat lebih tinggi dibanding kemoterapi sistemik, minim efek samping, akurat membunuh sel kanker. Dikombinasikan dengan Terapi Bertarget, dapat membebaskan pasien dari derita akibat operasi dan kemoterapi, mengurangi efek samping pengobatan, menurunkan risiko kekambuhan dan metastasis, meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang. Pengobatan Minimal Invasif saat ini adalah pilihan pertama untuk pengobatan pasien limfoma lanjut usia seperti Henky Tjandra.”
Karena Henky Tjandra tidak memahami teknologi Minimal Invasif, ia agak sedikit khawatir dan takut sebelum pengobatan, tapi hasil pengobatan membuat ia dan keluarga sangat tenang dan puas. Sejak pertama kali datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou hingga sekarang, hanya dalam waktu 3 bulan, kondisi Henky Tjandra telah terkontrol dengan baik dan kondisi tubuhnya saat ini sangat baik. Dalam hal ini, ia sangat berterima kasih kepada dokter penanggung jawab dan perawat yang sehari-hari merawatnya dengan penuh perhatian.
Henky Tjandra, istri, dan dokter Lin Jing
Tentu saja, dapat pulih secara maksimal dalam waktu singkat, tidak lepas dari dukungan dan perhatian keluarga, “Beruntung selama saya sakit, ada istri saya yang selalu menemani tanpa mengeluh, memberikan saya keyakinan besar, saya merasa sangat beruntung”, tutur Henky Tjandra dengan bahagia.
Sebelum keluar dari rumah sakit, Henky Tjandra membagikan pengalamannya melawan kanker,“Seorang pasien harus yakin dulu terhadap pengobatan dokter dan yakin kepada diri sendiri. Dalam menghadapi pengobatan harus bekerja sama dengan dokter, mendengarkan saran dokter, memerhatikan pola makan dan olahraga yang cukup!”