Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
Bahasa
  • ID
  • Eng
  • Thai
  • CN
Pengobatan Kanker Nasofaring

Pengobatan Kanker Nasofaring

  • Pengobatan Kanker Nasofaring
  • Gejala & Pemeriksaan Kanker Nasofaring
  • Stadium Kanker Nasofaring
  • Kisah Pasien Kanker Nasofaring
Hidung berdarah dan telinga tersumbat ≠ masuk angin, waspada kanker nasofaring! Karena kanker nasofaring terletak di tengah tengkorak, lokasinya tersembunyi, dikelilingi oleh pembuluh darah dan saraf, serta strukturnya yang rumit sehingga sangat sulit dilakukan penyembuhan radikal melalui pembedahan.
Kanker Nasofaring

Kanker nasofaring merupakan tumor ganas area kepala dan leher yang paling banyak terjadi di Indonesia, menduduki peringkat kelima dengan 19.943 kasus baru pada tahun 2020. Kanker nasofaring merupakan tumor ganas yang terjadi pada epitel mukosa nasofaring. Tipe patologisnya terutama karsinoma sel skuamosa, dan tipe lain seperti adenokarsinoma sangat jarang terjadi. Terjadinya kanker nasofaring terutama disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr, faktor genetik dan lingkungan, serta pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok dalam jumlah banyak dan mengonsumsi makanan yang diasinkan.

Saat ini, pengobatan umum untuk kanker nasofaring meliputi operasi reseksi, radioterapi, dan kemoterapi. Namun, selain operasi, radioterapi, dan kemoterapi, kanker nasofaring juga dapat diobati tanpa operasi. Pengobatan kanker minimal invasif yang baru memiliki hasil pengobatan yang lebih baik dan pemulihan yang lebih cepat!

Kanker nasofaring merupakan tumor ganas area kepala dan leher yang paling banyak terjadi di Indonesia, menduduki peringkat kelima dengan 19.943 kasus baru pada tahun 2020. Kanker nasofaring merupakan tumor ganas yang terjadi pada epitel mukosa nasofaring. Tipe patologisnya terutama karsinoma sel skuamosa, dan tipe lain seperti adenokarsinoma sangat jarang terjadi. Terjadinya kanker nasofaring terutama disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr, faktor genetik dan lingkungan, serta pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok dalam jumlah banyak dan mengonsumsi makanan yang diasinkan.

Saat ini, pengobatan umum untuk kanker nasofaring meliputi operasi reseksi, radioterapi, dan kemoterapi. Namun, selain operasi, radioterapi, dan kemoterapi, kanker nasofaring juga dapat diobati tanpa operasi. Pengobatan kanker minimal invasif yang baru memiliki hasil pengobatan yang lebih baik dan pemulihan yang lebih cepat!

Metode Konvensional VS Metode Minimal Invasif
Minimal Invasif
1. Tidak diperlukan operasi dan tidak ada bekas luka operasi.
2. Hampir tidak ada kerusakan saraf, tidak perlu khawatir akan kelumpuhan wajah, kelopak mata turun, suara serak, dll.
3. Tidak ada efek samping seperti mual dan rambut rontok, sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien.
4. Pengobatan minimal invasif memakan waktu sekitar 30 menit, dan 24 jam setelah tindakan bisa kembali melakukan aktivitas normal.
5. Hasil pengobatan minimal invasif sama dengan pengobatan konvensional, atau bahkan lebih baik.
6. Cocok untuk semua pasien, termasuk lansia dan pasien kanker nasofaring stadium awal, menengah, dan akhir.
Operasi
1. Lokasi anatominya rumit, membuat reseksi lengkap menjadi sangat sulit dan meninggalkan bekas luka pasca operasi.
2. Kerusakan saraf: Karena terdapat banyak saraf penting di sekitar nasofaring, saraf dapat rusak selama operasi, mengakibatkan kelumpuhan wajah, kelopak mata turun, suara serak dan gejala lainnya.
3. Gangguan menelan dan artikulasi: Operasi nasofaring dapat memengaruhi langit-langit lunak, dinding faring posterior, dan struktur laring, yang mengakibatkan disfagia dan perubahan suara.
4. Hilangnya indra perasa dan penciuman: Pembedahan dapat memengaruhi fungsi saraf rongga hidung dan rongga mulut, sehingga mengakibatkan hilangnya indra perasa dan penciuman.
5. Perubahan struktur wajah, memengaruhi penampilan wajah pasien.
Radioterapi dan Kemoterapi
1. Radioterapi dapat menyebabkan bisul, kekeringan, nyeri, stomatitis dan kesulitan menelan di mulut dan tenggorokan.
2. Pada kulit di bagian yang diradioterapi bisa muncul kemerahan, bengkak, kering, gatal atau bahkan bisul.
3. Menyebabkan gangguan pendengaran, efusi telinga tengah dan tinitus.
4. Radioterapi sering menyebabkan muntah, diare, kelelahan ekstrem, lemas, dan kehilangan nafsu makan.
Pasien seperti apa yang cocok untuk pengobatan Minimal Invasif kanker nasofaring?

1. Pasien yang tidak toleran terhadap obat radioterapi dan kemoterapi: Pengobatan minimal invasif secara akurat menghancurkan tumor tanpa merusak sel lain dalam tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek samping pada tubuh seperti radioterapi dan kemoterapi.

2. Pasien yang mengkhawatirkan risiko pembedahan: Beberapa pasien mungkin khawatir dengan risiko dan komplikasi yang disebabkan oleh pembedahan konvensional, namun pengobatan minimal invasif biasanya dapat mengurangi risiko tersebut dan meningkatkan keamanan pembedahan.

3. Pasien yang ingin mempersingkat waktu pengobatan dan waktu pemulihan: Pengobatan minimal invasif tidak memerlukan operasi reseksi, sehingga waktu pengobatan dan waktu pemulihan lebih singkat dibandingkan operasi reseksi, radioterapi dan kemoterapi.

4. Pasien yang tidak ingin ada bekas luka: Pengobatan Minimal Invasif tidak meninggalkan bekas luka dan dapat mengatasi kekhawatiran akan bekas luka.

5. Pasien lanjut usia atau pasien dengan hipertensi, kolesterol tinggi dan gula darah tinggi: Pembedahan minimal invasif minim luka dan pemulihan lebih cepat, sangat cocok untuk pasien lanjut usia yang lemah dan memiliki toleransi yang buruk.

6. Pasien dengan kekambuhan lokal: Untuk pasien dengan kekambuhan lokal dan tidak ada metastasis jauh setelah operasi atau radioterapi dan kemoterapi, pembedahan minimal invasif dapat menjadi pilihan untuk menghilangkan lesi yang kambuh.

7. Pasien yang ingin menjaga kecantikan penampilan wajah: Pengobatan minimal invasif tidak akan menyebabkan kelumpuhan wajah, kelopak mata turun, dan tidak memengaruhi fungsi saraf rongga hidung dan rongga mulut.

8. Pasien dengan banyak penyakit penyerta: Untuk pasien dengan penyakit penyerta yang serius (seperti penyakit jantung, diabetes, dll.), pembedahan minimal invasif relatif aman, dengan komplikasi pembedahan dan waktu pemulihan pasca operasi yang lebih singkat.

Kanker Nasofaring
Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker nasofaring

1. Intervensi: Luka sayatan hanya 1-2 mm, dan obat antikanker dapat langsung mencapai tumor. Konsentrasi obat 2-8 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi biasa, minim efek samping, dan akurat membunuh sel kanker.

2. Brachytherapy: Luka kecil pada tingkat mikromilimeter. Zat mineral memancar secara terus-menerus dan merata di dalam tumor selama 180 hari, menghancurkan tumor secara akurat. Minim komplikasi.

3. Metode Gabungan Pengobatan Timur dan Barat: Dapat meningkatkan efisiensi pengobatan. Mengurangi efek samping dan komplikasi, pemulihan lebih cepat, memperpanjang umur Anda dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

4. Terapi bertarget minimal invasif: Tidak hanya efektif membunuh sel kanker, tetapi juga menghilangkan keburukan dan memperkuat tubuh, mengurangi efek samping, mengurangi kekambuhan, dan secara efektif meningkatkan kelangsungan hidup.

Kisah pasien kanker nasofaring
Anni Ibriah
Anni Ibriah
Kelangsungan hidup: lebih dari 9 tahun
Conin Hober
Conin Hober
Kelangsungan hidup: lebih dari 8 tahun
Lukman Holy
Lukman Holy
Kelangsungan hidup: lebih dari 1 tahun
Anni Ibriah
Anni Ibriah
Kelangsungan hidup: lebih dari 9 tahun
Metode pengobatan: Intervensi

Pada tahun 2022, karena pilek dengan ingus bercampur darah, ia didiagnosis kanker nasofaring stadium IV. Ukuran tumornya sekitar 6,1x4,0cm. Setelah pengobatan intervensi minimal invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tumor tersebut kini telah hilang dan kualitas hidupnya membaik.

Pengobatan kanker nasofaring mana yang lebih cocok untuk saya? 》》》
Silakan klik di sini untuk konsultasi
Tanya Jawab mengenai Kanker Nasofaring
pasien
Pertanyaan
Terdiagnosis kanker nasofaring stadium IV, apakah masih bisa diobati dengan operasi? Selain kemoterapi, metode pengobatan apa yang cocok untuk saya?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Operasi reseksi tidak dianjurkan pada pasien kanker nasofaring stadium IV karena lokasi anatominya rumit dan reseksi lengkap tidak memungkinkan lagi. Dapat menjalani Intervensi yang dikombinasikan dengan Brachytherapy atau Imunoterapi. Obat anti-kanker langsung dimasukkan ke lokasi tumor tanpa membahayakan jaringan lain. Obat ini melindungi dan meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus melawan kanker.
pasien
Pertanyaan
Penderita kanker nasofaring berusia 70 tahun, ada riwayat penyakit jantung dan hipertensi, pengobatan apa yang bisa dilakukan?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Pengobatan minimal invasif cocok untuk pasien berusia 70 tahun dengan hipertensi, kolesterol tinggi dan gula darah tinggi: pengobatan intervensi, mematikan tumor nasofaring secara akurat, pemulihan cepat, minim efek samping, sangat cocok untuk pasien lanjut usia dengan hipertensi, kolesterol tinggi dan gula darah tinggi yang fisiknya lemah dan memiliki toleransi yang buruk.
Pengobatan Kanker Pengobatan kanker lainnya Teknologi Minimal Invasif
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2024/05/20/1-165409377.jpg
Drug-Eluting Beads TACE
Drug-eluting beads TACE (DEB TACE) adalah sebuah teknologi intervensi untuk pengobatan tumor. Yaitu manik-manik kecil yang terbuat dari bahan seperti polimer atau keramik, memiliki kisaran ukuran tertentu dan di dalamnya terkandung obat antitumor.
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2015/06/03/1-085703667.jpg
Intervensi
Terapi intervensi adalah terapi minimal invasif yang menggunakan panduan alat imaging kedokteran, yang dibagi menjadi dua jenis yaitu intervensi melalui pembuluh darah dan tanpa melalui pembuluh darah. Hanya bedah kecil 1-2 mm, melalui panduan alat imaging seperti CT, kemudian melakukan tusukan, dan memasukkan kateter khusus, kawat pemandu dan alat canggih lainnya langsung dipandu masuk ke dalam tubuh
Selengkapnya Teknologi
Kisah Pasien
Intervensi Membuat Kanker Nasof
ANNI IBRIAH
ANNI IBRIAH, usia 49 tahun, asal dari kota Surabaya Indonesia, pada tahun 2014 didiagnosa kanker nasofaring stadium IV, November 2014 ia datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah menjalani 2kali Intervensi, tumor di belakang kup
Intervensi Minimal Invasif -- K
Conin Hober
Conin Hober adalah seorang pasien kanker nasofaring asal Indonesia. Setelah menjalani Intervensi, Terapi Natural dan beberapa metode komprehensif lainnya di Modern Cancer Hospital Guangzhou, kankernya menghilang dan kondisinya kini membaik.
Kiash Pasien Nasofaring
Ahli Medis
Peng Xiaochi
Peng Xiaochi
Kepala Bangsal Onkologi Internasional
Dokter Kepala
Keahlian:Terapi bertarget Minimal Invasif/ kemoterapi/ metode gabungan pengobatan Timur dan Barat untuk tumor padat
Lin Jing
Lin Jing
Dokter Penanggung Jawab
Wakil Kepala Bangsal Onkologi Internasional
Keahlian:Ahli dalam pengobatan komprehensif seperti terapi bertarget minimal invasif, imunoterapi, kemoterapi, radioterapi, terapi endokrin untuk tumor padat. Ahli dalam endoskopi gastrointestinal, implantasi
Ma Xiaoying
Ma Xiaoying
Wakil Dokter Kepala
Kepala Bangsal Onkologi Lantai 7
Keahlian:Terlibat dalam pekerjaan klinis onkologi selama lebih dari 20 tahun, mengumpulkan pengalaman klinis yang kaya. Ahli dalam kemoterapi, terapi endokrin, terapi molekul bertarget dan imunoterapi untuk pe
Song Shijun
Song Shijun
Kepala Ahli Onkologi
Dokter kepala
Keahlian:Ahli dalam kemoterapi, Metode Minimal Invasif, bioterapi dan Terapi Bertarget untuk berbagai tumor padat, terutama tumor bagian dada seperti kanker esofagus, kanker paru, kanker payudara, limfoma, dan
Selengkapnya Ahli Medis
Form IconHubungi Kami
Nama:
Diagnosis*
Nomor Telp*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan

Pengobatan Kanker Nasofaring

  • Pengobatan Kanker Nasofaring
  • Gejala & Pemeriksaan Kanker Nasofaring
  • Stadium Kanker Nasofaring
  • Kisah Pasien Kanker Nasofaring
Hidung berdarah dan telinga tersumbat ≠ masuk angin, waspada kanker nasofaring! Karena kanker nasofaring terletak di tengah tengkorak, lokasinya tersembunyi, dikelilingi oleh pembuluh darah dan saraf, serta strukturnya yang rumit sehingga sangat sulit dilakukan penyembuhan radikal melalui pembedahan.

Kanker nasofaring merupakan tumor ganas area kepala dan leher yang paling banyak terjadi di Indonesia, menduduki peringkat kelima dengan 19.943 kasus baru pada tahun 2020. Kanker nasofaring merupakan tumor ganas yang terjadi pada epitel mukosa nasofaring. Tipe patologisnya terutama karsinoma sel skuamosa, dan tipe lain seperti adenokarsinoma sangat jarang terjadi. Terjadinya kanker nasofaring terutama disebabkan oleh infeksi virus Epstein-Barr, faktor genetik dan lingkungan, serta pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok dalam jumlah banyak dan mengonsumsi makanan yang diasinkan.

Saat ini, pengobatan umum untuk kanker nasofaring meliputi operasi reseksi, radioterapi, dan kemoterapi. Namun, selain operasi, radioterapi, dan kemoterapi, kanker nasofaring juga dapat diobati tanpa operasi. Pengobatan kanker minimal invasif yang baru memiliki hasil pengobatan yang lebih baik dan pemulihan yang lebih cepat!

Kanker Nasofaring
Metode Konvensional VS Metode Minimal Invasif
Minimal Invasif
1. Tidak diperlukan operasi dan tidak ada bekas luka operasi.
2. Hampir tidak ada kerusakan saraf, tidak perlu khawatir akan kelumpuhan wajah, kelopak mata turun, suara serak, dll.
3. Tidak ada efek samping seperti mual dan rambut rontok, sehingga meningkatkan kualitas hidup pasien.
4. Pengobatan minimal invasif memakan waktu sekitar 30 menit, dan 24 jam setelah tindakan bisa kembali melakukan aktivitas normal.
5. Hasil pengobatan minimal invasif sama dengan pengobatan konvensional, atau bahkan lebih baik.
6. Cocok untuk semua pasien, termasuk lansia dan pasien kanker nasofaring stadium awal, menengah, dan akhir.
Operasi
1. Lokasi anatominya rumit, membuat reseksi lengkap menjadi sangat sulit dan meninggalkan bekas luka pasca operasi.
2. Kerusakan saraf: Karena terdapat banyak saraf penting di sekitar nasofaring, saraf dapat rusak selama operasi, mengakibatkan kelumpuhan wajah, kelopak mata turun, suara serak dan gejala lainnya.
3. Gangguan menelan dan artikulasi: Operasi nasofaring dapat memengaruhi langit-langit lunak, dinding faring posterior, dan struktur laring, yang mengakibatkan disfagia dan perubahan suara.
4. Hilangnya indra perasa dan penciuman: Pembedahan dapat memengaruhi fungsi saraf rongga hidung dan rongga mulut, sehingga mengakibatkan hilangnya indra perasa dan penciuman.
5. Perubahan struktur wajah, memengaruhi penampilan wajah pasien.
Radioterapi dan Kemoterapi
1. Radioterapi dapat menyebabkan bisul, kekeringan, nyeri, stomatitis dan kesulitan menelan di mulut dan tenggorokan.
2. Pada kulit di bagian yang diradioterapi bisa muncul kemerahan, bengkak, kering, gatal atau bahkan bisul.
3. Menyebabkan gangguan pendengaran, efusi telinga tengah dan tinitus.
4. Radioterapi sering menyebabkan muntah, diare, kelelahan ekstrem, lemas, dan kehilangan nafsu makan.
Pasien seperti apa yang cocok untuk pengobatan Minimal Invasif kanker nasofaring?

1. Pasien yang tidak toleran terhadap obat radioterapi dan kemoterapi: Pengobatan minimal invasif secara akurat menghancurkan tumor tanpa merusak sel lain dalam tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek samping pada tubuh seperti radioterapi dan kemoterapi.

2. Pasien yang mengkhawatirkan risiko pembedahan: Beberapa pasien mungkin khawatir dengan risiko dan komplikasi yang disebabkan oleh pembedahan konvensional, namun pengobatan minimal invasif biasanya dapat mengurangi risiko tersebut dan meningkatkan keamanan pembedahan.

3. Pasien yang ingin mempersingkat waktu pengobatan dan waktu pemulihan: Pengobatan minimal invasif tidak memerlukan operasi reseksi, sehingga waktu pengobatan dan waktu pemulihan lebih singkat dibandingkan operasi reseksi, radioterapi dan kemoterapi.

4. Pasien yang tidak ingin ada bekas luka: Pengobatan Minimal Invasif tidak meninggalkan bekas luka dan dapat mengatasi kekhawatiran akan bekas luka.

5. Pasien lanjut usia atau pasien dengan hipertensi, kolesterol tinggi dan gula darah tinggi: Pembedahan minimal invasif minim luka dan pemulihan lebih cepat, sangat cocok untuk pasien lanjut usia yang lemah dan memiliki toleransi yang buruk.

6. Pasien dengan kekambuhan lokal: Untuk pasien dengan kekambuhan lokal dan tidak ada metastasis jauh setelah operasi atau radioterapi dan kemoterapi, pembedahan minimal invasif dapat menjadi pilihan untuk menghilangkan lesi yang kambuh.

7. Pasien yang ingin menjaga kecantikan penampilan wajah: Pengobatan minimal invasif tidak akan menyebabkan kelumpuhan wajah, kelopak mata turun, dan tidak memengaruhi fungsi saraf rongga hidung dan rongga mulut.

8. Pasien dengan banyak penyakit penyerta: Untuk pasien dengan penyakit penyerta yang serius (seperti penyakit jantung, diabetes, dll.), pembedahan minimal invasif relatif aman, dengan komplikasi pembedahan dan waktu pemulihan pasca operasi yang lebih singkat.

Kanker Nasofaring
Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker nasofaring

1. Intervensi: Luka sayatan hanya 1-2 mm, dan obat antikanker dapat langsung mencapai tumor. Konsentrasi obat 2-8 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi biasa, minim efek samping, dan akurat membunuh sel kanker.

2. Brachytherapy: Luka kecil pada tingkat mikromilimeter. Zat mineral memancar secara terus-menerus dan merata di dalam tumor selama 180 hari, menghancurkan tumor secara akurat. Minim komplikasi.

3. Metode Gabungan Pengobatan Timur dan Barat: Dapat meningkatkan efisiensi pengobatan. Mengurangi efek samping dan komplikasi, pemulihan lebih cepat, memperpanjang umur Anda dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

4. Terapi bertarget minimal invasif: Tidak hanya efektif membunuh sel kanker, tetapi juga menghilangkan keburukan dan memperkuat tubuh, mengurangi efek samping, mengurangi kekambuhan, dan secara efektif meningkatkan kelangsungan hidup.

Kisah pasien kanker nasofaring
Anni Ibriah
Nama pasien: Anni Ibriah
Kelangsungan hidup: 9 tahun
Metode pengobatan: Intervensi
Pada tahun 2022, karena pilek dengan ingus bercampur darah, ia didiagnosis kanker nasofaring stadium IV. Ukuran tumornya sekitar 6,1x4,0cm. Setelah pengobatan intervensi minimal invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tumor tersebut kini telah hilang dan kualitas hidupnya membaik.
Conin Hober
Nama pasien: Conin Hober
Kelangsungan hidup: 8tahun
Metode pengobatan: Interversi + Terapi Natural
Setelah menjalani pengobatan komprehensif seperti intervensi minimal invasif dan terapi natural di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tumor saya hilang. Kondisi saya saat ini stabil dan dalam kondisi baik selama 8 tahun. Saya yakin selama saya berusaha dan bertahan menjalani pengobatan, saya bisa mengalahkan kanker.
Lukman Holy
Nama pasien: Lukman Holy
Kelangsungan hidup: 1tahun
Metode pengobatan: Interversi
Pada tahun 2022, karena pilek dengan ingus bercampur darah, ia didiagnosis kanker nasofaring stadium IV. Ukuran tumornya sekitar 6,1x4,0cm. Setelah pengobatan intervensi minimal invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, tumor tersebut kini telah hilang dan kualitas hidupnya membaik.
Tanya Jawab mengenai Kanker Nasofaring
pasien
Pertanyaan
Terdiagnosis kanker nasofaring stadium IV, apakah masih bisa diobati dengan operasi? Selain kemoterapi, metode pengobatan apa yang cocok untuk saya?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Operasi reseksi tidak dianjurkan pada pasien kanker nasofaring stadium IV karena lokasi anatominya rumit dan reseksi lengkap tidak memungkinkan lagi. Dapat menjalani Intervensi yang dikombinasikan dengan Brachytherapy atau Imunoterapi. Obat anti-kanker langsung dimasukkan ke lokasi tumor tanpa membahayakan jaringan lain. Obat ini melindungi dan meningkatkan daya tahan tubuh sekaligus melawan kanker.
pasien
Pertanyaan
Penderita kanker nasofaring berusia 70 tahun, ada riwayat penyakit jantung dan hipertensi, pengobatan apa yang bisa dilakukan?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Pengobatan minimal invasif cocok untuk pasien berusia 70 tahun dengan hipertensi, kolesterol tinggi dan gula darah tinggi: pengobatan intervensi, mematikan tumor nasofaring secara akurat, pemulihan cepat, minim efek samping, sangat cocok untuk pasien lanjut usia dengan hipertensi, kolesterol tinggi dan gula darah tinggi yang fisiknya lemah dan memiliki toleransi yang buruk.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Nomor Telp*
Diagnosis*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
Jakarta Office
Surabaya Office
Medan Office
Konsultasi
WA