Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
Bahasa
  • ID
  • Eng
  • Thai
  • CN
Pengobatan Kanker Serviks

Pengobatan Kanker Serviks

  • Pengobatan Kanker Serviks
  • Gejala & Pemeriksaan Kanker Serviks
  • Stadium Kanker Serviks
  • Kisah Pasien Kanker Serviks
Apa saja gejala kanker serviks? Bisakah kanker serviks disembuhkan? Memilih metode yang tepat itu penting! Selain pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi, Anda juga dapat memilih pengobatan kanker minimal invasif, dan tingkat kesembuhan kanker serviks bisa mencapai lebih dari 90%.
Pengobatan Kanker Serviks ikcon

Data dari Globocan WHO menunjukkan bahwa kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling umum terjadi pada wanita di Indonesia, dengan 36.633 kasus atau 9,2% dari total kanker pada tahun 2021, dan angka kematian terus meningkat.

Saat ini, pengobatan umum untuk kanker serviks meliputi reseksi bedah, radioterapi, dan kemoterapi. Namun, masih banyak kasus kekambuhan dan metastasis kanker serviks pasca operasi di Indonesia. Bagaimana cara mengurangi tingkat kekambuhan dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien kanker serviks? Penelitian medis baru menemukan bahwa selain pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi, pasien kanker serviks juga dapat memilih pengobatan kanker minimal invasif, metode pengobatan baru yang dapat mencapai tingkat kesembuhan lebih dari 90% untuk kanker serviks stadium awal. Terobosan baru dalam pengobatan kanker serviks: berbagai metode minimal invasif dengan toksisitas rendah membawa harapan baru bagi pasien kanker serviks, tidak hanya dapat membunuh sel kanker secara akurat, tetapi juga mencegah kekambuhan dan metastasis, memperpanjang umur dan menjaga kesuburan.

Data dari Globocan WHO menunjukkan bahwa kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling umum terjadi pada wanita di Indonesia, dengan 36.633 kasus atau 9,2% dari total kanker pada tahun 2021, dan angka kematian terus meningkat.

Saat ini, pengobatan umum untuk kanker serviks meliputi reseksi bedah, radioterapi, dan kemoterapi. Namun, masih banyak kasus kekambuhan dan metastasis kanker serviks pasca operasi di Indonesia. Bagaimana cara mengurangi tingkat kekambuhan dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien kanker serviks? Penelitian medis baru menemukan bahwa selain pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi, pasien kanker serviks juga dapat memilih pengobatan kanker minimal invasif, metode pengobatan baru yang dapat mencapai tingkat kesembuhan lebih dari 90% untuk kanker serviks stadium awal. Terobosan baru dalam pengobatan kanker serviks: berbagai metode minimal invasif dengan toksisitas rendah membawa harapan baru bagi pasien kanker serviks, tidak hanya dapat membunuh sel kanker secara akurat, tetapi juga mencegah kekambuhan dan metastasis, memperpanjang umur dan menjaga kesuburan.

Metode Konvensional VS Metode Minimal Invasif
Minimal Invasif
1. Minim luka, pemulihan lebih cepat, dan minim rasa sakit.
2. Menjaga fungsi reproduksi: Untuk pasien muda dengan kebutuhan reproduksi, bedah minimal invasif tertentu (seperti konisasi serviks untuk menjaga fungsi reproduksi dapat menyembuhkan kanker sekaligus menjaga kesuburan pasien semaksimal mungkin.
3. Efek estetika yang baik: Bedah minimal invasif memiliki sayatan yang lebih kecil, bekas luka pasca operasi yang lebih kecil, dan dampak yang lebih kecil terhadap penampilan, cocok untuk pasien yang memperhatikan kecantikan.
4. Pengobatan yang tepat: Bedah minimal invasif menggunakan teknologi dan instrumen pencitraan canggih untuk menemukan dan menghilangkan lesi dengan lebih akurat dan meningkatkan efek pengobatan.
Operasi
1. Komplikasi pasca operasi: termasuk pendarahan, infeksi, trombosis, cedera kandung kemih atau usus, dll.
2. Dampak terhadap kesuburan: Histerektomi ekstensif dan histerektomi radikal dapat menyebabkan pasien kehilangan kesuburan.
3. Masa pemulihan pasca operasi yang lama: Luka bedahnya besar, dan pasien membutuhkan waktu lama untuk pulih, dan mungkin disertai rasa sakit pasca operasi.
4. Disfungsi saluran kemih dan seksual: Beberapa pasien mungkin mengalami masalah saluran kemih (seperti inkontinensia urin) atau disfungsi seksual (seperti vagina kering, nyeri saat berhubungan intim) setelah operasi.
5. Tekanan psikologis: Pembedahan memberikan tekanan fisik dan psikologis yang sangat besar kepada pasien, terutama bagi wanita muda. Kehilangan rahim dapat membawa beban psikologis yang lebih besar.
Radioterapi dan Kemoterapi
Efek samping yang parah: menyebabkan mual, muntah, kehilangan nafsu makan, rambut rontok, pengelupasan kulit, kelelahan, sariawan dan efek samping lainnya.
Kerusakan ginjal dan hati: Obat kemoterapi bersifat racun bagi ginjal dan hati, dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal dan hati.
Kesuburan: Radioterapi berdampak pada fungsi ovarium, yang dapat menyebabkan kegagalan ovarium dan infertilitas.
Myelosuppression: Obat kemoterapi akan menghambat fungsi hematopoietik sumsum tulang, menyebabkan penurunan sel darah putih, sel darah merah dan trombosit, serta meningkatkan risiko infeksi, anemia dan pendarahan.
Pasien seperti apa yang cocok untuk pengobatan Minimal Invasif kanker serviks?

1. Pasien kanker serviks stadium awal: Untuk pasien stadium awal yang lesinya terbatas pada serviks dan tidak ada metastasis kelenjar getah bening yang jelas, pengobatan minimal invasif merupakan pilihan yang efektif.

2. Pasien kanker serviks stadium menengah: Untuk beberapa pasien kanker serviks stadium menengah, pembedahan minimal invasif juga dapat dipertimbangkan ketika tumor belum menyerang jaringan atau organ di sekitarnya secara ekstensif.

3. Pasien yang mengkhawatirkan risiko pembedahan: Beberapa pasien mungkin khawatir dengan risiko pembedahan dan komplikasi yang disebabkan oleh pembedahan konvensional, namun pengobatan minimal invasif biasanya dapat mengurangi risiko tersebut dan meningkatkan keamanan pembedahan.

4. Pasien dengan kebutuhan reproduksi: Untuk pasien muda dengan kebutuhan reproduksi, metode minimal invasif menjaga fungsi reproduksi.

5. Pasien yang ingin mempersingkat waktu pengobatan dan waktu pemulihan: Pengobatan minimal invasif tidak memerlukan reseksi bedah, sehingga waktu pengobatan dan pemulihan lebih singkat dibandingkan reseksi bedah, radioterapi dan kemoterapi.

6. Pasien yang tidak ingin ada bekas luka: Pengobatan Minimal Invasif tidak meninggalkan bekas luka dan dapat mengatasi kekhawatiran akan bekas luka.

7. Pasien yang tidak toleran terhadap obat radioterapi dan kemoterapi: Pengobatan minimal invasif secara akurat menghilangkan tumor tanpa merusak sel lain dalam tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek samping pada tubuh seperti radioterapi dan kemoterapi.

Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker serviks

1. Intervensi: Luka sayatan hanya 1-2 mm, dan obat antikanker dapat langsung mencapai tumor. Konsentrasi obat 2-92 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi biasa, minim efek samping, dan akurat membunuh sel kanker.

2. Brachytherapy: Luka kecil pada tingkat mikromilimeter. Zat mineral memancar secara terus-menerus dan merata di dalam tumor selama 180 hari, menghancurkan tumor secara akurat. Minim komplikasi.

3. Microwave Ablation: Membuat sel kanker serviks "mati kepanasan", dengan luka sayatan hanya sebesar lubang jarum; waktu tindakan singkat, tumor berdiameter sekitar 6cm dapat dihilangkan dalam 10 menit, dengan sedikit risiko pembedahan dan indikasi luas.

4. Radiofrequency Ablation: Panduan alat pencitraan, pelacakan real-time, akurat dan andal; Tidak diperlukan operasi, hanya pengobatan tusukan perkutan dengan anestesi lokal.

5. Cryosurgery: Lukanya kecil, menghilangkan tumor. Merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi kerusakan jaringan normal dan dapat mencegah kambuhnya kanker.

6. Metode Gabungan Pengobatan Timur dan Barat: Dapat meningkatkan efisiensi pengobatan. Mengurangi efek samping dan komplikasi, pemulihan lebih cepat, memperpanjang umur Anda dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Kisah pasien kanker serviks
Fey
Fey
Kelangsungan hidup: lebih dari 8 tahun
Suriani Tjua
Suriani Tjua
Kelangsungan hidup: lebih dari 10 tahun
Widji Sulistijowati
Widji Sulistijowati
Kelangsungan hidup: lebih dari 1 tahun
Fey Ikcon
Fey
Kelangsungan hidup: lebih dari 8 tahun
Metode pengobatan: Intervensi + Terapi Natural

“Pada Maret 2018, setelah mengucapkan selamat tinggal pada kanker, saya dapat menikmati kembali hobi terbesar saya. Saya berhasil menyelesaikan marathon 42KM di Himalaya. Proses ini sangat sulit karena pegunungan Himalaya berada pada ketinggian yang sangat tinggi sehingga mengalami kekurangan oksigen. Yang terlintas di benak saya saat itu adalah wajah para pasien kanker. Saya ingin mempersembahkan setiap kilometer untuk mereka, berharap mereka akan seberani saya dalam melawan kanker, kemudian berhasil dan sehat kembali."

Pengobatan Kanker Serviks mana yang lebih cocok untuk saya? 》》》
Silakan klik di sini untuk konsultasi
Tanya Jawab mengenai Kanker Serviks
pasien
Pertanyaan
Didiagnosis kanker serviks stadium IV. Tumor berukuran sekitar 6cm dan menyebar ke rektum, hati, dan kandung kemih. Apa yang harus dilakukan jika tidak ingin menjalani operasi pengangkatan?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Disarankan melakukan terapi intervensi yang dikombinasikan dengan terapi natural. Konsentrasi obat terapi intervensi 2-92 kali lebih tinggi dibandingkan obat kemoterapi konvensional. Hasil pengobatan beberapa kali lebih baik dibandingkan kemoterapi sistemik, lebih efektif, memiliki efek samping lebih rendah, dan efektif menghilangkan seluruh tumor di dalam tubuh . Terapi natural dapat secara efektif mengendalikan kekambuhan kanker dengan memperkuat atau memperbaiki sistem kekebalan tubuh.
pasien
Pertanyaan
Kanker serviks stadium awal, apakah bisa mempertahankan kesuburan dan bertahan lebih dari 10 tahun?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Pada kanker serviks stadium awal, disarankan pengobatan minimal invasif komprehensif: dapat mencapai pengobatan radikal dan menjaga kesuburan. Pengobatan minimal invasif sangat aman sekaligus mengurangi risiko kekambuhan dan metastasis. Kami memiliki contoh kasus pengobatan pada pasien yang telah bertahan hidup lebih dari 10 tahun.
Pengobatan Kanker Pengobatan kanker lainnya Teknologi Minimal Invasif
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2024/05/20/1-170440651.png
Implantasi Partikel
Penanaman Biji Partikel atau disebut juga sebagai “Pisau Partikel” adalah inovasi baru pengobatan kanker minimal invasif dalam dunia medis internasional selain operasi dan radioterapi eksternal. Pertama-tama akan dihitung sinar energi yang sesuai
http://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2015/06/03/1-085703667.jpg
Intervensi
Terapi intervensi adalah terapi minimal invasif yang menggunakan panduan alat imaging kedokteran, yang dibagi menjadi dua jenis yaitu intervensi melalui pembuluh darah dan tanpa melalui pembuluh darah. Hanya bedah kecil 1-2 mm, melalui panduan alat imaging seperti CT, kemudian melakukan tusukan, dan memasukkan kateter khusus, kawat pemandu dan alat canggih lainnya langsung dipandu masuk ke dalam tubuh
Selengkapnya Teknologi
Kisah Pasien
Kanker Serviks Stadium IIIB Kam
Edoharidwi Doko
Edoharidwi Doko berasal dari Surabaya, Indonesia, didiagnosis dengan kanker serviks stadium IIIB pada tahun 2022, setelah ia menjalani radioterapi dan kemoterapi, kankernya kembali kambuh dan menyebar ke rongga perut. Melalui pengobatan Minimal Invasif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, gejala-gejala tidak nyaman pada tubuhnya telah membaik, bahkan tumor di rongga perut telah menghilang, dan kualitas hidupnya menjadi baik.
Kanker Serviks Menyebar Setelah
Widji Sulistijowati
Mei 2023, pasien kanker serviks stadium III, Widji Sulistijowati, 1 bulan setelah operasi mengalami kekambuhan dan datang ke rumah sakit kami (St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou) untuk mencari metode pengobatan yang lebih baik, berharap dap
Kiash Pasien Kanker Serviks
Ahli Medis
Peng Xiaochi
Peng Xiaochi
Kepala Bangsal Onkologi Internasional
Dokter Kepala
Keahlian:Terapi bertarget Minimal Invasif/ kemoterapi/ metode gabungan pengobatan Timur dan Barat untuk tumor padat
Lin Jing
Lin Jing
Dokter Penanggung Jawab
Wakil Kepala Bangsal Onkologi Internasional
Keahlian:Ahli dalam pengobatan komprehensif seperti terapi bertarget minimal invasif, imunoterapi, kemoterapi, radioterapi, terapi endokrin untuk tumor padat. Ahli dalam endoskopi gastrointestinal, implantasi
Ma Xiaoying
Ma Xiaoying
Wakil Dokter Kepala
Kepala Bangsal Onkologi Lantai 7
Keahlian:Terlibat dalam pekerjaan klinis onkologi selama lebih dari 20 tahun, mengumpulkan pengalaman klinis yang kaya. Ahli dalam kemoterapi, terapi endokrin, terapi molekul bertarget dan imunoterapi untuk pe
Song Shijun
Song Shijun
Kepala Ahli Onkologi
Dokter kepala
Keahlian:Ahli dalam kemoterapi, Metode Minimal Invasif, bioterapi dan Terapi Bertarget untuk berbagai tumor padat, terutama tumor bagian dada seperti kanker esofagus, kanker paru, kanker payudara, limfoma, dan
Selengkapnya Ahli Medi
Form IconHubungi Kami
Nama:
Diagnosis*
Nomor Telp*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan

Pengobatan Kanker Serviks

  • Pengobatan Kanker Serviks
  • Gejala & Pemeriksaan Kanker Serviks
  • Stadium Kanker Serviks
  • Kisah Pasien Kanker Serviks
Apa saja gejala kanker serviks? Bisakah kanker serviks disembuhkan? Memilih metode yang tepat itu penting! Selain pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi, Anda juga dapat memilih pengobatan kanker minimal invasif, dan tingkat kesembuhan kanker serviks bisa mencapai lebih dari 90%.

Data dari Globocan WHO menunjukkan bahwa kanker serviks merupakan kanker kedua yang paling umum terjadi pada wanita di Indonesia, dengan 36.633 kasus atau 9,2% dari total kanker pada tahun 2021, dan angka kematian terus meningkat.

Saat ini, pengobatan umum untuk kanker serviks meliputi reseksi bedah, radioterapi, dan kemoterapi. Namun, masih banyak kasus kekambuhan dan metastasis kanker serviks pasca operasi di Indonesia. Bagaimana cara mengurangi tingkat kekambuhan dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien kanker serviks? Penelitian medis baru menemukan bahwa selain pembedahan, radioterapi, dan kemoterapi, pasien kanker serviks juga dapat memilih pengobatan kanker minimal invasif, metode pengobatan baru yang dapat mencapai tingkat kesembuhan lebih dari 90% untuk kanker serviks stadium awal. Terobosan baru dalam pengobatan kanker serviks: berbagai metode minimal invasif dengan toksisitas rendah membawa harapan baru bagi pasien kanker serviks, tidak hanya dapat membunuh sel kanker secara akurat, tetapi juga mencegah kekambuhan dan metastasis, memperpanjang umur dan menjaga kesuburan.

Pengobatan Kanker Serviks ikcon
Metode Konvensional VS Metode Minimal Invasif
Minimal Invasif
1. Minim luka, pemulihan lebih cepat, dan minim rasa sakit.
2. Menjaga fungsi reproduksi: Untuk pasien muda dengan kebutuhan reproduksi, bedah minimal invasif tertentu (seperti konisasi serviks untuk menjaga fungsi reproduksi dapat menyembuhkan kanker sekaligus menjaga kesuburan pasien semaksimal mungkin.
3. Efek estetika yang baik: Bedah minimal invasif memiliki sayatan yang lebih kecil, bekas luka pasca operasi yang lebih kecil, dan dampak yang lebih kecil terhadap penampilan, cocok untuk pasien yang memperhatikan kecantikan.
4. Pengobatan yang tepat: Bedah minimal invasif menggunakan teknologi dan instrumen pencitraan canggih untuk menemukan dan menghilangkan lesi dengan lebih akurat dan meningkatkan efek pengobatan.
Operasi
1. Komplikasi pasca operasi: termasuk pendarahan, infeksi, trombosis, cedera kandung kemih atau usus, dll.
2. Dampak terhadap kesuburan: Histerektomi ekstensif dan histerektomi radikal dapat menyebabkan pasien kehilangan kesuburan.
3. Masa pemulihan pasca operasi yang lama: Luka bedahnya besar, dan pasien membutuhkan waktu lama untuk pulih, dan mungkin disertai rasa sakit pasca operasi.
4. Disfungsi saluran kemih dan seksual: Beberapa pasien mungkin mengalami masalah saluran kemih (seperti inkontinensia urin) atau disfungsi seksual (seperti vagina kering, nyeri saat berhubungan intim) setelah operasi.
5. Tekanan psikologis: Pembedahan memberikan tekanan fisik dan psikologis yang sangat besar kepada pasien, terutama bagi wanita muda. Kehilangan rahim dapat membawa beban psikologis yang lebih besar.
Radioterapi dan Kemoterapi
Efek samping yang parah: menyebabkan mual, muntah, kehilangan nafsu makan, rambut rontok, pengelupasan kulit, kelelahan, sariawan dan efek samping lainnya.
Kerusakan ginjal dan hati: Obat kemoterapi bersifat racun bagi ginjal dan hati, dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal dan hati.
Kesuburan: Radioterapi berdampak pada fungsi ovarium, yang dapat menyebabkan kegagalan ovarium dan infertilitas.
Myelosuppression: Obat kemoterapi akan menghambat fungsi hematopoietik sumsum tulang, menyebabkan penurunan sel darah putih, sel darah merah dan trombosit, serta meningkatkan risiko infeksi, anemia dan pendarahan.
Pasien seperti apa yang cocok untuk pengobatan Minimal Invasif kanker serviks?

1. Pasien kanker serviks stadium awal: Untuk pasien stadium awal yang lesinya terbatas pada serviks dan tidak ada metastasis kelenjar getah bening yang jelas, pengobatan minimal invasif merupakan pilihan yang efektif.

2. Pasien kanker serviks stadium menengah: Untuk beberapa pasien kanker serviks stadium menengah, pembedahan minimal invasif juga dapat dipertimbangkan ketika tumor belum menyerang jaringan atau organ di sekitarnya secara ekstensif.

3. Pasien yang mengkhawatirkan risiko pembedahan: Beberapa pasien mungkin khawatir dengan risiko pembedahan dan komplikasi yang disebabkan oleh pembedahan konvensional, namun pengobatan minimal invasif biasanya dapat mengurangi risiko tersebut dan meningkatkan keamanan pembedahan.

4. Pasien dengan kebutuhan reproduksi: Untuk pasien muda dengan kebutuhan reproduksi, metode minimal invasif menjaga fungsi reproduksi.

5. Pasien yang ingin mempersingkat waktu pengobatan dan waktu pemulihan: Pengobatan minimal invasif tidak memerlukan reseksi bedah, sehingga waktu pengobatan dan pemulihan lebih singkat dibandingkan reseksi bedah, radioterapi dan kemoterapi.

6. Pasien yang tidak ingin ada bekas luka: Pengobatan Minimal Invasif tidak meninggalkan bekas luka dan dapat mengatasi kekhawatiran akan bekas luka.

7. Pasien yang tidak toleran terhadap obat radioterapi dan kemoterapi: Pengobatan minimal invasif secara akurat menghilangkan tumor tanpa merusak sel lain dalam tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek samping pada tubuh seperti radioterapi dan kemoterapi.

Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker serviks

1. Intervensi: Luka sayatan hanya 1-2 mm, dan obat antikanker dapat langsung mencapai tumor. Konsentrasi obat 2-92 kali lebih tinggi dibandingkan kemoterapi biasa, minim efek samping, dan akurat membunuh sel kanker.

2. Brachytherapy: Luka kecil pada tingkat mikromilimeter. Zat mineral memancar secara terus-menerus dan merata di dalam tumor selama 180 hari, menghancurkan tumor secara akurat. Minim komplikasi.

3. Microwave Ablation: Membuat sel kanker serviks "mati kepanasan", dengan luka sayatan hanya sebesar lubang jarum; waktu tindakan singkat, tumor berdiameter sekitar 6cm dapat dihilangkan dalam 10 menit, dengan sedikit risiko pembedahan dan indikasi luas.

4. Radiofrequency Ablation: Panduan alat pencitraan, pelacakan real-time, akurat dan andal; Tidak diperlukan operasi, hanya pengobatan tusukan perkutan dengan anestesi lokal.

5. Cryosurgery: Lukanya kecil, menghilangkan tumor. Merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi kerusakan jaringan normal dan dapat mencegah kambuhnya kanker.

6. Metode Gabungan Pengobatan Timur dan Barat: Dapat meningkatkan efisiensi pengobatan. Mengurangi efek samping dan komplikasi, pemulihan lebih cepat, memperpanjang umur Anda dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

Kisah pasien kanker serviks
Fey
Fey
Kelangsungan hidup: 8 tahun
Metode pengobatan: Intervensi + Terapi Natural
“Pada Maret 2018, setelah mengucapkan selamat tinggal pada kanker, saya dapat menikmati kembali hobi terbesar saya. Saya berhasil menyelesaikan marathon 42KM di Himalaya. Proses ini sangat sulit karena pegunungan Himalaya berada pada ketinggian yang sangat tinggi sehingga mengalami kekurangan oksigen. Yang terlintas di benak saya saat itu adalah wajah para pasien kanker. Saya ingin mempersembahkan setiap kilometer untuk mereka, berharap mereka akan seberani saya dalam melawan kanker, kemudian berhasil dan sehat kembali."
Suriani Tjua
Suriani Tjua
Kelangsungan hidup: 10tahun
Metode pengobatan: Intervensi + Cryosurgery
"Di sini, seluruh tim dokter membantu saya, membuat saya lebih percaya diri. Metode pengobatan di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou berbeda dengan rumah sakit lain, ada banyak pilihan, selain metode pengobatan komvensional , ada juga teknolologi Minimal Invasif canggih yang minim derita."
Widji Sulistijowati
Nama pasien: Widji Sulistijowati
Kelangsungan hidup: 1tahun
Metode pengobatan: Intervensi + Terapi Natural
“Semua pengobatan memiliki efek samping tertentu, tapi pengobatan di sini sangat baik. Setiap kali kesakitan atau tidak enak badan, dokter dan perawat akan segera menangani, jadi saya tidak menderita dalam waktu lama. Seluruh proses pengobatan lebih santai. Terima kasih banyak kepada seluruh staf medis di sini yang telah merawat saya.”
Tanya Jawab mengenai Kanker Nasofaring
pasien
Pertanyaan
Didiagnosis kanker serviks stadium IV. Tumor berukuran sekitar 6cm dan menyebar ke rektum, hati, dan kandung kemih. Apa yang harus dilakukan jika tidak ingin menjalani operasi pengangkatan?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Disarankan melakukan terapi intervensi yang dikombinasikan dengan terapi natural. Konsentrasi obat terapi intervensi 2-92 kali lebih tinggi dibandingkan obat kemoterapi konvensional. Hasil pengobatan beberapa kali lebih baik dibandingkan kemoterapi sistemik, lebih efektif, memiliki efek samping lebih rendah, dan efektif menghilangkan seluruh tumor di dalam tubuh . Terapi natural dapat secara efektif mengendalikan kekambuhan kanker dengan memperkuat atau memperbaiki sistem kekebalan tubuh.
pasien
Pertanyaan
Kanker serviks stadium awal, apakah bisa mempertahankan kesuburan dan bertahan lebih dari 10 tahun?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Pada kanker serviks stadium awal, disarankan pengobatan minimal invasif komprehensif: dapat mencapai pengobatan radikal dan menjaga kesuburan. Pengobatan minimal invasif sangat aman sekaligus mengurangi risiko kekambuhan dan metastasis. Kami memiliki contoh kasus pengobatan pada pasien yang telah bertahan hidup lebih dari 10 tahun.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Nomor Telp*
Diagnosis*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
Jakarta Office
Surabaya Office
Medan Office
Konsultasi
WA