Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
Bahasa
  • ID
  • Eng
  • Thai
  • CN
Pengobatan Limfoma

Pengobatan Limfoma

  • Pengobatan Limfoma
  • Gejala & Pemeriksaan Limfoma
  • Stadium Limfoma
  • Kisah Pasien Limfoma
Berapa lama kelangsungan hidup limfoma? Apakah limfoma bisa disembuhkan? Inilah hal yang sangat ingin diketahui oleh banyak pasien limfoma. Limfoma bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Melalui pengobatan yang akurat berdasarkan klasifikasi, berbagai jenis limfoma memiliki tingkat pengendalian dan kesembuhan yang lebih tinggi.
Pengobatan Limfoma

Limfoma adalah salah satu jenis tumor ganas yang berasal dari sistem limfatik, mencakup kelenjar getah bening, limpa, timus, dan sumsum tulang. Limfoma terutama dibagi menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan Limfoma non-Hodgkin.

Berdasarkan data GLOBOCAN 2020, Indonesia berada di peringkat ketujuh dengan 16.125 kasus baru limfoma non-Hodgkin, atau mencakup 4,1% dari seluruh kasus kanker. Limfoma non-Hodgkin menempati urutan ke-9 kematian akibat kanker dengan jumlah kematian sebanyak 9.024 orang (3,8%).

Karena ada banyak jenis limfoma, perlu menggunakan rancangan pengobatan yang berbeda, obat yang ditargetkan juga mungkin berbeda. Saat ini, pengobatan limfoma di Indonesia masih menggunakan kemoterapi dan radioterapi yang relatif konvensional. Namun, radioterapi dan kemoterapi mempunyai efek samping yang serius, pengobatan tunggal memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi dan penyebarannya cepat. Modern Cancer Hospital Guangzhou melakukan pengobatan limfoma berdasarkan jenisnya, menciptakan terobosan baru dalam pengobatan presisi: pengobatan kanker invasif minimal dengan efek samping dan tingkat kekambuhan yang rendah membawa harapan baru bagi pasien limfoma. Pengobatan ini tidak hanya dapat membunuh sel kanker secara akurat, namun juga mencegah kekambuhan lebih lanjut dan metastasis, memperpanjang kelansungan hidup dan menjaga kualitas hidup.

Limfoma adalah salah satu jenis tumor ganas yang berasal dari sistem limfatik, mencakup kelenjar getah bening, limpa, timus, dan sumsum tulang. Limfoma terutama dibagi menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan Limfoma non-Hodgkin.

Berdasarkan data GLOBOCAN 2020, Indonesia berada di peringkat ketujuh dengan 16.125 kasus baru limfoma non-Hodgkin, atau mencakup 4,1% dari seluruh kasus kanker. Limfoma non-Hodgkin menempati urutan ke-9 kematian akibat kanker dengan jumlah kematian sebanyak 9.024 orang (3,8%).

Karena ada banyak jenis limfoma, perlu menggunakan rancangan pengobatan yang berbeda, obat yang ditargetkan juga mungkin berbeda. Saat ini, pengobatan limfoma di Indonesia masih menggunakan kemoterapi dan radioterapi yang relatif konvensional. Namun, radioterapi dan kemoterapi mempunyai efek samping yang serius, pengobatan tunggal memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi dan penyebarannya cepat. Modern Cancer Hospital Guangzhou melakukan pengobatan limfoma berdasarkan jenisnya, menciptakan terobosan baru dalam pengobatan presisi: pengobatan kanker invasif minimal dengan efek samping dan tingkat kekambuhan yang rendah membawa harapan baru bagi pasien limfoma. Pengobatan ini tidak hanya dapat membunuh sel kanker secara akurat, namun juga mencegah kekambuhan lebih lanjut dan metastasis, memperpanjang kelansungan hidup dan menjaga kualitas hidup.

Metode Konvensional VS Metode Minimal Invasif
Minimal Invasif
1. Minim luka: Pengoperasian dilakukan melalui sayatan kecil atau lubang alami, sehingga lebih minim luka pada tubuh, mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
2. Pemulihan yang cepat: Karena luka yang lebih kecil, pasien memiliki waktu pemulihan pasca operasi yang lebih singkat dan dapat lebih cepat kembali ke kehidupan sehari-hari dan bekerja.
3. Pengobatan yang tepat: Teknologi minimal invasif modern biasanya dilakukan dengan panduan pencitraan (seperti CT, MRI, USG), dapat menentukan posisi dan mengobati tumor dengan lebih akurat serta mengurangi dampaknya pada jaringan sehat.
4. Efek kecantikan: Sayatan kecil dan operasi minimal invasif dapat meminimalkan bekas luka dan perubahan penampilan, serta memiliki efek kecantikan bagi pasien yang peduli dengan penampilan.
5. Lebih sedikit efek samping: Pengobatan minimal invasif memiliki dampak lebih kecil pada jaringan dan organ normal. Dibandingkan dengan operasi konvensional, radioterapi, dan kemoterapi, pengobatan ini lebih sedikit efek samping dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Radioterapi
1. Efek samping lokal: Radioterapi terutama memengaruhi jaringan normal di area pengobatan dan dapat menyebabkan efek samping lokal seperti luka bakar pada kulit, eritema, dan rambut rontok.
2. Kelelahan dan kelemahan di sekujur tubuh: Kelelahan adalah efek samping sistemik yang paling umum, dan pasien mungkin merasa sangat lelah dan lemah.
3. Kekambuhan dan gangguan fungsional: Radioterapi dapat meningkatkan risiko kanker kedua, terutama pada pasien muda. Selain itu, radioterapi dapat menyebabkan gangguan fungsi organ di area paparan, seperti jantung, paru-paru, atau hipotiroidisme.
4. Efek samping akut: Efek samping akut dapat terjadi selama radioterapi, seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan gangguan pencernaan.
Kemoterapi
1. Efek samping jangka panjang: Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping jangka panjang, seperti kanker kedua, kemandulan, dan kehilangan ingatan.
2. Efek samping sistem pencernaan: Mual, muntah, sariawan, kehilangan nafsu makan dan diare adalah efek samping sistem pencernaan yang umum.
3. Rambut rontok: Obat kemoterapi dapat menyebabkan kerusakan sel folikel rambut sehingga menyebabkan rambut rontok.
4. Neurotoksisitas: Beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan efek samping neurologis, seperti neuropati perifer, yang ditunjukkan dengan mati rasa, kesemutan, atau nyeri pada tangan dan kaki.
5. Kardiotoksisitas: Obat kemoterapi tertentu (seperti antrasiklin) mungkin beracun bagi jantung dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
6. Kerusakan ginjal dan hati: Obat kemoterapi dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan hati, sehingga fungsi ginjal dan hati perlu dipantau secara teratur.
Pasien seperti apa yang cocok untuk pengobatan Minimal Invasif kanker limfoma?

1. Pasien limfoma lokal: Pengobatan minimal invasif sangat cocok untuk pasien yang tumornya terbatas pada satu atau beberapa area. Lesi lokal dapat diobati secara tepat melalui pembedahan minimal invasif, teknologi ablasi, dan metode lainnya.

2. Pasien yang tidak toleran terhadap radioterapi dan kemoterapi: Karena efek samping yang serius dari radioterapi dan kemoterapi, beberapa pasien tidak dapat menoleransi efek samping yang ditimbulkannya. Pengobatan minimal invasif memiliki efek samping yang relatif sedikit dan dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif.

3. Penderita limfoma yang kambuh: pasien yang pernah menerima radioterapi dan kemoterapi namun kambuh, pengobatan minimal invasif dapat digunakan sebagai metode pengobatan ulang dan memberikan peluang pengobatan baru.

4. Pasien yang memerlukan pengobatan yang dipersonalisasi: Terdapat berbagai jenis limfoma dan kondisi pasien kompleks. Pengobatan minimal invasif dapat merumuskan rancangan pengobatan yang dipersonalisasi berdasarkan kondisi spesifik pasien dan kebutuhan untuk mengoptimalkan efektivitasnya.

5. Pasien yang ingin mempertahankan kualitas hidupnya: Untuk pasien yang sangat mementingkan kualitas hidupnya, pengobatan minimal invasif minim luka dan pemulihan lebih cepat, serta dapat menjaga kualitas hidup pasien semaksimal mungkin selama proses pengobatan.

6. Pasien yang ingin mempertahankan fungsi dan penampilan: Pasien yang memerlukan pengobatan tanpa memengaruhi fungsi normal organ, teknologi minimal invasif dapat mengurangi kerusakan pada jaringan normal di sekitarnya dan mempertahankan fungsi normal dan penampilan.

7. Pasien dengan metastasis lokal multipel.

Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk limfoma

1. Intervensi: Luka sayatan hanya 1-2 mm. Di bawah panduan alat pencitraan, obat kemoterapi disuntikkan langsung ke tumor atau pembuluh darah di sekitarnya, meningkatkan konsentrasi obat lokal hingga 92 kali lipat dan mengurangi efek samping sistemik.

2. Implantasi Partikel: Luka kecil pada tingkat mikromilimeter. Zat mineral memancar secara terus-menerus dan merata di dalam tumor selama 180 hari, menghancurkan tumor secara akurat. Minim komplikasi.

3. Metode Gabungan Pengobatan Timur dan Barat: Dapat meningkatkan efisiensi pengobatan. Mengurangi efek samping dan komplikasi, pemulihan lebih cepat, memperpanjang umur Anda dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

4. Microwave Ablation: Membuat sel kanker "mati kepanasan", dengan luka sayatan hanya sebesar lubang jarum; waktu tindakan singkat, tumor berdiameter sekitar 6cm dapat dihilangkan dalam 10 menit, dengan sedikit risiko pembedahan dan indikasi luas.

5. Radiofrequency Ablation: Menggunakan panas yang dihasilkan oleh arus frekuensi tinggi untuk menghancurkan sel tumor. Cocok untuk limfoma lokal atau di beberapa lokasi. Panduan alat pencitraan, pelacakan real-time, akurat dan andal.

6. Cryosurgery: Lukanya kecil, menghilangkan tumor. Merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi kerusakan jaringan normal dan dapat mencegah kambuhnya kanker.

Kisah pasien limfoma
Dedi lrwan Sugianto
Dedi lrwan Sugianto
Kelangsungan hidup: lebih dari 10 tahun
Muhammad Fakhri Muslim
Muhammad Fakhri Muslim
Kelangsungan hidup: lebih dari 7 tahun
Melvin
Melvin
Kelangsungan hidup: lebih dari 5 tahun
Vo Van Hoa
Dedi lrwan Sugianto
Kelangsungan hidup: lebih dari 10 tahun
Metode pengobatan: Intervensi

Selama pengobatan, saya hampir tidak mengalami efek samping. Kebiasaan tidur dan nafsu makan saya baik. Akhirnya kondisi saya stabil. Jika Anda menderita kanker, penting bagi Anda untuk tidak menyerah dan memilih pengobatan yang tepat.

Pengobatan limfoma mana yang lebih cocok untuk saya? 》》》
Silakan klik di sini untuk konsultasi
Tanya Jawab mengenai Limfoma
pasien
Pertanyaan
Limfoma non-Hodgkin disertai metastasis ke beberapa bagian tubuh. Efek samping radioterapi dan kemoterapi tidak efektif. Dokter memvonis sisa hidup hanya 3 bulan. Apa yang harus dilakukan?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Disarankan melakukan intervensi. Konsentrasi obat terapi intervensi 2-92 kali lebih tinggi dibandingkan obat kemoterapi konvensional, efektivitasnya beberapa kali lebih baik dibandingkan kemoterapi sistemik, dengan hasil pengobatan yang lebih baik dan efek samping yang lebih rendah, efektif menghilangkan seluruh tumor di dalam tubuh. Terapi Natural dapat secara efektif mengendalikan kekambuhan tumor dengan memperkuat atau memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Ini dapat memperpanjang umur lebih dari 5 tahun.
pasien
Pertanyaan
Limfoma stadium II, terdapat massa besar di leher, dan kambuh lagi setelah operasi. Pengobatan apa yang dapat dijalani?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Disarankan melakukan pengobatan minimal invasif yang komprehensif: dapat mencapai penyembuhan radikal dan menjaga kecantikan kulit. Pengobatan minimal invasif sangat aman sekaligus mengurangi risiko kekambuhan dan metastasis. Kami memiliki kasus pengobatan pasien yang telah bertahan hidup lebih dari 10 tahun.
Pengobatan Kanker Pengobatan kanker lainnya Teknologi Minimal Invasif
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2024/05/20/1-170440651.png
Implantasi Partikel
Penanaman Biji Partikel atau disebut juga sebagai “Pisau Partikel” adalah inovasi baru pengobatan kanker minimal invasif dalam dunia medis internasional selain operasi dan radioterapi eksternal. Pertama-tama akan dihitung sinar energi yang sesuai
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2015/06/03/1-085703667.jpg
Intervensi
Terapi intervensi adalah terapi minimal invasif yang menggunakan panduan alat imaging kedokteran, yang dibagi menjadi dua jenis yaitu intervensi melalui pembuluh darah dan tanpa melalui pembuluh darah.
Selengkapnya Teknologi
Kisah Pasien
Intervensi Minimal Invasif Adal
Zhang Mingzhang
Seorang pasien Indonesia, Zhang Mingzhang, usia 62 tahun, mengidap kanker kelenjar getah bening (limfoma) stadium 3, karena masalah pada darah membuatnya tidak dapat melakukan operasi di Malaysia. Ia pun datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou dan
Penderita kanker kanker kelenja
Husny Gunawan
Pasien Indonesia penderita kanker kanker kelenjar getah bening telah menjalani 4 kali pengobatan intervensi di Modern Cancer Hospital Guangzhou, hasilnya tumor tampak mengecil.
Kiash Pasien Limfoma
Ahli Medis
Peng Xiaochi
Peng Xiaochi
Kepala Bangsal Onkologi Internasional
Dokter Kepala
Keahlian:Terapi bertarget Minimal Invasif/ kemoterapi/ metode gabungan pengobatan Timur dan Barat untuk tumor padat
Lin Jing
Lin Jing
Dokter Penanggung Jawab
Wakil Kepala Bangsal Onkologi Internasional
Keahlian:Ahli dalam pengobatan komprehensif seperti terapi bertarget minimal invasif, imunoterapi, kemoterapi, radioterapi, terapi endokrin untuk tumor padat. Ahli dalam endoskopi gastrointestinal, implantasi
Ma Xiaoying
Ma Xiaoying
Wakil Dokter Kepala
Kepala Bangsal Onkologi Lantai 7
Keahlian:Terlibat dalam pekerjaan klinis onkologi selama lebih dari 20 tahun, mengumpulkan pengalaman klinis yang kaya. Ahli dalam kemoterapi, terapi endokrin, terapi molekul bertarget dan imunoterapi untuk pe
Song Shijun
Song Shijun
Kepala Ahli Onkologi
Dokter kepala
Keahlian:Ahli dalam kemoterapi, Metode Minimal Invasif, bioterapi dan Terapi Bertarget untuk berbagai tumor padat, terutama tumor bagian dada seperti kanker esofagus, kanker paru, kanker payudara, limfoma, dan
Selengkapnya Ahli Medi
Form IconHubungi Kami
Nama:
Diagnosis*
Nomor Telp*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan

Pengobatan Limfoma

  • Pengobatan Limfoma
  • Gejala & Pemeriksaan Limfoma
  • Stadium Limfoma
  • Kisah Pasien Limfoma
Berapa lama kelangsungan hidup limfoma? Apakah limfoma bisa disembuhkan? Inilah hal yang sangat ingin diketahui oleh banyak pasien limfoma. Limfoma bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Melalui pengobatan yang akurat berdasarkan klasifikasi, berbagai jenis limfoma memiliki tingkat pengendalian dan kesembuhan yang lebih tinggi.

Limfoma adalah salah satu jenis tumor ganas yang berasal dari sistem limfatik, mencakup kelenjar getah bening, limpa, timus, dan sumsum tulang. Limfoma terutama dibagi menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan Limfoma non-Hodgkin.

Berdasarkan data GLOBOCAN 2020, Indonesia berada di peringkat ketujuh dengan 16.125 kasus baru limfoma non-Hodgkin, atau mencakup 4,1% dari seluruh kasus kanker. Limfoma non-Hodgkin menempati urutan ke-9 kematian akibat kanker dengan jumlah kematian sebanyak 9.024 orang (3,8%).

Karena ada banyak jenis limfoma, perlu menggunakan rancangan pengobatan yang berbeda, obat yang ditargetkan juga mungkin berbeda. Saat ini, pengobatan limfoma di Indonesia masih menggunakan kemoterapi dan radioterapi yang relatif konvensional. Namun, radioterapi dan kemoterapi mempunyai efek samping yang serius, pengobatan tunggal memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi dan penyebarannya cepat. Modern Cancer Hospital Guangzhou melakukan pengobatan limfoma berdasarkan jenisnya, menciptakan terobosan baru dalam pengobatan presisi: pengobatan kanker invasif minimal dengan efek samping dan tingkat kekambuhan yang rendah membawa harapan baru bagi pasien limfoma. Pengobatan ini tidak hanya dapat membunuh sel kanker secara akurat, namun juga mencegah kekambuhan lebih lanjut dan metastasis, memperpanjang kelansungan hidup dan menjaga kualitas hidup.

Pengobatan Limfoma
Metode Konvensional VS Metode Minimal Invasif
Minimal Invasif
1. Minim luka: Pengoperasian dilakukan melalui sayatan kecil atau lubang alami, sehingga lebih minim luka pada tubuh, mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan.
2. Pemulihan yang cepat: Karena luka yang lebih kecil, pasien memiliki waktu pemulihan pasca operasi yang lebih singkat dan dapat lebih cepat kembali ke kehidupan sehari-hari dan bekerja.
3. Pengobatan yang tepat: Teknologi minimal invasif modern biasanya dilakukan dengan panduan pencitraan (seperti CT, MRI, USG), dapat menentukan posisi dan mengobati tumor dengan lebih akurat serta mengurangi dampaknya pada jaringan sehat.
4. Efek kecantikan: Sayatan kecil dan operasi minimal invasif dapat meminimalkan bekas luka dan perubahan penampilan, serta memiliki efek kecantikan bagi pasien yang peduli dengan penampilan.
5. Lebih sedikit efek samping: Pengobatan minimal invasif memiliki dampak lebih kecil pada jaringan dan organ normal. Dibandingkan dengan operasi konvensional, radioterapi, dan kemoterapi, pengobatan ini lebih sedikit efek samping dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Radioterapi
1. Efek samping lokal: Radioterapi terutama memengaruhi jaringan normal di area pengobatan dan dapat menyebabkan efek samping lokal seperti luka bakar pada kulit, eritema, dan rambut rontok.
2. Kelelahan dan kelemahan di sekujur tubuh: Kelelahan adalah efek samping sistemik yang paling umum, dan pasien mungkin merasa sangat lelah dan lemah.
3. Kekambuhan dan gangguan fungsional: Radioterapi dapat meningkatkan risiko kanker kedua, terutama pada pasien muda. Selain itu, radioterapi dapat menyebabkan gangguan fungsi organ di area paparan, seperti jantung, paru-paru, atau hipotiroidisme.
4. Efek samping akut: Efek samping akut dapat terjadi selama radioterapi, seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan gangguan pencernaan.
Kemoterapi
1. Efek samping jangka panjang: Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping jangka panjang, seperti kanker kedua, kemandulan, dan kehilangan ingatan.
2. Efek samping sistem pencernaan: Mual, muntah, sariawan, kehilangan nafsu makan dan diare adalah efek samping sistem pencernaan yang umum.
3. Rambut rontok: Obat kemoterapi dapat menyebabkan kerusakan sel folikel rambut sehingga menyebabkan rambut rontok.
4. Neurotoksisitas: Beberapa obat kemoterapi dapat menyebabkan efek samping neurologis, seperti neuropati perifer, yang ditunjukkan dengan mati rasa, kesemutan, atau nyeri pada tangan dan kaki.
5. Kardiotoksisitas: Obat kemoterapi tertentu (seperti antrasiklin) mungkin beracun bagi jantung dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
6. Kerusakan ginjal dan hati: Obat kemoterapi dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan hati, sehingga fungsi ginjal dan hati perlu dipantau secara teratur.
Pasien seperti apa yang cocok untuk pengobatan Minimal Invasif kanker limfoma?

1. Pasien limfoma lokal: Pengobatan minimal invasif sangat cocok untuk pasien yang tumornya terbatas pada satu atau beberapa area. Lesi lokal dapat diobati secara tepat melalui pembedahan minimal invasif, teknologi ablasi, dan metode lainnya.

2. Pasien yang tidak toleran terhadap radioterapi dan kemoterapi: Karena efek samping yang serius dari radioterapi dan kemoterapi, beberapa pasien tidak dapat menoleransi efek samping yang ditimbulkannya. Pengobatan minimal invasif memiliki efek samping yang relatif sedikit dan dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif.

3. Penderita limfoma yang kambuh: pasien yang pernah menerima radioterapi dan kemoterapi namun kambuh, pengobatan minimal invasif dapat digunakan sebagai metode pengobatan ulang dan memberikan peluang pengobatan baru.

4. Pasien yang memerlukan pengobatan yang dipersonalisasi: Terdapat berbagai jenis limfoma dan kondisi pasien kompleks. Pengobatan minimal invasif dapat merumuskan rancangan pengobatan yang dipersonalisasi berdasarkan kondisi spesifik pasien dan kebutuhan untuk mengoptimalkan efektivitasnya.

5. Pasien yang ingin mempertahankan kualitas hidupnya: Untuk pasien yang sangat mementingkan kualitas hidupnya, pengobatan minimal invasif minim luka dan pemulihan lebih cepat, serta dapat menjaga kualitas hidup pasien semaksimal mungkin selama proses pengobatan.

6. Pasien yang ingin mempertahankan fungsi dan penampilan: Pasien yang memerlukan pengobatan tanpa memengaruhi fungsi normal organ, teknologi minimal invasif dapat mengurangi kerusakan pada jaringan normal di sekitarnya dan mempertahankan fungsi normal dan penampilan.

7. Pasien dengan metastasis lokal multipel.

Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk limfoma

1. Intervensi: Luka sayatan hanya 1-2 mm. Di bawah panduan alat pencitraan, obat kemoterapi disuntikkan langsung ke tumor atau pembuluh darah di sekitarnya, meningkatkan konsentrasi obat lokal hingga 92 kali lipat dan mengurangi efek samping sistemik.

2. Implantasi Partikel: Luka kecil pada tingkat mikromilimeter. Zat mineral memancar secara terus-menerus dan merata di dalam tumor selama 180 hari, menghancurkan tumor secara akurat. Minim komplikasi.

3. Metode Gabungan Pengobatan Timur dan Barat: Dapat meningkatkan efisiensi pengobatan. Mengurangi efek samping dan komplikasi, pemulihan lebih cepat, memperpanjang umur Anda dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.

4. Microwave Ablation: Membuat sel kanker "mati kepanasan", dengan luka sayatan hanya sebesar lubang jarum; waktu tindakan singkat, tumor berdiameter sekitar 6cm dapat dihilangkan dalam 10 menit, dengan sedikit risiko pembedahan dan indikasi luas.

5. Radiofrequency Ablation: Menggunakan panas yang dihasilkan oleh arus frekuensi tinggi untuk menghancurkan sel tumor. Cocok untuk limfoma lokal atau di beberapa lokasi. Panduan alat pencitraan, pelacakan real-time, akurat dan andal.

6. Cryosurgery: Lukanya kecil, menghilangkan tumor. Merangsang sistem kekebalan tubuh, mengurangi kerusakan jaringan normal dan dapat mencegah kambuhnya kanker.

Kisah pasien limfoma
Dedi lrwan Sugianto
Dedi lrwan Sugianto
Kelangsungan hidup: 10tahun
Metode pengobatan: Interversi
Selama pengobatan, saya hampir tidak mengalami efek samping. Kebiasaan tidur dan nafsu makan saya baik. Akhirnya kondisi saya stabil. Jika Anda menderita kanker, penting bagi Anda untuk tidak menyerah dan memilih pengobatan yang tepat.
Muhammad Fakhri Muslim
Muhammad Fakhri Muslim
Kelangsungan hidup: 7 tahun
Metode pengobatan: Intervensi
Setelah pengobatan intervensi, saya tidak mengalami efek samping apa pun dan bahkan bisa pergi keluar. Saya sama sekali tidak terlihat seperti pasien. Sebelum pulang, dokter melihat hasil CT scan terakhir saya: ukuran tumornya sudah menyusut dan kondisi saya sangat baik dan terkendali.
Melvin
Nama pasien: Melvin
Kelangsungan hidup: 5tahun
Metode pengobatan: Interversi + Brachytherapy
Setelah pengobatan, kondisi saya telah terkontrol secara efektif dan gejala-gejala saya telah berkurang secara signifikan. Hasil diagnosis klinis menunjukkan bahwa lebih dari 90% sel tumor superfisial telah hilang, dan sebagian besar lesi yang telah menyebar ke seluruh tubuh telah hilang. Sekarang, saya dapat belajar dan hidup normal tanpa mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.
Tanya Jawab mengenai Kanker Nasofaring
pasien
Pertanyaan
Limfoma non-Hodgkin disertai metastasis ke beberapa bagian tubuh. Efek samping radioterapi dan kemoterapi tidak efektif. Dokter memvonis sisa hidup hanya 3 bulan. Apa yang harus dilakukan?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Disarankan melakukan intervensi. Konsentrasi obat terapi intervensi 2-92 kali lebih tinggi dibandingkan obat kemoterapi konvensional, efektivitasnya beberapa kali lebih baik dibandingkan kemoterapi sistemik, dengan hasil pengobatan yang lebih baik dan efek samping yang lebih rendah, efektif menghilangkan seluruh tumor di dalam tubuh. Terapi Natural dapat secara efektif mengendalikan kekambuhan tumor dengan memperkuat atau memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Ini dapat memperpanjang umur lebih dari 5 tahun.
pasien
Pertanyaan
Limfoma stadium II, terdapat massa besar di leher, dan kambuh lagi setelah operasi. Pengobatan apa yang dapat dijalani?
ahli bedah
Prof. Peng Xiaochi
Disarankan melakukan pengobatan minimal invasif yang komprehensif: dapat mencapai penyembuhan radikal dan menjaga kecantikan kulit. Pengobatan minimal invasif sangat aman sekaligus mengurangi risiko kekambuhan dan metastasis. Kami memiliki kasus pengobatan pasien yang telah bertahan hidup lebih dari 10 tahun.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Nomor Telp*
Diagnosis*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
moblie whatapp icon
line
Jakarta Office
Surabaya Office
Medan Office
Konsultasi
WA