Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
Bahasa
  • ID
  • Eng
  • Thai
  • CN
Kanker saluran pernapasan x Pengobatan Minimal Invasif Terintegrasi
Kanker Paru

Di Indonesia, kanker paru merupakan jenis kanker terbesar ketiga yang paling sering ditemui, dengan angka kejadian yang tetap tinggi sepanjang tahun setelah kanker payudara dan kanker kolorektal. Kematian akibat kanker paru-paru di Indonesia meningkat menjadi 30.843, dengan 34.783 kasus baru, menurut Global Cancer Statistics (Globocan) 2020.

Kanker Paru
Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pada
sekitar 80% - 85%
Stadium awal (stadium I)
sekitar 30% - 60%
Stadium menengah (stadium II – III)
sekitar 2% - 5%
Stadium akhir (stadium IV)
Pembentukan kanker paru

Bagaimana kanker paru dapat terbentuk? Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kanker paru, dimana faktor utamanya bisa dikarenakan merokok, paparan pekerjaan, polusi udara, radiasi pengion, pola makan, genetik, riwayat penyakit paru, dll.

Gejala kanker paru

Kanker paru merupakan tumor ganas yang berasal dari mukosa bronkus atau kelenjar paru, berdasarkan pada ciri histopatologinya, kanker ini terbagi menjadi kanker paru sel kecil dan kanker paru non-sel kecil. Kanker paru sel kecil menyumbang sekitar 15% dari total kejadian kasus kanker paru, berkaitan erat dengan merokok dan tingkat keganasannya cukup tinggi; kanker paru non-sel kecil menyumbang 85% dari total kejadian kasus kanker paru, dimana jenis kanker ini terbagi menjadi karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan karsinoma sel besar.

Gejala utama dari kanker paru, meliputi :
Gejala yang paling umum adalah batuk, bisa berupa batuk kering yang mengiritasi atau disertai sedikit dahak dan lengket
Batuk berdarah atau hemoptisis
Kesusahan bernapas, sesak napas, mengi
Tumor menyumbat trakea, terjadi pneumonia obstruktif dan menyebabkan demam
Nyeri dada, dada terasa sesak, sesak napas
Gejala kanker paru
Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker paru
Intervensi
Intervensi
Perfusi lokal secara akurat, konsentrasi obat 2-8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kemoterapi sistemik, minim luka, minim efek samping.
Cryosurgery
Cryosurgery
Cryoprobe berukuran 2mm, dapat mengablasi tumor paru dalam 10 menit setelah melalui 2 siklus pendinginan dan penghangatan, sangat efisien.
Combined Knife
Combined Knife
Dapat beralih dari suhu sangat rendah ke suhu sangat tinggi, sehingga dapat mengablasi tumor paru secara efisien, cocok bagi pasien dengan tumor paru berukuran besar dan pasien lanjut usia yang lemah.
Microwave Ablation
Microwave Ablation
Memiliki efisiensi termal yang tinggi, sehingga dapat membunuh tumor yang berdiameter di bawah 5cm hanya dengan sekali tindakan.
Pengobatan Minimal Invasif Terintegrasi VS Pengobatan Konvensional pada Kanker Paru

Pengobatan Minimal Invasif

1. Tidak perlu torakotomi, tidak merusak fungsi paru, pengobatan bertarget dan efisien, efek kuratif yang baik.

2. Minim luka, minim efek samping, minim komplikasi, pemulihan cepat.

3. Masa pengobatan singkat : hanya membutuhkan 1-2 minggu, masa pemulihan juga singkat.

4. Pasien tidak perlu antre, dapat langsung diobati begitu masuk RS.

5. Konsultasi individual, melindungi privasi dan keamanan pasien semaksimal mungkin.

Operasi reseksi
1. Torakotomi dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti atelectasis, pneumotoraks, gangguan fungsi paru, bronchopleural fistula, dll
2. Luka besar, masa pemulihan lama, rasa sakit yang luar biasa.
3. Pengobatan kurang tuntas, mudah kambuh setelah operasi.
Radioterapi
1. Efek samping besar, seperti mual, muntah, dll.
2. Masa pengobatan panjang : biasanya membutuhkan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, sehingga memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Kemoterapi
1. Efek samping besar, seringkali disertai dengan rambut rontok, anemia, muntah, dan imunosupresi.
2. Efektivitas pengobatan tidak stabil, pasien rentan mengalami resistansi terhadap obat kemoterapi, efek kuratif yang buruk.
3. Masa pengobatan yang panjang : biasanya membutuhkan 8-24 kali, sehingga dapat memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Diagnosis*
Nomor Telp*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Kisah Pasien Kanker Paru

Mereka berasal dari berbagai negara di seluruh dunia yang pernah mengalami penderitaan yang sama akibat kanker. Namun, kini, dengan pengobatan minimal invasif yang efektif dan layanan berkualitas tinggi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, mereka telah mendapatkan kembali kesehatannya dan menjadi penyintas kanker. Di sini, mereka berbagi pengalaman dan kehangatan anti kanker kepada semua orang.

http://img.asiancancer.com/uploads/allimg/indonesia/2024/07/29/1-114004813.jpg
Mrs. Leong
Kanker paru
Intervensi
“Saya datang dengan yakin dalam menerima pengobatan ini, tanpa ada hal yang membuat saya khawatir. (Keluarga dan teman-teman saya) mereka sangat mendukung sayasetelahmendengar keinginan sayauntuk datangberobat ke sini.” Bibi Leong sangat yakin dan antusiasdalammelakukan perjalanan jauh demipengobatan keTiongkok. Mengidap kanker paru di usia 70-an, berat badan turun 7kg BibiLeong berasal dari Ipoh, Malaysia sudah berumur 75 tahun. 23 Januari 2024,awalnya adalahhari yang biasa saja. Namun, saa
http://img.asiancancer.com/uploads/allimg/indonesia/2024/07/23/1-173205120.jpg
Suriyakul Na Ayudhaya Yuwanud
Kanker paru
Intervensi
Suriyakul Na Ayudhaya Yuwanud seorang Jenderal yang berasal dari Thailand, didiagnosis menderita kanker paru pada 2021, dan setelah menjalani operasi pengangkatan di RS setempat, kankernya kambuh dan menyebar. Karena usia lanjut dan menderita hipertensi yang sangat berisiko tinggi, pasien tidak dapat menjalani pengobatan konvensional. Pada bulan Maret 2023, untuk mencari metode pengobatan baru, pasien datang ke RS kami. Setelah menjalani dua kali pengobatan Intervensi Minimal Invasif yang komprehensif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, hingga saat ini tumor telah mengecil 60%, gejala sesak napas hilang, dan kualitas hidup pasien meningkat secara signifikan.
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/indonesia/2024/07/23/1-171355341.jpg
Tham Yip Seong
Kanker paru
Intervensi
Mei 2024 setelah melakukan CT, dokter penanggung jawab memberitahukan bahwa tumor di paru saya sudah menyusut sekitar 40-50%. Di antara lesi metastasis di kelenjar getah bening klavikula, pleura kanan, dan sumsum tulang belakang, banyak lesi kecil telah hilang. Ini sungguh pertanda yang baik. Saya dan istri sangat senang, pilihan kami terbukti tepat, dan kami tidak sabar untuk menyampaikan kabar ini kepada keluarga.
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2024/04/07/1-160805925.jpg
Ramli Rukiana
Kanker paru
Intervensi
Saat kanker muncul, kerja sama tim memecah keheningan Ramli Rukiana dari Batam, Indonesia, berusia 50 tahun. BulanNovember 2023,dirinyamendapatisuaranyaserak sudah lebih dari 2 bulan dan belum membaik. Setelah pemeriksaan di rumah sakit setempat, dokt
https://img2.asiancancer.com/uploads/allimg/2016/01/01/2-094614665.jpg
Elang
Kanker paru
Intervensi
Elang berasal dari Jakarta, Indonesia, ia terdiagnosa kanker paru sejak Agustus 2015. Di Modern Cancer Hospital Guangzhou ia menjalani Intervensi, Terapi Natural dan Cryosurgery. Setelah menjalani berbagai metode pengobatan, tumornya mengecil
https://img2.asiancancer.com/uploads/allimg/2016/06/14/2-095530305.jpg
Tjioe Sin Jen
Kanker Paru
Intervensi
Tjioe Sin Jen, pasien berasal dari Jakarta Indonesia, Pada Maret 2016 terdiagnosa kanker paru, dari 22 April datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou menjalani Terapi Intervensi, saat ini tumor sudah mengecil hingga 90%.
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2018/04/26/1-163631367.jpg
Truong Khac Tuoc
Kanker paru
Intervensi
Truong KhacTuoc asal Vietnam, usia 63 tahun adalah seorang pasien kanker paru dengan penyebaran pada kedua sisi lobus paru-paru. Awal 2018, ia didiagnosa, setelah menolak saran pengobatan dari dokter setempat, bulan Februari 2018 ia datang ke rumah sa
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2018/07/03/1-114836991.jpg
Sour Srun
Kanker Paru
Intervensi
Sour Srun, pasien kanker paru stadium IV dari Kamboja setelah menjalani Intervensi, Cryosurgery dan terapi komprehensif Minimal Invasif lainnya di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, lesi metastasis pleura kanan menghilang dan kondisinya me
Kanker Nasofaring

Di Indonesia, kanker nasofaring di Indonesia merupakan jenis keganasan yang paling sering terjadi pada area kepala dan leher dan menempati peringkat-5 dengan 19.943 kasus baru pada tahun 2020.

Pasien kanker nasofaring bisa hidup berapa lama?
Kanker Nasofaring
Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pada kanker nasofaring
sekitar 70% - 80%
Stadium awal (stadium I)
sekitar 40% - 60%
Stadium menengah (stadium II – III)
sekitar 20% - 30%
Stadium akhir (stadium IV)
Apa yang dimaksud dengan kanker nasofaring?

Kanker nasofaring merupakan tumor ganas yang terjadi pada epitel mukosa nasofaring, tipe patologisnya yang utama adalah karsinoma sel skuamosa, sedangkan adenokarsinoma dan tipe lainnya sangat jarang ditemukan. Penyebab utama kanker nasofaring adalah karena infeksi virus EB, faktor genetik dan lingkungan, serta pola hidup yang tidak sehat, seperti perokok berat, konsumsi asinan, dll.

Di antara 3 kelompok ras besar di dunia, kelompok ras mongoloid berisiko tinggi terkena kanker nasofaring, terutama orang-orang dari Tiongkok Selatan dan negara Asia Tenggara. Kanker nasofaring adalah kanker yang endemik dan penyakit genetik. Keturunan Tionghoa yang telah bermigrasi ke wilayah dengan insiden rendah pun masih memiliki kecenderungan insiden yang tinggi.

Gejala kanker paru

Gejala utama kanker nasofaring :
Ingus berdarah, hidung tersumbat sebelah atau keduanya
Tinnitus, gangguan pendengaran
Wajah mati rasa, gangguan penglihatan dan penciuman
Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
Munculnya dermatomyositis pada wajah, dada dan punggung
Gejala kanker paru
Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker nasofaring
Intervensi
Intervensi
Di bawah panduan DSA dan alat pencitraan lainnya, obat antitumor akan dimasukkan ke tumor nasofaring, dan dilakukan embolisasi terhadap tumor dan arteri pemasok darah ke tumor. Perfusi lokal memiliki konsentrasi obat 2-8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan infus intravena, memutus pasokan nutrisi ke tumor, menghambat pertumbuhan tumor, bekerja langsung pada pusat tumor dengan minim luka dan minim efek samping.
Brachytherapy
Brachytherapy
Pertama, berdasarkan pada sifat, ukuran dan lokasi tumor pasien, akan dilakukan penghitungan energi radiasi dan pemilihan dosis partikel yang sesuai; lalu di bawah panduan alat pencitraan, partikel Iodine 125 akan ditanamkan ke dalam tumor atau jaringan yang telah diserang oleh tumor tersebut. Selanjutnya, partikel tersebut akan melepaskan sinar gamma secara terus menerus ke tumor untuk membunuh sel kanker secara langsung dan akurat.
Pengobatan Minimal Invasif Terintegrasi VS Pengobatan Konvensional pada Kanker Nasofaring

Pengobatan Minimal Invasif

1. Tanpa reseksi, tidak merusak fungsi nasofaring, pengobatan bertarget dan efisien, efek kuratif yang baik.

2. Minim luka, minim efek samping, minim komplikasi, pemulihan cepat.

3. Masa pengobatan singkat : hanya membutuhkan 1-2 minggu, masa pemulihan juga singkat.

4. Pasien tidak perlu antre, dapat langsung diobati begitu masuk RS.

5. Konsultasi individual, melindungi privasi dan keamanan pasien semaksimal mungkin.

Operasi reseksi
1. Reseksi dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti hilang nafsu makan, kelumpuhan pada saraf wajah, mimisan, pergeseran rongga hidung, gangguan penglihatan, napas tidak normal, limfokel, dll.
2. Luka besar, masa pemulihan lama, rasa sakit yang luar biasa.
3. Pengobatan kurang tuntas, mudah kambuh setelah operasi.
Radioterapi
1. Efek samping besar, seperti mual, muntah, dll.
2. Masa pengobatan yang panjang : biasanya membutuhkan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, sehingga memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Kemoterapi
1. Efek samping besar, seringkali disertai dengan rambut rontok, anemia, muntah, dan imunosupresi.
2. Efektivitas pengobatan tidak stabil, pasien rentan mengalami resistansi terhadap obat kemoterapi, efek kuratif yang buruk.
3. Masa pengobatan yang panjang : biasanya membutuhkan 8-24 kali, sehingga dapat memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Diagnosis*
Nomor Telp*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Kisah Pasien Kanker Nasofaring

Mereka berasal dari berbagai negara di seluruh dunia yang pernah mengalami penderitaan yang sama akibat kanker. Namun, kini, dengan pengobatan minimal invasif yang efektif dan layanan berkualitas tinggi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, mereka telah mendapatkan kembali kesehatannya dan menjadi penyintas kanker. Di sini, mereka berbagi pengalaman dan kehangatan anti kanker kepada semua orang.

https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2024/05/31/1-161844436.jpg
Along
Kanker Nasofaring VietnamKelangsungan hidup 15 th
Intervensi + Cryosurgery
Bapak Along berasal dari Indonesia, didiagnosis menderita kanker nasofaring stadium 4A pada bulan Agustus 2023. Setelah mendapat rekomendasi dari teman-temannya, ia memutuskan untuk berobat ke luar negeri. Pada bulan September, ia datang ke St. Stamfo
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2024/02/06/1-100843735.png
Lukman Holy
Kanker Nasofaring VietnamKelangsungan hidup 15 th
Intervensi + Cryosurgery
"Saya senang telah menemukan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou karena teknologi pengobatan minimal invasif di sini tidak membahayakan jaringan normal tubuh, dibandingkan dengan rasa sakit yang disebabkan oleh efek samping kemoterapi sistem
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2017/08/30/1-084436409.jpg
ANNI IBRIAH
kanker nasofaring VietnamKelangsungan hidup 15 th
Intervensi + Cryosurgery
ANNI IBRIAH, usia 49 tahun, asal dari kota Surabaya Indonesia, pada tahun 2014 didiagnosa kanker nasofaring stadium IV, November 2014 ia datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah menjalani 2kali Intervensi, tumor di belakang kup
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2018/11/27/1-093819792.jpg
Yulianti Setiawan
Kanker Nasofaring VietnamKelangsungan hidup 15 th
Intervensi + Cryosurgery
Yulianti Setiawan adalah pasien kanker nasofaring stadium III dari Jakarta. Ia menolak operasi dan kemoterapi konvensional di Indonesia karena takut efek samping pengobatan dan memilih untuk datang St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Hasil
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2019/06/19/1-100843936.jpg
Conin Hober
Pasien Kanker Nasofaring VietnamKelangsungan hidup 15 th
Intervensi + Cryosurgery
"Nama saya Conin Hober, berusia 39 tahun, dari Indonesia. Saya menderita kanker nasofaring lima tahun yang lalu. Setelah menjalani pengobatan komprehensif Minimal Invasif seperti Intervensi dan Terapi Natural di St. Stamford Modern Cancer Hospital Gua
https://img2.asiancancer.com/uploads/allimg/2013/06/26/2-185530613.jpg
Sugianto
kanker nasofaring VietnamKelangsungan hidup 15 th
Intervensi + Cryosurgery
Denpasar, Usianya masih terbilang muda saat terkena kanker nasofaring (hidung) stadium 2 di umur 31 tahun.
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2012/10/05/1-185219358.jpg
Xiao duoduo
kanker nasofaring VietnamKelangsungan hidup 15 th
Intervensi + Cryosurgery
Hanoi, Vietnam 2011 dengan pasien xiao duoduo berumur 4 tahun yang terkena rhabdomyosarcoma. Banyak di pengobatan lokal gagal untuk menyembuhkan dan pergi ke Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah perawatan yang komprehensif yang asli sekitar 15 *
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2014/06/03/1-174710409.gif
Song Yanzhu
kanker nasofaring VietnamKelangsungan hidup 15 th
Intervensi + Cryosurgery
Seorang pasien kanker nasofaring asal Indonesia 5 tahun lalu datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah menjalani pengobatan, tumor telah seluruhnya hilang, setelah menjalani pemeriksaan CT lagi, tidak ditemukan adanya kekambuhan dan pennyeb
Kanker Tenggorokan

Kanker tenggorokan relatif umum di antara kasus tumor kepala dan leher, berada pada peringkat ke-3 untuk tingkat insidennya. Kejadian tenggorokan di Indonesia pada tahun 2020 ditemukan sebanyak 3.663 kasus baru dan 2.146 kematian. Kanker tenggorokan paling sering terdiagnosis pada pasien usia 55-64 tahun sebesar 31,7%. Sementara itu pasien dengan rentang usia 65-74 tahun merupakan kelompok usia dengan angka kematian akibat kanker tenggorokan tertinggi dengan persentase 31,7%.

Pasien kanker tenggorokan bisa hidup berapa lama?
Kanker Tenggorokan
Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pada
sekitar 90%
Stadium awal (stadium I)
sekitar 65% - 75%
Stadium menengah (stadium II – III)
sekitar 30% - 40%
Stadium akhir (stadium IV)
Bagaimana kanker tenggorokan bisa terbentuk?

Kanker tenggorokan merupakan tumor ganas yang terdapat di bagian tenggorokan, angka kejadian pada pria jauh lebih tinggi dibandingkan wanita, dan lebih sering dijumpai pada pria paruh baya dan lanjut usia. Gejala awal tidak jelas, atau bisa berupa suara serak, rasa mengganjal di tenggorokan, batuk, dll. Seiring pertumbuhan tumor, gejala seperti kesulitan bernapas, batuk berlebihan, kesulitan menelan makanan, dan pembengkakan leher dapat terjadi.

Faktor pemicu kanker tenggorokan antara lain paparan pekerjaan, rangsangan tembakau dan alkohol, infeksi virus HPV, lesi prakanker, hiperandrogen, penyakit genetik tertentu, dan lainnya.

Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker paru
Intervensi
Intervensi
Di bawah panduan DSA dan alat pencitraan lainnya, obat antitumor akan dimasukkan ke tumor tenggorokan, dan dilakukan embolisasi terhadap tumor dan arteri pemasok darah ke tumor. Perfusi lokal memiliki konsentrasi obat 2-8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan infus intravena.
Brachytherapy
Cryosurgery
Cryoprobe berukuran 2mm, dapat mengablasi tumor tenggorokan dalam 10 menit setelah melalui 2 siklus pendinginan dan penghangatan, sangat efisien.
Pengobatan Minimal Invasif Terintegrasi VS Pengobatan Konvensional pada Kanker Tenggorokan

Pengobatan Minimal Invasif

1. Tanpa reseksi, tidak merusak fungsi tenggorokan, pengobatan bertarget dan efisien, efek kuratif yang baik.

2. Minim trauma, minim efek samping, minim komplikasi, pemulihan cepat.

3. Masa pengobatan singkat : hanya membutuhkan 1-2 minggu, masa pemulihan juga singkat.

4. Pasien tidak perlu antre, dapat langsung diobati begitu masuk RS.

5. Konsultasi individual, melindungi privasi dan keamanan pasien semaksimal mungkin.

Operasi reseksi
1. Reseksi dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti susah menelan, infeksi, fistula faring, stenosis laring, dll.
2. Masa pemulihan pasca operasi lama, rasa sakit yang luar biasa.
3. Pengobatan kurang tuntas, mudah kambuh setelah operasi.
Radioterapi
1. Efek samping besar, seperti mual, muntah, dll.
2. Masa pengobatan yang panjang : biasanya membutuhkan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, sehingga memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Kemoterapi
1. Efek samping besar, seringkali disertai dengan rambut rontok, anemia, muntah, dan imunosupresi.
2. Efektivitas pengobatan tidak stabil, pasien rentan mengalami resistansi terhadap obat kemoterapi, efek kuratif yang buruk.
3. Masa pengobatan yang panjang : biasanya membutuhkan 8-24 kali, sehingga dapat memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Diagnosis*
Nomor Telp*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Kisah Pasien Kanker Tengorokan

Mereka berasal dari berbagai negara di seluruh dunia yang pernah mengalami penderitaan yang sama akibat kanker. Namun, kini, dengan pengobatan minimal invasif yang efektif dan layanan berkualitas tinggi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, mereka telah mendapatkan kembali kesehatannya dan menjadi penyintas kanker. Di sini, mereka berbagi pengalaman dan kehangatan anti kanker kepada semua orang.

https://img2.asiancancer.com/uploads/allimg/2013/08/31/2-091846602.jpg
Huynh
Kanker laring
Intervensi
pasien kanker laring (HUYNH THI DINH) mengalami kekambuhan kanker setelah pengobatan selama 3 tahun di Hwang Ho Chi Minh, datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou menerima perawatan yang komprehensif, sehingga penyakit ini telah efektif dikendalikan
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2015/04/23/1-085751473.jpg
Prasit Sumonta
Kanker laring
Intervensi
Prasit Sumonta merupakan pasien kanker laring asal Thailand. Setelah menjalani 2 kali Intervensi dan 1 kali Cryosurgery di Modern Cancer Hospital Guangzhou, dalam waktu 20 hari tumor yang ada di bagian lehernya tersisa 1/5.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Diagnosis*
Nomor Telp*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Kanker saluran pernapasan x Pengobatan Minimal Invasif Terintegrasi
  • Kanker Paru
    Kanker Paru
  • Kanker Nasofaring
    Kanker Nasofaring
  • Kanker Nasofaring
    Kanker Tenggorokan
Kanker Paru

Di Indonesia, kanker paru merupakan jenis kanker terbesar ketiga yang paling sering ditemui, dengan angka kejadian yang tetap tinggi sepanjang tahun setelah kanker payudara dan kanker kolorektal. Kematian akibat kanker paru-paru di Indonesia meningkat menjadi 30.843, dengan 34.783 kasus baru, menurut Global Cancer Statistics (Globocan) 2020.

Kanker Paru
Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pada
sekitar 80% - 85%
Stadium awal (stadium I)
sekitar 30% - 60%
Stadium menengah (stadium II – III)
sekitar 2% - 5%
Stadium akhir (stadium IV)
Pembentukan kanker paru

Bagaimana kanker paru dapat terbentuk? Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kanker paru, dimana faktor utamanya bisa dikarenakan merokok, paparan pekerjaan, polusi udara, radiasi pengion, pola makan, genetik, riwayat penyakit paru, dll.

Gejala kanker paru

Kanker paru merupakan tumor ganas yang berasal dari mukosa bronkus atau kelenjar paru, berdasarkan pada ciri histopatologinya, kanker ini terbagi menjadi kanker paru sel kecil dan kanker paru non-sel kecil. Kanker paru sel kecil menyumbang sekitar 15% dari total kejadian kasus kanker paru, berkaitan erat dengan merokok dan tingkat keganasannya cukup tinggi; kanker paru non-sel kecil menyumbang 85% dari total kejadian kasus kanker paru, dimana jenis kanker ini terbagi menjadi karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma, dan karsinoma sel besar.

Gejala utama dari kanker paru, meliputi :
Gejala yang paling umum adalah batuk, bisa berupa batuk kering yang mengiritasi atau disertai sedikit dahak dan lengket
Batuk berdarah atau hemoptisis
Kesusahan bernapas, sesak napas, mengi
Tumor menyumbat trakea, terjadi pneumonia obstruktif dan menyebabkan demam
Nyeri dada, dada terasa sesak, sesak napas
Gejala kanker paru
Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker paru
Intervensi
Intervensi
Perfusi lokal secara akurat, konsentrasi obat 2-8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kemoterapi sistemik, minim luka, minim efek samping.
Cryosurgery
Cryosurgery
Cryoprobe berukuran 2mm, dapat mengablasi tumor paru dalam 10 menit setelah melalui 2 siklus pendinginan dan penghangatan, sangat efisien.
Combined Knife
Combined Knife
Dapat beralih dari suhu sangat rendah ke suhu sangat tinggi, sehingga dapat mengablasi tumor paru secara efisien, cocok bagi pasien dengan tumor paru berukuran besar dan pasien lanjut usia yang lemah.
Microwave Ablation
Microwave Ablation
Memiliki efisiensi termal yang tinggi, sehingga dapat membunuh tumor yang berdiameter di bawah 5cm hanya dengan sekali tindakan.
Pengobatan Minimal Invasif Terintegrasi VS Pengobatan Konvensional pada Kanker Paru

Pengobatan Minimal Invasif

1. Tidak perlu torakotomi, tidak merusak fungsi paru, pengobatan bertarget dan efisien, efek kuratif yang baik.

2. Minim luka, minim efek samping, minim komplikasi, pemulihan cepat.

3. Masa pengobatan singkat : hanya membutuhkan 1-2 minggu, masa pemulihan juga singkat.

4. Pasien tidak perlu antre, dapat langsung diobati begitu masuk RS.

5. Konsultasi individual, melindungi privasi dan keamanan pasien semaksimal mungkin.

Operasi reseksi
1. Torakotomi dapat menimbulkan berbagai komplikasi, seperti atelectasis, pneumotoraks, gangguan fungsi paru, bronchopleural fistula, dll
2. Luka besar, masa pemulihan lama, rasa sakit yang luar biasa.
3. Pengobatan kurang tuntas, mudah kambuh setelah operasi.
Radioterapi
1. Efek samping besar, seperti mual, muntah, dll.
2. Masa pengobatan panjang : biasanya membutuhkan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, sehingga memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Kemoterapi
1. Efek samping besar, seringkali disertai dengan rambut rontok, anemia, muntah, dan imunosupresi.
2. Efektivitas pengobatan tidak stabil, pasien rentan mengalami resistansi terhadap obat kemoterapi, efek kuratif yang buruk.
3. Masa pengobatan yang panjang : biasanya membutuhkan 8-24 kali, sehingga dapat memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Nomor Telp*
Diagnosis*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Kisah Pasien Kanker Paru

Mereka berasal dari berbagai negara di seluruh dunia yang pernah mengalami penderitaan yang sama akibat kanker. Namun, kini, dengan pengobatan minimal invasif yang efektif dan layanan berkualitas tinggi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, mereka telah mendapatkan kembali kesehatannya dan menjadi penyintas kanker. Di sini, mereka berbagi pengalaman dan kehangatan anti kanker kepada semua orang.

http://img.asiancancer.com/uploads/allimg/indonesia/2024/07/29/1-114004813.jpg
Mrs. Leong
Kanker paru
Intervensi
“Saya datang dengan yakin dalam menerima pengobatan ini, tanpa ada hal yang membuat saya khawatir. (Keluarga dan teman-teman saya) mereka sangat mendukung sayasetelahmendengar keinginan sayauntuk datangberobat ke sini.” Bibi Leong sangat yakin dan antusiasdalammelakukan perjalanan jauh demipengobatan keTiongkok. Mengidap kanker paru di usia 70-an, berat badan turun 7kg BibiLeong berasal dari Ipoh, Malaysia sudah berumur 75 tahun. 23 Januari 2024,awalnya adalahhari yang biasa saja. Namun, saa
http://img.asiancancer.com/uploads/allimg/indonesia/2024/07/23/1-173205120.jpg
Suriyakul Na Ayudhaya Yuwanud
Kanker paru
Intervensi
Suriyakul Na Ayudhaya Yuwanud seorang Jenderal yang berasal dari Thailand, didiagnosis menderita kanker paru pada 2021, dan setelah menjalani operasi pengangkatan di RS setempat, kankernya kambuh dan menyebar. Karena usia lanjut dan menderita hipertensi yang sangat berisiko tinggi, pasien tidak dapat menjalani pengobatan konvensional. Pada bulan Maret 2023, untuk mencari metode pengobatan baru, pasien datang ke RS kami. Setelah menjalani dua kali pengobatan Intervensi Minimal Invasif yang komprehensif di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, hingga saat ini tumor telah mengecil 60%, gejala sesak napas hilang, dan kualitas hidup pasien meningkat secara signifikan.
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/indonesia/2024/07/23/1-171355341.jpg
Tham Yip Seong
Kanker paru
Intervensi
Mei 2024 setelah melakukan CT, dokter penanggung jawab memberitahukan bahwa tumor di paru saya sudah menyusut sekitar 40-50%. Di antara lesi metastasis di kelenjar getah bening klavikula, pleura kanan, dan sumsum tulang belakang, banyak lesi kecil telah hilang. Ini sungguh pertanda yang baik. Saya dan istri sangat senang, pilihan kami terbukti tepat, dan kami tidak sabar untuk menyampaikan kabar ini kepada keluarga.
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2024/04/07/1-160805925.jpg
Ramli Rukiana
Kanker paru
Intervensi
Saat kanker muncul, kerja sama tim memecah keheningan Ramli Rukiana dari Batam, Indonesia, berusia 50 tahun. BulanNovember 2023,dirinyamendapatisuaranyaserak sudah lebih dari 2 bulan dan belum membaik. Setelah pemeriksaan di rumah sakit setempat, dokt
https://img2.asiancancer.com/uploads/allimg/2016/01/01/2-094614665.jpg
Elang
Kanker paru
Intervensi
Elang berasal dari Jakarta, Indonesia, ia terdiagnosa kanker paru sejak Agustus 2015. Di Modern Cancer Hospital Guangzhou ia menjalani Intervensi, Terapi Natural dan Cryosurgery. Setelah menjalani berbagai metode pengobatan, tumornya mengecil
https://img2.asiancancer.com/uploads/allimg/2016/06/14/2-095530305.jpg
Tjioe Sin Jen
Kanker Paru
Intervensi
Tjioe Sin Jen, pasien berasal dari Jakarta Indonesia, Pada Maret 2016 terdiagnosa kanker paru, dari 22 April datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou menjalani Terapi Intervensi, saat ini tumor sudah mengecil hingga 90%.
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2018/04/26/1-163631367.jpg
Truong Khac Tuoc
Kanker paru
Intervensi
Truong KhacTuoc asal Vietnam, usia 63 tahun adalah seorang pasien kanker paru dengan penyebaran pada kedua sisi lobus paru-paru. Awal 2018, ia didiagnosa, setelah menolak saran pengobatan dari dokter setempat, bulan Februari 2018 ia datang ke rumah sa
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2018/07/03/1-114836991.jpg
Sour Srun
Kanker Paru
Intervensi
Sour Srun, pasien kanker paru stadium IV dari Kamboja setelah menjalani Intervensi, Cryosurgery dan terapi komprehensif Minimal Invasif lainnya di St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, lesi metastasis pleura kanan menghilang dan kondisinya me
Kanker Nasofaring

Di Indonesia, kanker nasofaring di Indonesia merupakan jenis keganasan yang paling sering terjadi pada area kepala dan leher dan menempati peringkat-5 dengan 19.943 kasus baru pada tahun 2020.

Pasien kanker nasofaring bisa hidup berapa lama?
Kanker Nasofaring
Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pada kanker nasofaring
sekitar 70% - 80%
Stadium awal (stadium I)
sekitar 40% - 60%
Stadium menengah (stadium II – III)
sekitar 20% - 30%
Stadium akhir (stadium IV)
Apa yang dimaksud dengan kanker nasofaring?

Kanker nasofaring merupakan tumor ganas yang terjadi pada epitel mukosa nasofaring, tipe patologisnya yang utama adalah karsinoma sel skuamosa, sedangkan adenokarsinoma dan tipe lainnya sangat jarang ditemukan. Penyebab utama kanker nasofaring adalah karena infeksi virus EB, faktor genetik dan lingkungan, serta pola hidup yang tidak sehat, seperti perokok berat, konsumsi asinan, dll.

Di antara 3 kelompok ras besar di dunia, kelompok ras mongoloid berisiko tinggi terkena kanker nasofaring, terutama orang-orang dari Tiongkok Selatan dan negara Asia Tenggara. Kanker nasofaring adalah kanker yang endemik dan penyakit genetik. Keturunan Tionghoa yang telah bermigrasi ke wilayah dengan insiden rendah pun masih memiliki kecenderungan insiden yang tinggi.

Gejala kanker paru

Gejala utama kanker nasofaring :
Ingus berdarah, hidung tersumbat sebelah atau keduanya
Tinnitus, gangguan pendengaran
Wajah mati rasa, gangguan penglihatan dan penciuman
Pembengkakan kelenjar getah bening di leher
Munculnya dermatomyositis pada wajah, dada dan punggung
Gejala kanker paru
Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker nasofaring
Intervensi
Intervensi
Di bawah panduan DSA dan alat pencitraan lainnya, obat antitumor akan dimasukkan ke tumor nasofaring, dan dilakukan embolisasi terhadap tumor dan arteri pemasok darah ke tumor. Perfusi lokal memiliki konsentrasi obat 2-8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan infus intravena, memutus pasokan nutrisi ke tumor, menghambat pertumbuhan tumor, bekerja langsung pada pusat tumor dengan minim luka dan minim efek samping.
Brachytherapy
Brachytherapy
Pertama, berdasarkan pada sifat, ukuran dan lokasi tumor pasien, akan dilakukan penghitungan energi radiasi dan pemilihan dosis partikel yang sesuai; lalu di bawah panduan alat pencitraan, partikel Iodine 125 akan ditanamkan ke dalam tumor atau jaringan yang telah diserang oleh tumor tersebut. Selanjutnya, partikel tersebut akan melepaskan sinar gamma secara terus menerus ke tumor untuk membunuh sel kanker secara langsung dan akurat.
Pengobatan Minimal Invasif Terintegrasi VS Pengobatan Konvensional pada Kanker Nasofaring

Pengobatan Minimal Invasif

1. Tanpa reseksi, tidak merusak fungsi nasofaring, pengobatan bertarget dan efisien, efek kuratif yang baik.

2. Minim luka, minim efek samping, minim komplikasi, pemulihan cepat.

3. Masa pengobatan singkat : hanya membutuhkan 1-2 minggu, masa pemulihan juga singkat.

4. Pasien tidak perlu antre, dapat langsung diobati begitu masuk RS.

5. Konsultasi individual, melindungi privasi dan keamanan pasien semaksimal mungkin.

Operasi reseksi
1. Reseksi dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti hilang nafsu makan, kelumpuhan pada saraf wajah, mimisan, pergeseran rongga hidung, gangguan penglihatan, napas tidak normal, limfokel, dll.
2. Luka besar, masa pemulihan lama, rasa sakit yang luar biasa.
3. Pengobatan kurang tuntas, mudah kambuh setelah operasi.
Radioterapi
1. Efek samping besar, seperti mual, muntah, dll.
2. Masa pengobatan yang panjang : biasanya membutuhkan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, sehingga memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Kemoterapi
1. Efek samping besar, seringkali disertai dengan rambut rontok, anemia, muntah, dan imunosupresi.
2. Efektivitas pengobatan tidak stabil, pasien rentan mengalami resistansi terhadap obat kemoterapi, efek kuratif yang buruk.
3. Masa pengobatan yang panjang : biasanya membutuhkan 8-24 kali, sehingga dapat memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Nomor Telp*
Diagnosis*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Kisah Pasien Kanker Nasofaring

Mereka berasal dari berbagai negara di seluruh dunia yang pernah mengalami penderitaan yang sama akibat kanker. Namun, kini, dengan pengobatan minimal invasif yang efektif dan layanan berkualitas tinggi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, mereka telah mendapatkan kembali kesehatannya dan menjadi penyintas kanker. Di sini, mereka berbagi pengalaman dan kehangatan anti kanker kepada semua orang.

https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2024/05/31/1-161844436.jpg
Along
Kanker Nasofaring
Intervensi
Bapak Along berasal dari Indonesia, didiagnosis menderita kanker nasofaring stadium 4A pada bulan Agustus 2023. Setelah mendapat rekomendasi dari teman-temannya, ia memutuskan untuk berobat ke luar negeri. Pada bulan September, ia datang ke St. Stamfo
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2024/02/06/1-100843735.png
Lukman Holy
Kanker Nasofaring
Intervensi
"Saya senang telah menemukan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou karena teknologi pengobatan minimal invasif di sini tidak membahayakan jaringan normal tubuh, dibandingkan dengan rasa sakit yang disebabkan oleh efek samping kemoterapi sistem
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2017/08/30/1-084436409.jpg
ANNI IBRIAH
kanker nasofaring
Intervensi
ANNI IBRIAH, usia 49 tahun, asal dari kota Surabaya Indonesia, pada tahun 2014 didiagnosa kanker nasofaring stadium IV, November 2014 ia datang ke St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah menjalani 2kali Intervensi, tumor di belakang kup
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2018/11/27/1-093819792.jpg
Yulianti Setiawan
Kanker Nasofaring
Intervensi
Yulianti Setiawan adalah pasien kanker nasofaring stadium III dari Jakarta. Ia menolak operasi dan kemoterapi konvensional di Indonesia karena takut efek samping pengobatan dan memilih untuk datang St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Hasil
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2019/06/19/1-100843936.jpg
Conin Hober
Pasien Kanker Nasofaring
Intervensi
"Nama saya Conin Hober, berusia 39 tahun, dari Indonesia. Saya menderita kanker nasofaring lima tahun yang lalu. Setelah menjalani pengobatan komprehensif Minimal Invasif seperti Intervensi dan Terapi Natural di St. Stamford Modern Cancer Hospital Gua
https://img2.asiancancer.com/uploads/allimg/2013/06/26/2-185530613.jpg
Sugianto
kanker nasofaring
Intervensi
Denpasar, Usianya masih terbilang muda saat terkena kanker nasofaring (hidung) stadium 2 di umur 31 tahun.
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2012/10/05/1-185219358.jpg
Xiao duoduo
kanker nasofaring
Intervensi
Hanoi, Vietnam 2011 dengan pasien xiao duoduo berumur 4 tahun yang terkena rhabdomyosarcoma. Banyak di pengobatan lokal gagal untuk menyembuhkan dan pergi ke Modern Cancer Hospital Guangzhou. Setelah perawatan yang komprehensif yang asli sekitar 15 *
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2014/06/03/1-174710409.gif
Song Yanzhu
kanker nasofaring
Intervensi
Seorang pasien kanker nasofaring asal Indonesia 5 tahun lalu datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou, setelah menjalani pengobatan, tumor telah seluruhnya hilang, setelah menjalani pemeriksaan CT lagi, tidak ditemukan adanya kekambuhan dan pennyeb
Kanker Tenggorokan

Kanker tenggorokan relatif umum di antara kasus tumor kepala dan leher, berada pada peringkat ke-3 untuk tingkat insidennya. Kejadian tenggorokan di Indonesia pada tahun 2020 ditemukan sebanyak 3.663 kasus baru dan 2.146 kematian. Kanker tenggorokan paling sering terdiagnosis pada pasien usia 55-64 tahun sebesar 31,7%. Sementara itu pasien dengan rentang usia 65-74 tahun merupakan kelompok usia dengan angka kematian akibat kanker tenggorokan tertinggi dengan persentase 31,7%.

Pasien kanker tenggorokan bisa hidup berapa lama?
Kanker Tenggorokan
Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pada
sekitar 90%
Stadium awal (stadium I)
sekitar 65% - 75%
Stadium menengah (stadium II – III)
sekitar 30% - 40%
Stadium akhir (stadium IV)
Bagaimana kanker tenggorokan bisa terbentuk?

Kanker tenggorokan merupakan tumor ganas yang terdapat di bagian tenggorokan, angka kejadian pada pria jauh lebih tinggi dibandingkan wanita, dan lebih sering dijumpai pada pria paruh baya dan lanjut usia. Gejala awal tidak jelas, atau bisa berupa suara serak, rasa mengganjal di tenggorokan, batuk, dll. Seiring pertumbuhan tumor, gejala seperti kesulitan bernapas, batuk berlebihan, kesulitan menelan makanan, dan pembengkakan leher dapat terjadi.

Faktor pemicu kanker tenggorokan antara lain paparan pekerjaan, rangsangan tembakau dan alkohol, infeksi virus HPV, lesi prakanker, hiperandrogen, penyakit genetik tertentu, dan lainnya.

Teknologi pengobatan Minimal Invasif untuk kanker paru
Intervensi
Intervensi
Di bawah panduan DSA dan alat pencitraan lainnya, obat antitumor akan dimasukkan ke tumor tenggorokan, dan dilakukan embolisasi terhadap tumor dan arteri pemasok darah ke tumor. Perfusi lokal memiliki konsentrasi obat 2-8 kali lebih tinggi dibandingkan dengan infus intravena.
Brachytherapy
Cryosurgery
Cryoprobe berukuran 2mm, dapat mengablasi tumor tenggorokan dalam 10 menit setelah melalui 2 siklus pendinginan dan penghangatan, sangat efisien.
Pengobatan Minimal Invasif Terintegrasi VS Pengobatan Konvensional pada Kanker Tenggorokan

Pengobatan Minimal Invasif

1. Tanpa reseksi, tidak merusak fungsi tenggorokan, pengobatan bertarget dan efisien, efek kuratif yang baik.

2. Minim trauma, minim efek samping, minim komplikasi, pemulihan cepat.

3. Masa pengobatan singkat : hanya membutuhkan 1-2 minggu, masa pemulihan juga singkat.

4. Pasien tidak perlu antre, dapat langsung diobati begitu masuk RS.

5. Konsultasi individual, melindungi privasi dan keamanan pasien semaksimal mungkin.

Operasi reseksi
1. Reseksi dapat menimbulkan beberapa komplikasi seperti susah menelan, infeksi, fistula faring, stenosis laring, dll.
2. Masa pemulihan pasca operasi lama, rasa sakit yang luar biasa.
3. Pengobatan kurang tuntas, mudah kambuh setelah operasi.
Radioterapi
1. Efek samping besar, seperti mual, muntah, dll.
2. Masa pengobatan yang panjang : biasanya membutuhkan waktu berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, sehingga memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Kemoterapi
1. Efek samping besar, seringkali disertai dengan rambut rontok, anemia, muntah, dan imunosupresi.
2. Efektivitas pengobatan tidak stabil, pasien rentan mengalami resistansi terhadap obat kemoterapi, efek kuratif yang buruk.
3. Masa pengobatan yang panjang : biasanya membutuhkan 8-24 kali, sehingga dapat memengaruhi kehidupan dan pekerjaan pasien.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Nomor Telp*
Diagnosis*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Kisah Pasien Kanker Tenggorokan

Mereka berasal dari berbagai negara di seluruh dunia yang pernah mengalami penderitaan yang sama akibat kanker. Namun, kini, dengan pengobatan minimal invasif yang efektif dan layanan berkualitas tinggi dari St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou, mereka telah mendapatkan kembali kesehatannya dan menjadi penyintas kanker. Di sini, mereka berbagi pengalaman dan kehangatan anti kanker kepada semua orang.

https://img2.asiancancer.com/uploads/allimg/2013/08/31/2-091846602.jpg
Huynh
Kanker laring
Intervensi + Cryosurgery
pasien kanker laring (HUYNH THI DINH) mengalami kekambuhan kanker setelah pengobatan selama 3 tahun di Hwang Ho Chi Minh, datang ke Modern Cancer Hospital Guangzhou menerima perawatan yang komprehensif, sehingga penyakit ini telah efektif dikendalikan
https://img.asiancancer.com/uploads/allimg/2015/04/23/1-085751473.jpg
Prasit Sumonta
Kanker laring
Intervensi + Cryosurgery
Prasit Sumonta merupakan pasien kanker laring asal Thailand. Setelah menjalani 2 kali Intervensi dan 1 kali Cryosurgery di Modern Cancer Hospital Guangzhou, dalam waktu 20 hari tumor yang ada di bagian lehernya tersisa 1/5.
Form IconHubungi Kami
Nama:
Nomor Telp*
Diagnosis*
Hasil pemeriksaan*
Kantor Perwakilan
Jakarta Office
0812 9789 7859
0877 7739 2017
Surabaya Office
0878 5565 5699
Medan Office
0813 1888 5166
Makassar Office
0813 9999 5089
Batam Office
0852 8110 1081
Jakarta Office
Surabaya Office
Medan Office
Konsultasi
WA